14

1.3K 84 2
                                    

"Gue duduk ya" Mila langsung duduk di bangku  yang semeja dengan Jio dan tanpa sadar Jio memberi tatapan kasihan padahal Mila pikir laki-laki itu akan marah pada dirinya yang menjadi darah daging orang yang menampar dirinya. Oke itu terdengar berlebihan.

"Gue ga suka ya liat tatapan lo." seru Mila tajam sedangkan Jio segera mendinginkan tatapannya.

"Gue udah biasa ga usah lo pikirin." Seru Mila membuat Jio melotot seketika. Dirinya saja belum pernah di tampar oleh mamanya, sebandel-bandel dirinya. Namun apa ini?! Hanya karena nilai?
"Lapor polisi Mil."
"Gue mau tinggal sama siapa Jio, Ibu gue kaya gitu tuh sayang sama gue."

"Lo bener-bener ya ga abis pikir gue sama lo."
"Jadi.... Lo mau kan ngalah sama gue."
"Ngalah apaan?"
"Soal nilai. Lo ga kesian sama gue?" Seru Mila mengedip ngedipkan matanya dan mengatup kedua tangannya memohon

"Kissing me and you get the high score in whole class."

"Don't you dare!" Gadis itu pergi dengan menghentak hentakan kaki sedangkan Jio tertawa melihatnya

"Itu Mila kan? Cewe cantik plus cewe pinter di sekolah ini?" Jio mengangguk lalu menatap sahabat sebangkunya itu dengan raut tidak terbaca

"Kenapa?" Tanya teman sebangkunya
"Emang lo ga denger rumor gue?"
"Rumor apa. Ga ada juga, mimpi famous lo ya."
"Iyain." dan Jio kembali melanjutkan makan siang dengan pikiran

Apa harus dia mengalah sekarang? Sepertinya bermain-main sebentar tidak akan masalah dan dia pastikan Mila juga tidak akan tersakiti lagi. Karena inilah tugas dia sekarang

Melindungi 4 Wanita. Ibunya, Nenenknya, Adiknya dan yang terakhir Mila

Singkat Cerita

"Ayo gue anter pulang."
"Gak. Lo mau di bunuh nyokap gue?"
"Enggak........salah lagi. Gece naik." Ucapan Jio membuat hati Mila menghangat, bodoamat dengan semua adik kelas yang menyukai laki-laki ini toh disini yang kakak kelas dirinya, sampai dia di bully tidak segan segan dia akan melaporkannya pada guru bk. Yang kebetulan guru bk disini tidak perduli siapa semua orang di dalam sekolah itu karena kabarnya dia dekat dengan donatur terbesar di sekolahnya itu jadi dia bebas memarahi siapa yang salah dan membela siapa yang tidak salah

"Makasih." seru Mila saat sampai di depan rumah nya, Jio melirik ke belakang tubuh Mila di sana ada yang menatapnya....kepo? Untunglah dirinya memakai helm

"Gue balik."
"Sana!" Usir Mila
"Gue cium lo."
"Ga takut wle." Mila menjulurkan lidahnya dan segera berlari ke dalam halama rumahnya dan Jio segera pergi dari perumahan itu ke arah tongkrongannya.

"Kemaren siapa?"
"Mila"
"Gue tau"
"Oh. Mila dulu dia paling pinter, tapi kelawan sama gue."
"Bajingan. Ngalah kenapa sama cewe apalagi emaknya kayanya galak banget, lo aja sampe di gamparkan apa jangan jangan dia di rumah juga?"

"Gue juga berpikiran hal yang sama."
"Dan lo masih tetep mau saingan?"
"Kayanya main main bentar gapapa."
"Awas aja sampe lo nyesel buat nyakitin."
"Ga tugas gue juga sekarang melindungi dia."
"Alah! Gombal! Awas aja tar gue liat si cewe mati gara gara belajar mulu."
"Kaga lah sialan."
"Lo yang sialan, bangsat." saut Herman setelah sedari tadi diam saja.
"Serah" saut Dimas yang sedari tadi bertanya.

Oke jadi gue udah buat jadwal tiap hari kamis. Kalo gue lupa mohon di spam

Enemy (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang