6. leaf

2.2K 397 88
                                    

AUTHOR'S POV

Tok tok

Jeongin mengetuk pintu apartemen Minho.

tidak perlu menunggu lama, pintu itu terbuka. Tentu bukan Minho yang membukanya. Itu Chan.

Chan menatap Jeongin lega.

"Wahh, gak di duga kau datang, Jeongin" Ucap Chan membuka pintu itu lebar, mempersilahkan jeongin untuk masuk.

Jeongin bisa melihat muka lelah Chan atau bisa kita sebut berantakan.

"Hyung kau kenapa? Dimana Minho hyung?" Chan kelihatan panik, jadinya Jeongin ikut panik.

Chan mengerti.

"Aku gak kenapa-napa. Dan bagus kau datang. Aku ada urusan penting. Bisa kau jaga Minho? dia sedang sakit. Dia ada di kamarnya. Oke?"

Ucap Chan dengan cepat, tidak lupa ia mengambil tasnya yang ada di sofa.

"A-anu ak–"

"Langsung aja ke kamarnya. Makasih Jeonginn! Bye!"

Brakkk

Pintu itu tertutup begitu saja.

Sedangkan jeongin masih mencerna kata-kata Chan barusan.
"What th–"

Jeongin mengusap wajahnya kasar.

Dengan ragu ia melangkah ke kamar kakak tingkatnya itu. Dalam benaknya ia berfikir, apa sakitnya parah?

Jeongin memberanikan diri membuka pintu kayu tersebut.

Matanya langsung tertuju pada gumpalan di atas kasur yang sedang tertidur pulas.

Jeongin mendekati kasur itu. Tersenyum tipis melihat kakak tingkatnya itu yang sedang tertidur.

Lalu meringis kecil, ketika melihatnya mengerutkan wajah entah karena kesakitan atau sedang bermimpi buruk.

Jeongin meletakkan tas ranselnya di samping nakas. Lalu, membawa kakinya ke samping tempat tidur Minho.

Lagi-lagi dengan keberaniannya, Jeongin genggam tangan Minho. Mengelusnya pelan dengan ibu jarinya. Mengalirkan ketenangan sehingga wajah Minho kembali terlihat tenang.

Jeongin tersenyum lembut melihat genggaman tangannya di balas lebih erat.

Ia mendudukan dirinya di lantai samping tempat tidur Minho. Kembali matanya menyusuri wajah Minho yang lucu ketika sedang tertidur.

"Hyung, maaf" Jeongin mulai berbicara sendiri.

"Gara-gara aku, hyung jadi sakit"

Jeongin mengelus rambut Minho lalu menyisirkan poninya yang menutupi matanya itu ke belakang dengan pelan, takut membangunkan orang di hadapannya itu.

Tersadar akan apa yang dilakukannya, Jeongin menarik kedua tangannya, melepaskan genggaman tangan mereka.

Jeongin tertawa canggung di dalam keheningan.

"K-kata Chan Hyung aku di suruh menjagamu. K-kalau b-begitu selamat tidur!"

Ucap Jeongin pelan, lalu pergi dari kamar Minho.

.

.

.


Chan memasuki ruangan gelap itu dengan terburu-buru.

Lalu, menduduki dirinya di salah satu kursi pada meja panjang itu. Menghadapkan dirinya ke layar proyektor yang senantiasa menyala, menjadi sumber cahaya satu-satunya.

Eternal; Minho x Jeongin「✔」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang