1. sun

5.6K 645 166
                                    

Someone's POV

Di semua kehidupan pasti ada yang namanya kematian dan kelahiran, muda dan tua, kebaikan dan kejahatan, kejujuran dan kebohongan, pria dan wanita, dan sebagainya.

Semuanya telah diatur sedemikian rupa, sangat rapi dan tak seorang pun dapat mengubah kodrat dari alam.

Semua bagian dari kehidupan pun memiliki peranan mereka masing - masing.

Manusia adalah salah satu bagian kehidupan dari alam semesta. Tak ada seorang pun mengerti apa yang ada di dalam benak dan hati manusia.

Manusia memanglah makhluk yang rumit.

Namun sebuah takdir dan nasib bisa dirubah dengan bagaimana hati dan pikiran manusia itu berjalan.

Aku seorang yang apatis, seseorang yang mencoba untuk tidak peduli terhadap sesuatu hal yang terjadi.

Aku tidak ada niatan sedikitpun untuk mengerti manusia. Karena mau bagaimanapun, aku tak pernah tahu atau paham bagaimana sifat dari manusia. Karena aku telah kehilangan sebagian yang ada dari sifat manusia itu sendiri, yaitu simpati.

.

.

.


AUTHOR'S POV

"Jeongin bisakah kau membantuku untuk membuang sampah itu ke pembuangan sampah di halaman belakang?"

Ucap seseorang yang datang sambil membawa dua kantung sampah.

"Maaf, tapi aku sedang mencatat pelajaran"

"Yaaah, beneran gak bisa?"

"Ya" Jeongin mengangguk sembari tetap fokus dalam kegiatan mencatatnya.

"Tak bisa kah kau berhenti mencatat sebentar dan membantuku terlebih dahulu?" orang itu mulai mempertinggi suaranya.

Jeongin menatap orang itu lama.

Sebelum akhirnya ia meletakkan pensil yang ia genggam di atas buku catatan yang belum selesai itu.

Jeongin menghela nafas sebentar. Kemudian, mengukir senyuman di bibirnya.

Iya, itu senyum yang dipaksakan.

"Baiklah"

Orang itu mengoper kedua kantung sampah itu ke Jeongin, "Makasih, Jeongin!" ucapnya sambil memeluk Jeongin.

Jeongin mengangguk.

Dengan kaki panjangnya Jeongin beranjak keluar dari kelas sambil membawa kantong sampah di kedua tangannya.

Memang di kelas hanya tinggal mereka berdua. Mahasiswa yang lain sudah pada pergi.

Siswa itu atau yang bernama Dohwan ada disini karena hari ini adalah tugasnya untuk piket di ruangan ini. Sementara, siswa yang lainnya membiarkan Dohwan bekerja sendiri.

Namun, yang menjadi masalah adalah Jeongin tidak piket hari ini.

Dan mungkin Dohwan tidak tahu, jadi ia menyuruh Jeongin. Jadi apakah kita akan menyalahkan Jeongin yang tidak berbicara? akupun tak tahu.

Sebelum benar-benar menghilang dari sana, Jeongin bisa melihat Dohwan atau bisa dibilang temannya itu dengan asyiknya kembali mengotak-atik hp nya sembari duduk santai di atas meja.

Jeongin tersenyum getir.

'Susah ya jadi orang baik'

Jeongin itu bukanlah orang yang sabar. Ia hanyalah orang yang tidak bisa megutarakan isi hatinya.

Eternal; Minho x Jeongin「✔」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang