AUTHOR'S POV
Chan baru selesai mandi. Dengan handuk yang ia punya, ia mengeringkan rambutnya yang basah. Lalu, mengambil baju di dalam lemarinya.
'Jeongin ulang tahun kah?'
Seperti biasa, baju keseharian Chan adalah hitam-hitam. Lebih tepatnya sleveless hitam dan celana training hitam.
'Apa ya? kok kayak ada yang kelupaan?' batin Chan berbicara pada diri sendiri.
Sebuah suara notifikasi dari hpnya membuat perhatiannya teralihkan. Dengan cepat ia mengambil hpnya, membuka pesan itu.
Dahinya langsung berkerut membaca pesan tersebut.
Lixxie
|Hyung, mereka mulai bergerak
|Cepat! Jeongin dalam bahaya'Oh'
Akhirnya Chan mengingat sesuatu, "Oh iya astaga!"
"Bagaimana aku bisa lupa" ucap Chan mengetuk kepalanya sendiri. Dengan cepat ia mengambil coat hitamnya. Bergegas ke rumah Jeongin.
Namun sebelum melangkah lebih jauh lagi, sosok Minho telah mengahadang Chan yang baru keluar dari kamarnya.
Chan lagi-lagi mengerutkan dahinya.
Tidak mengindahi keberadaan Minho, Chan memilih untuk bergerak melewati kiri Minho.
Namun terhenti, karena Minho kembali menghadang Chan dengan bergerak ke kanan.
Chan menatap Minho jengkel. Lalu bergerak ke kanan. Minho kembali bergerak ke kiri.
Begitu seterusnya.
"Iissh, jangan menghalangiku Minho" ucap Chan kesal.
"Hyung, jelaskan dulu semuanya" titah Minho dengan nada tidak bersahabat.
Chan menatap adiknya kesal. Sungguh, dia sedang terburu-buru.
"Jelaskan apa Minho?" tanya Chan mencoba berbicara baik-baik.
Lantas, Minho menunjukkan kertas yang tadi ia temukan tepat di hadapan Chan.
Dahi Chan merengut melihat kertas yang Minho tunjukkan.
'Ahh ternyata'
Itu kertasnya, sepertinya terjatuh ketika ia merapikan berkas miliknya. Yang secara 'tidak sengaja' Minho temukan.
"Bisa kita jelaskan nanti, Minho. Jadi biarkan aku pergi" ucap Chan dengan nada tenang, ia tidak mau emosinya tersulut karenanya.
"Gak bisa nanti, hyung. Ini kenapa ada nama Jeongin?" tanya Minho tidak membiarkan Chan untuk pergi.
Ya sebenarnya Minho itu cukup keras kepala. Batu anaknya.
"Sebenarnya tujuan hyung kesini itu apa?"
"hyung, apa yang akan kau lakukan pada Jeongin?"
Chan mengusap wajahnya frustasi.
"Ini pekerjaanku"
"Justru karena ini kerjaanmu aku gak tenang" balas Minho lantang dengan suara yang meninggi.
Tentu Chan kaget, tapi ia tidak punya waktu untuk meladeni dan menjelaskan semuanya pada Minho. Oleh karena itu, ia lebih memilih untuk melewati tubuh Minho di depannya dengan paksa.
Jika cara halus tidak bisa, maka ia akan memilih cara kasar.
Belum sempat Chan memegang kenop pintu apartemen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal; Minho x Jeongin「✔」
Fiksi Penggemar↬Tentang Jeongin yang dapat memanipulasi cuaca. Setiap kali perasaannya mulai bertingkah, badai petir tercipta. Dan hanya Minho yang bisa menenangkannya. •Lee Minho X Yang Jeongin •Underrated ship •Semi-baku •Drama end: 20190718