23. snow

1.2K 242 63
                                    

AUTHOR'S POV

Minho terduduk diam di pinggir kasurnya.

Pikirannya melayang terbang entah kemana. Yang saat ini ia pikirkan hanyalah Jeongin, Jeongin dan Jeongin.

Dirinya terus menggerakan kaki telanjangnya tak tenang. Tentu dengan keringat dingin yang mulai mengucur di keningnya.

Minho kenapa?

Tebakkan kalian benar. Minho mendengar seluruh percakapan mereka yang berada di luar.

Jeongin diculik?

Dan hanya Minho yang tidak mengetahui berita itu?

Ia sangat membenci dirinya saat ini.

Jika kalian mengingat kembali Minho sebelum bertemu Jeongin, Minho yang terkenal apatis. Sekarang seorang yang apatis itu sedang khawatir sampai ubun-ubun karena seseorang. Tidak semua perubahan berakhir buruk bukan?

Minho mengepalkan kedua tangannya. Jika ia tidak diberitahu apa-apa, berarti tidak salah bukan kalau ia pergi dari sini menyelamatkan Jeongin tanpa memberi tahu yang lainnya?

Sungguh perasaan Minho sekarang ini sedang tidak enak entah karena apa.

Minho berdiri dari kasurnya, mengambil beberapa barang yang ia kira akan berguna.

Langkahnya berakhir di depan meja belajarnya, menatap sendu sebuah kincir angin berwarna biru muda dan kamera di sampingnya membuat sebuah pikiran terlintas di otaknya.

Minho tertawa miris, "Aku tidak pernah menyangka akan keluar dari zona nyamanku."

Sekarang sudah jam 2 pagi, Minho mengintip sebentar lewat celah pintu kamarnya. Ada Seungmin yang sedang berbicara sendiri. Ah, Minho tahu ia pasti sedang berbicara dengan Felix.

Minho menutup pintu itu kembali. Melangkah kecil menjauhi pintu menuju jendela kamarnya.

"Tunggu aku, Jeongin."

.

.

.

Jeongin yang tertidur langsung terjaga, mendongakkan kepalanya begitu mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya.

"Chan hyung?" Panggilnya ragu.

Bolehkah Jeongin berharap sedikit, "Minho hyung?"

Tidak ada sahutan.

Siluet hitam terus berjalan ke arahnya.

"Siapa?" Jeongin menelan ludahnya kasar.

"Kejutan HAHAHAHAHA."

Lagi-lagi Jeongin harus menelan perasaan kecewa karena yang datang ternyata namja tua yang menculiknya.

"Kau kecewa bukan, karena yang datang adalah aku? Karena mereka tidak menyelamatkanmu? Ya kan?"

Yang Hyunsuk mendekatkan dirinya ke jeruji Jeongin. Sementara Jeongin membuang mukanya tidak ingin berurusan lebih jauh dengan orang di hadapannya.

"Keberanianmu sudah tidak ada kah?" Yang Hyunsuk tersenyum remeh.

Hyunsuk menyatukan alisnya ketika Jeongin justru kembali mempertemukan tatapan mereka, menatap Hyunsuk dengan tajam.

Hyunsuk menarik ujung sebelah bibirnya, "Masih berani juga ternyata.."

"Bagaimana jika sebelum kau ku jual, kita bermain-main dulu?"

Eternal; Minho x Jeongin「✔」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang