12

1.6K 82 7
                                    

"Saya putuskan mereka berdua saya skorsing selama 5 hari" putus guru BK. Jio tersenyum senang, senang bukan main malahan

"Tambah bu, tambah" bisik Fitri ibunda Jio, membuat guru itu bingung. Lalu semuanya terjawab karena Jio bukannya sedih ataupun kesal namun pemuda itu malah tersenyum senang

"Teruntuk kamu, pihak pemaksa, di tambah membersihkan toilet selama skorsing" dan detik itu juga Jio melotot

"Bu ga bisa gitu dong"
"Saya telah putuskan"
"Ga adil. Dia juga menikmatinya"
"APA YANG DINIKMATI JIO! ASTAGA" pekik Fitri sukses membuat ruangan itu rasanya ingin hancur

"Ayo pulang!" Fitri menarik telinga Jio dan membawanya pulang saat berucap terima kasih dan berlalu pergi

Beberapa hari kemudian


"Kamu masih diskorsing kan? Kenapa pake seragam sekolah?"

"Mila mau dateng ke sekolah Ma. Mau nanya aja sama temen udah sampe mana mereka belajar"

"Enggak. Kamu pingin ketemu dia kan!"
"Ma please. Dia kan di skorsing juga, mungkin sekarang dia ada di kamarnya" mohon Mila

"Biarkan saja sayang" seru laki laki yang masih terlihat tampan di umur nya yang sudah menginjak umur 45 tahun

"Yaudah. Jangan lupa les" Gea pergi kearah dapur sedangkan Mila menghampiri Papa nya dan mencium pipinya dan pamit pergi

Singkat Cerita

"Mila! Kamu ngapain disini?" Tanya Dafi
"Abis ngelurusin masalah Pak, bapak percaya siapa?"

"Kamu Mila" Mila tersenyum senang sedangkan, guru sekaligus teman mamanya itu tersenyum ragu, siapapun yang melijat CCTV itu pasti akan merasa itu bukti yang kuat

"Yaudah Pak, Mila pulang ya" Dafi mengangguk dan menatap Mila pergi

"Eh lo!" Teriak seseorang berhasil membuat Mila berhenti sejenak dan wajah seseorang itu pun ada di hadapannya sekarang

"Gara gara lo gue jadi bersihin kamar mandi tau gak!"

"Apasih! Gara gara lo juga gue di skorsing"
"Enak kalo skorsing doang, gue ditambah mau apa lo!"

"Ha? Bagus lah, kalo aja waktu itu lo ga narik gue ke rooptop ga akan terjadi ini semua"

"Sumpah ya lo! Ikut gue!" Jio menarik Mila ke arah tempat parkir gadis itu tidak bisa melawan, tubuhnya terlalu lemah karena melawan semua orang yang menuduhnya tidak tidak

"Mau kemana?!" Tanya panik Mila, Jio tidak ada niat untuk menjawab namun dia tidak kunjung melepaskan tangan Mila

Hingga mereka sampai di Warteg yang jaraknya sangat strategis yaitu dekat sekolah, jejeran perusahaan dan pasar. Bisa di katakan warteg itu adalah tempat tongkrongan Jio bersama teman teman gunungnya

"Woy Nardo, bawa cewe lo" Jio tersenyum, sedangkan Mila menatap Jio bingung

"Gionardo" jelas Jio yang labgsung di angguki Mila

"Minggu depan pergi gak?" Tanya salah satu teman Jio yang berambut panjang, jelas orang itu sudah lulus sekolah pikir Mila

"Rinjani?" Semua laki laki di sana mengangguk
"Coba tar gue tanya nyokap, bokap dulu. Doain aja"

"Iye iye."
"Bu saya mau semur Jengkol dua porsi pake nasi, pake sayur capcay sama apa lagi?" Tanya Jio mengabaikan teman nya sesaat

"Gue ga mau makan."
"Harus gamau tau, lo mau pulang cepet kan?"

"Nyebelin ya Lo. Yaudah ikan Lele aja sama sayur capcay"

"Jengkol gamau?"
"Gak!"
"Ganti bu Lele aja"
"Oke" seru ibu itu dan mulai menyiapkan

"Ngapain lo ke sekolah?"
"Seinget gue lo cuma di skorsing?" Lanjut Jio membuat Mila cemberut dan kali ini Jio mengaku Mila sangat lucu dengan bibir tipis yang maju beberapa senti, jangan lupa rambutnya pendeknya yang berterbangan terkena angin

"Gue mau lurusin masalah kemarin lah. Bisa dianggap apa gue!"

"Yaampun masalah itu doang. Semua orang kalo pacaran rata rata ciuman kali"

"Temen rumah gue enggak"
"Rata rata" seru ulang Jio bosan
"Emang tadi lo ngomong gitu?"
"Nih dek" Jio menatap jenggah kearah Mila
"Cakep cakep kurang konsen, jadi serem ya" seru Jio dan segera memakan makanannya

"Ini lo bayarin kan?"
"Iya santai"
"Uang gue di Atm soalnya"
"Hmm"

"Ini jalan Samudra bukan?
"Iya, kenapa emang?"
"Mampus. Nyokap gue kerja di daerah sini"
"Santai kali. Emak lo orang kantoran kan? Ga mungkin dia makan disini"

"Iya sih" Mila lanjut menyuap nasi dan menelannya dengan cepat, rasanya dia ingin cepat cepat pulang sekarang

Meski sepertinya, Mamanya tidak ada disana dirinya tetap saja takut. Karena setau dia, OB tempat Mamanya bekerja makan disini dan yang lebih parahnya lagi, supirnya juga sering makan disini...

Tunggu dulu, bukannya itu supirnya?

"MILA!" Teriakan yang sangat sangat Mila kenal dan seketika tubuhnya membeku

WIHHHH UPDATE LAGI DIBANTU TEMAN SEBANGKU KU, SI SINDI *TheTeacher WKWKWK. IDE NYA KECE BADAI BUNG

MAACIW MA PREN

Enemy (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang