Part B - Misery

212 41 2
                                    

Lebih dari seminggu sudah aku terkurung di sini. Melakukan pekerjaan yang seharusnya tak dikerjakan oleh orang seumuranku. Dan sekarang aku malah harus ikut menyambut Putra orang yang sudah menyiksaku.

Aku memang gila.

Di depan ruanganku yang gelap dan pengap, sekarang sudah tidak pengap sih, aku berdiri. Di samping Kak Hyunjung, kami menanti kehadiran Tuan Muda Ji.

Layaknya diriku yang biasanya, aku tidak merasa begitu spesial. Toh aku hanya disuruh berdiri dan tersenyum saja.

Beberapa waktu kemudian, aku bisa mendengar suara hentakan kaki. Aku tafsirkan itu adalah anak si tua.

Aku lumayan kagum karena dia hanya menggunakan sepatu sneakers, berbeda dengan si tua. Penampilannya begitu kasual seperti layaknya remaja seumurannya.

Dan perlu kuakui juga, wajahnya benar-benar imut dan menggemaskan seperti yang dikatakan oleh Kak Hyunjung. Ditambah dengan lesung pipit di sebelah kanan yang muncul ketika ia tersenyum pada beberapa pelayan.

Lalu aku sadar sesuatu.

Aku mengenalnya. Dia adalah temanku di sekolah.

"Ayah, rupanya kau membawa orang baru," ucapnya pada si tua.

"Eoh?" balas si tua bingung.

Dia tak menjawab pertanyaan ayahnya, dan menghampiriku. "Xiao, apa yang dirimu lakukan di sini?"

"Kyu?"

Semua yang ada di sana terkejut.

🍁🍁🍁

"Ayah, kau sudah gila? Kau mempekerjakan teman sekelasku? Sebagai hiburanmu?"

"Hei, beraninya kau tidak sopan pada ayahmu sendiri!"

"Ayah, bagaimana kalau kita membuat perjanjian?"

"Eoh?"

"Aku akan membawanya. Sebagai gantinya, aku akan menurutimu."

🍁🍁🍁

"Xiao-ya, dirimu akan aman bersamaku!"

"Hah?"

"Kita akan membuat perjanjian."

🍁🍁🍁

[1] Dear Diary | Cheng Xiao Q ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang