20

1.1K 52 0
                                    

"Ayo balik, udah hampir pagi."
"Ga asik lo, gue biasanya balik jam 3"
"Lo tadi bilang ya cuma sampe jam 1, gue tinggal nih."

"Oke oke, tapi dingin."
"Perasaan dari tadi kita di ruang AC lo gak kedinginan, kenapa sekarang baru kedinginan?"

"Kode dia cuk." Sait Virgo.
"Ohh..." Jio mengambil jaket Rangga dan melemparnya pada Qiana.

"Lain kali bawa jaket sendiri, karena gue ga mungkin kasih jaket gue ke elo, gausah nanya alasannya, so berterima kasih lah sama Rangga." Qiana memutar Bola matanya

"Mang jangan bilang Mama ya, saya ga minum kok yang terpenting." Bohong Jio

"Ini anterin temen saya satu satu ke rumah, saya pulang naik motor." Lanjutnya

"Serius Den?"
"Iya, saya harus anterin dia juga."
"Awas ya Den kalo ga balik, eh balik balik bawa embanya melendung."

"Astagfirullah Mang, harusnya kita itu husnuzon bukan su'uzon."

"Iya deh, pokoknya saya pegang omongan Aden."

"Bener tuh Mang, cowo tuh pegang janji bukan anunya tar ke enakan lupa daratan deh ahhaha."

"Virgo!" Virgo masih sadar hanya saja jalan dia sempoyongan.

"Anter ke mobil lo ya, ayo Qi."
"Jangan manggil Qi dong, kaya Aki-aki kedengerannya."

"Mangkanya punya nama jangan ambigu."
"Iya tau yang namanya Gionardo El Mahendra"

Singkat cerita

"Mau masuk gak lo?"
"Enggak. Gue balik, salam sama nyokap lo."
"Eh siapa itu! Kaya Jalangkung!"
"Jelangkung Ma Je-lang-kung"
"Salah dikit. Jadi siapa ini? Mukanya kaya ga asing ya."
"Jio Tan."
"Oh!" Jawab Qana ibunda Qiana misterius.
"Yaudah pulang Tan." Jio salim dan pergi meninggalkan rumah itu dengan cepat.
"Kamu jangan lepas dia oke."
"Kenapa emang?"
"Dia itu model!"
"Model dimana?"
"LA."
"Lenteng Agung Ma?"
"Hus! Los Angeles Ana."
"Hah!"
"Iya dia itu model di luar negeri. Jangan lepas dia, deketin terus."
"Kok Mama tau."
"Karena Mama tau."
"Ih Mama serius! Kepo nih"
"Pokoknya jangan lepas!" Qana mencium kening putrinya dan pergi ke kamarnya.

Di tempat lain

"Aduhh Mama sakitt. Ya Aklah maapin Mama karena nyiksa Jioooo."

"Apa kamu bilang?! Nyiksa! Om kamu sampe nunggu berjam jam di Bandara gara gara kamu! Di telpon ga di angkat! Setidaknya kalo kamu ngasih kabar dong dia, jadikan bisa naik taksi!"

"Ya orang ke club ga kedengeran, eh."
"Kamu ke club lagi! Yang kamu sih pindahin dia ke LA jadi gini kan!" Tarikan di telinganya pun semakin tinggi

"Jio..." Suara Al terdengar sangat menyeramkan, Fikri yang sedari tadi cekikikan pun berdeham untuk angkat suara.

"Udah udah gapapa Pit, gue biasa kok nunggu, lo ga inget waktu gue ngejar ngejar Fanya ampe ke Mekkah?"

"Itu beda ya Bang! Ini anak ga abakalan kapok sampe anak orang melendung!"

"Astagfirullah." Ketiga laki laki itu berseru.

"Mah omongan do'a lho. Ga inget cerita rakyat, Malin Kundang."

"Itu di kutuk!"
"Jio ikut Papa." Fitri melepas jemerannya dan menatap anak pertamanya seakan akan berkata sukurin! Mati lo sama bapak lo!

"Kenapa ke club?" Tanya Al, laki laki itu membuka kacamatannya sambil menatap ke arah kolam renang

"Papa tau kamu udah 2 bulan ga kesana, tapi kenapa balik lagi? Ada masalah?"

Jio memutar otaknya untuk mencari alasan, tidak mungkin dia mengadu tentang Qiana yang mengancam keselamatan adiknya! Hell no! Dia bukan laki laki semacam itu. Selama dia bisa mengatasinya, dia akan melakukannya!

"Ada yang gancem?"

Tentu saja kedua tebakan Papanya benar! Namun dia tidak bisa mengatakan itu sekarang, karena masalah ini masih sepele lagian adik nya sudah kelas 3 tidak lucu bila dia harus pindah hanya karena masalah ini saja.

"Enggak Pa, temen ulang tahun di sana, yaudah di undang."

"Ohh, berarti aman ya seharunya, di bokking kan tempat nya?"

"Iya dong! Orang anak artis."
"Nanti Jio ulang tahun di club juga ya." Lanjut Jio, Al mengangguk dan kembali menggunakan kacamatanya. Membuat Jio tersenyum senang.

"Kamu sunat 2 kali dulu tapi." Lengkungan di bibir Jio pun terbalik.

Makasih buat yang masih baca dan menunggu saksikan kejutan kejutan yang akan datang yaw.

Oh iya! Kalo ada yang ga nyambung tolong di tanya karena akoh sendiri hampir lupa sama ni cerita. See you

Enemy (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang