AUTHOR'S POV
Sehabis pulang kuliah, inilah waktu bagi mereka untuk berleha-leha.
"Jeongin, mau minum apa?" tawar Minho yang sedang mengobrak-abrik pantry ruang makan.
"Gak usah repot-repot hyung" jawab Jeongin sedikit teriak, karena dirinya berada di ruang tengah. Walaupun ruang tengah dan ruang makan tidak terpisah cukup jauh.
"Sekali lagi aku bilang kalau kau gak ngerepotin" sedikit jeda sebelum Minho melanjutkan kalimatnya, "aku hanya ingin melakukan sesuatu daripada gabut".
Jeongin memaklumi alasan Minho, lagipula dia sudah menawarkan. Jeongin menoleh pada Minho yang sedang menunggu jawabannya dari kejauhan, "Aku susu putih aja".
"Hangat?" tanya suara di sebrangnya.
"Iya" jawabnya sambil mengangguk.
"Makasih hyung" Minho tidak membalas, ia hanya tersenyum di balik punggungnya.
Sembari menunggu minumannya datang, Jeongin mengeluarkan sebuah buku miliknya. Bukan buku diary, ini hanya seperti buku kecil untuk coret-coretan.
Tangan panjang nan lentik itu menggores kertas dengan pensilnya secara halus. Jeongin kadang tersenyum, kadang bingung memikirkan apa yang ia ingin tulis.
"Acak-acakkan sekali tulisanku" gumam Jeongin memperhatikan isi bukunya.
"Kau sedang menulis apa?" tanya Minho dari belakangnya, yang sempat membuat Jeongin kaget.
Segera, Jeongin menutup bukunya tidak ingin siapapun melihatnya termasuk Minho.
Jeongin menyengir, "Hanya coret-coretan, gabut juga soalnya hehe"
Minho hanya ber-oh ria. "Ini susunya" ia meletakkan segelas susu putih itu di meja dan segelas jus berwarna merah tentu untuk dirinya sendiri. Lalu Minho mendudukkan dirinya di sofa.
"Makasih hyung" yang dibalas gumaman pelan oleh Minho.
Jeongin yang sedang duduk di karpet pun, mendongak melihat kakak tingkatnya yang belakangan ini selalu travelling di otaknya.
Jeongin mengernyit bingung, "Hyung kenapa keliatan lelah sekali?"
Ekor mata Minho melirik adik tingkatnya. Ia menggeleng, "Ani".
"Padahal hanya membuat minuman tapi sudah kelihatan lelah, lemah" Cibir Jeongin, men copy paste ucapan Minho sebelumnya pada dirinya.
Minho tertawa yang tentu mengundang perhatian Jeongin untuk melihatnya.
"Kenapa tertawa?"
"Aku gak ketawa" balas Minho yang masih tertawa.
"Itu lagi ketawa"
"Oke, oke..aku sedang tertawa"
Minho menegakkan tubuhnya lalu menundukkan sedikit kepalanya, bertemu dengan wajah Jeongin yang sedang mendongak.
Terbuai saling menyelami manik indah kedua mata masing-masing.
Kemudian, Minho hanya tersenyum.
Pipi Jeongin memanas. Ia salah tingkah, namun dia mampu menahannya.
Setelah beberapa detik, Minho memutuskan pandangan mereka, lalu mengacak surai rambut kecoklatan Jeongin dengan tangan kirinya.
Tangan kanannya ia gunakan untuk memegang jusnya, dan meminumnya dengan cepat.
Jeongin menunduk malu, menyembunyikan wajahnya yang sudah sepenuhnya memerah. Sungguh ia sangat bingung dengan sikap Minho. Apa boleh Jeongin berharap?
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal; Minho x Jeongin「✔」
Fanfiction↬Tentang Jeongin yang dapat memanipulasi cuaca. Setiap kali perasaannya mulai bertingkah, badai petir tercipta. Dan hanya Minho yang bisa menenangkannya. •Lee Minho X Yang Jeongin •Underrated ship •Semi-baku •Drama end: 20190718