E - Section 3 (Changmin)

131 17 2
                                    

Aku menggenggam tangan Xiao erat. Tangannya benar-benar dingin, sesekali bergetar. Tampak sekali kalau dirinya sedang gugup. Tidak salah sih, diriku sekarang saja juga gugupnya bukan main.

Hari ini aku memberanikan diriku untuk menghadap ayahku. Apapun resikonya, aku berjanji akan menanggungnya. Apapun yang terjadi, aku akan tetap memperjuangkannya.

Muka ayah mengeras, matanya menatap nyalang. "Kau sudah gila, ya?!"

Xiao sedari tadi menunduk, mungkin merasa menjadi seorang destroyer. Namun aku tetap kukuh, berusaha tidak sedikitpun terguncang.

Ayah mengacak rambutnya kasar. Beliau beranjak dari singgasananya, mendekati Xiao dan mendorong bahunya. "Seharusnya aku tidak pernah membiarkan dirimu membawa dia."

Mataku menatap semakin tajam, "Jangan anggap dia sebagai bonekamu!"

Ayah menghela napas malas, kemudian memanggil para penjaga. "Hei, singkirkan boneka jalang ini dari hadapanku."

Para penjaga yang sudah menyaksikan drama yang terjadi hanya bisa melihat dengan pandangan bingung.

"Apa yang kalian lihat hah?! CEPAT!"

Xiao sudah diseret keluar, bahkan sebelum aku sempat mencegahnya. Tanganku juga ditahan, aku hanya mampu melihatnya.

"Changmin!" panggil Xiao, ia terlihat seperti akan menangis, juga berusaha melepaskan diri dari seretan penjaga.

Aku juga berusaha melepaskan diriku, aku harus menggapai Xiao lagi. Ia tidak bisa mendapat perlakuan seperti ini.

Masih dalam keadaan terkekang, ayah menghadap tepat di depan mukaku. "Sekarang lupakan dia. Jangan pernah melihatnya, jangan pernah mencarinya lagi. Atau ia akan dapat masalah. Oke?"

Aku tak sanggup melawan lagi.

"Good boy." Ayah mengusap kepalaku.

Xiao, aku akan mendapatkan dirimu kembali.

🍁🍁🍁


[1] Dear Diary | Cheng Xiao Q ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang