17. fire

1.4K 258 76
                                    

AUTHOR'S POV

Minho baru keluar dari kamar Chan.

Keadaan ruang tengah sekarang sedang kosong. Tidak ada Jeongin begitupula piring makanannya yang raib dari atas meja.

Minho berfikir bahwa Jeongin mungkin sedang tidur di kamarnya karena lelah.

Minho menghela nafas pelan. Padahal ia berniat untuk berbicara baik-baik padanya.

Jujur, Minho juga tidak kuat di abaikan seperti ini oleh Jeongin. Ia sangat ingin berbicara dengan Jeongin, bukan tentang sesuatu. Hanya ingin berbicara.

Namun begitu Minho ingin mengambil sesuatu di kamarnya, ia juga tidak melihat keberadaan Jeongin.

"Jeongin?"

Tak ada jawaban sama sekali.

Minho mencari Jeongin ke semua sudut ruangan di apartemen ini. Namun nihil, tidak ada tanda-tanda keberadaan Jeongin.

Kabut khawatir langsung muncul memenuhi pikirannya.

'Kau dimana Jeongin?'

Dengan terburu-buru, Minho keluar dari apartemennya. Berlari entah kemana untuk mencari keberadaan Jeongin yang bahkan tidak ada petunjuk apapun.

Minho yakin Jeongin tidak pergi jauh dari apartemennya.

Suhu yang dingin membuat uap keluar dari mulut Minho, beriringan dengan nafasnya yang tak beraturan.

Minho menumpukan kedua tangannya pada lututnya, lelah.

Nafasnya benar-benar tak beraturan sekarang.

"Jeongin... kau dimana?" ucapnya terputus-putus.

Minho sangat khawatir, apalagi ini sudah memasuki malam hari.

Bagaimana pula, saat ini Jeongin merupakan target dari seorang kriminal yang ingin memanfaatkan kemampuan Jeongin untuk perdagangan manusia. Minho tidak bisa membayangkan bagaimana ketika Jeongin benar-benar diculik. Minho tidak akan membiarkan itu terjadi!

Manik matanya mengamati tempat sekarang ia berada. Ternyata kakinya telah membawanya ke taman dekat apartemennya.

Hatinya entah kenapa merasa bahwa Jeongin berada disini.

Minho menarik nafasnya kembali. Bersiap-siap untuk mencari Jeongin disemua sudut taman ini.

Minho terus berlari.

Hingga...

Rasanya lutut Minho begitu lemas begitu menemukan Jeongin di balik pohon besar itu.

Dengan peluh yang masih mengucur, Minho langsung memeluk tubuh Jeongin dengan erat.

Minho tersenyum.

Hatinya lega.

"Akhirnya aku menemukanmu"

bisik Minho dengan nafasnya yang masih terengah-engah, membuat telinga Jeongin terasa hangat.

"Kenapa kau pergi begitu saja?" ucap Minho masih dalam posisi memeluk Jeongin.

Tangan kiri Minho yang berada di punggung Jeongin dan tangan kanan Minho yang menelusup di belakang kepala Jeongin, membuat tubuh mereka tidak berjarak sedikitpun.

Sementara Minho membiarkan kepala Jeongin berada di ceruk lehernya. 

"Apa kau tidak mengkhawatirkan dirimu jika dia berhasil menangkapmu?" tutur Minho dengan nada khawatir.

Lagi. Jeongin tidak membalas ucapan Minho maupun membalas pelukan Minho.

buuk

Minho melepaskan pelukannya begitu Jeongin mendorong tubuh Minho untuk menjauh dengan sedikit kasar.

Eternal; Minho x Jeongin「✔」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang