AUTHOR'S POV
Cuaca hari ini di kampus...
Sangat hangat.
Disarankan bagi kalian untuk keluar dari ruangan, dan menjemur diri kalian di luar. Mempertemukan kulit kalian dengan cahaya matahari yang sangat hangat dan tidak terik.
Seperti Minho dan Jeongin sekarang.
Berada di tengah taman universitas, dan terduduk di salah satu bangkunya. Jika tidak mengingat ini adalah halaman universitas, kalian pasti akan berfikir kalau mereka berdua sedang piknik.
"Kelas kita mulainya masih lama kan?" tanya Minho basa basi menggolerkan kepalanya di atas meja taman itu. Layaknya seorang pemalas.
"Iya, satu jam lagi baru masuk" Jeongin menggeleng pelan menatap kelakuan kakak tingkat yang berada di hadapannya itu.
"Kalau begitu," Minho mengangkat dagunya dari meja dan menegakkan tubuhnya. Membuat Jeongin bertanya-tanya.
"Apa?"
Minho mengangkat ujung sebelah bibirnya. Lalu, mengambil tas ranselnya dan mengeluarkan sebuah buntelan, yang mampu membuat Jeongin kembali menggelengkan kepalanya.
"Itu..dalemnya apa?"
Minho mengangkat sebelah alisnya, "tebak"
Jeongin mendengus, "Hmm.. mainan?"
"Nope"
"Hmm ma–"
"Makanan dalemnya" Potong Minho dan langsung membuka buntelannya, menampakkan dua kotak makan.
Jeongin kembali mencibir Minho, "Disuruh tebak, malah dijawab duluan cih"
Hanya sebentar ia kesal, karena sedetik kemudian Jeongin membuka mulutnya kagum ketika isi kotak makanan itu terpampang nyata di hadapannya.
Sementara, Minho tersenyum bangga melihat reaksi Jeongin, meskipun senyumnya menjengkelkan.
Entah sudah berapa kali Minho memasakkan Jeongin makanan, dan entah sudah berapa kali juga Jeongin memuji masakkan Minho. Karena jujur kemampuan memasak Minho itu melebihi rata-rata.
"Wah makanan rumahan" Jeongin menatapnya dengan binar-binar di mata.
"Kapan kau menyiapkannya hyung?" tanya Jeongin.
"Saat kau masih tertidur" Minho menjeda perkatannya, "Aku ingin kau makan banyak"
Minho terkekeh dan Jeongin menatap kakak tingkatnya terharu. Karena jarang sekali ia mendapat perlakuan seperti ini dari orang lain.
"Jadilah kakakku atau suamiku atau apapun itu, aku rela makan masakan hyung setiap hari sampai aku mati"
Minho tertawa mendengarnya, "apa bedanya aku dengan koki pribadi kalau begitu?"
Suara tawanya begitu renyah, mengundang siapapun untuk ikut tertawa. Tidak terkecuali untuk Jeongin.
Minho memang seperti itu, bersikap seolah tak peduli namun menunjukkan kepeduliannya dengan sebuah perbuatan nyata.
Bola matanya terlihat ramah,
pipi merahnya yang akan terlihat jika ia sedang malu karena dipuji, membuat Jeongin merasa nyaman di dekat Minho."Koki pribadi tidak serajin dan sepintar hyung hehe," Jeongin ikut tertawa menampakkan behelnya yang sangat pas dengan dirinya. Lucu.
"Udah mujinya, sekarang makan aja sana" Minho kembali berbicara datar, "Makasih ngomong-ngomong atas pujiannya" lanjut Minho.
Aduh, Jeongin suka sekali sikap tsunderenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal; Minho x Jeongin「✔」
Fanfiction↬Tentang Jeongin yang dapat memanipulasi cuaca. Setiap kali perasaannya mulai bertingkah, badai petir tercipta. Dan hanya Minho yang bisa menenangkannya. •Lee Minho X Yang Jeongin •Underrated ship •Semi-baku •Drama end: 20190718