AUTHOR'S POV
"kanker darah."
Minho memijit hidungnya lelah mendengar dua kata yang keluar dari mulut Felix, "kenapa kalian selalu membuatnya terdengar menyeramkan?"
"Hah?"
Minho menutup kedua matanya, tak lupa mengangkat jari telunjuknya seolah sedang menjelaskan sesuatu pada seorang murid.
"Aku lebih suka menyebutnya Leukimia. Kalau kanker darah, itu seperti penyakit di buku-buku atau film yang sering aku lihat, terlalu mainstream bahasanya."
Felix terdiam sebentar. Ia tidak mengerti jalan pikir hyungnya itu.
'Bukan saat yang tepat untuk bercanda, hyung'
Namun sikap Minho seperti inilah yang selalu membuat Felix tambah merindukannya.
"Iyain aja wahai dokter Lee Minho."
"Calon lebih tepatnya."
Minho kembali tertawa gurih, membuat Felix menyadari bagaimana perubahan Minho yang semakin banyak tertawa itu, dan Felix ikut senang akan hal itu.
Minho kembali menghentikan tawanya, membuat keheningan kembali tercipta untuk sesaat, "Penyakitku tidak seberbahaya kedengarannya, Felix"
Felix tidak tahu apa maksud Minho membicarakan ini, apa hanya untuk membuatnya tenang atau ada alasan lainnya. Yang jelas ia tidak menyukai kebiasaan Minho yang selalu bersikap seolah ia tidak memiliki masalah apapun.
Felix berdeham, "Bisa hyung jelaskan, apa maksudmu. Aku tidak menerima kebohongan ngomong-ngomong"
Minho menyamankan punggungnya,
"Myelogeonous Leukimia Kronis, saat sel-sel abnormal akan berkembang secara perlahan yang kemudian bertambah dengan pesat sehingga mengurangi sel normal secara drastis. Itu yang membuatku rentan jatuh sakit dan membuatku hemofilia""Justru yang hyung ucapkan lebih terdengar membahayakan. Aku tetap akan menyebutnya kanker darah"
'Bukan ini yang seharusnya kita bicarakan'
Minho pasrah, lagipula ia tidak bisa melarangnya, "Berbeda dengan kanker yang lainnya, Leukimia gak bisa dibedain lewat tingkat stadium. Pengobatannya disesuaikan dengan seberapa besar perkembangan kanker itu" jelas Minho.
"Bagi pengidap kanker darah, mereka memerlukan pengobatan seumur hidup untuk bertahan" jelas Minho yang lagi-lagi terkejut akan kepintarannya sendiri.
"Apa jangan-jangan saat kau bilang pergi ke rumah sakit, tapi sebenarnya hyung.."
Minho mengangkat sebelah alisnya, "kapan?"
"Saat Minho hyung pergi dan hanya menyisakan Jeongin, Seungmin, dan Hyunjin di apartemenmu. Jeongin bilang hyung sedang membantu dosenmu"
"Ah, aku tidak terlalu ingat. Tapi benar, aku sebenarnya sedang menjalani kemoterapi rutin. Tolong rahasiakan ini dari mereka. Terutama Jeongin, aku tidak ingin ia mengetahuinya untuk saat ini" pinta Minho.
Felix lagi-lagi berdeham. Felix bukanlah seorang penyimpan rahasia, namun untuk kali ini ia rasa Minho punya hak untuk merahasiakannya.
Jujur, Felix sangat rindu berbicara dengan Minho. Tidak ada kata yang bisa menjelaskannya. Ia sangat sangat ingin bertemu, bertatapan langsung dengan Hyungnya itu. Apa bisa?
"Apa hyung akan mati?"
Minho mengangkat wajahnya begitu mendengar pertanyaan polos yang keluar dari mulut Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal; Minho x Jeongin「✔」
Fanfiction↬Tentang Jeongin yang dapat memanipulasi cuaca. Setiap kali perasaannya mulai bertingkah, badai petir tercipta. Dan hanya Minho yang bisa menenangkannya. •Lee Minho X Yang Jeongin •Underrated ship •Semi-baku •Drama end: 20190718