Kedua adik kaka itu masuk ke dalam rumah dengan kebisingan yang selalu luar biasa.
"Taro sepatu lo yang bener Kak!"
"Iya rewel."
"Good.""Kok kalian pulang bareng? Nah ini baju siapa Ya?" Tanya Fitri sang ibu bingung.
"Baju calon mantu Mamalah."
"Pah Jia pingin cepet kawin kayanya."
"Iya Pah sama imam di masjid." Saut Jio membuat Al sang Ayah mengeleng geleng kepala. Kenapa anak perempuannya ini sangat sangat ngebet ingin nikah, namun tidak heran mengingat ibunya pun dulu seperti itu."Papa sih ga aneh sama Jia orang biang nya aja ada."
"Siapa pa?"
"Mammmm---" bekapan pun menepel di mulut Al"Jio kamu besok ada olimpiade kan? Cepet sana belajar."
"Oke Ma." Jio beranjak dari sofa untuk kembali mengambil tasnya.
"Mau kemana!"
"Mau belajar bareng lah Ma."
"Apaan yang ada jalan sama pacarnya Ma!""Dihh sirik, orang gue emang satu grub sama Mila, wleeee. Jio pergi assalammualaikum wr wb." Jio salim kepada kedua orangnya namun tidak dengan Jia dirinya malah menjitak kepala adiknya itu sampai meringis
"Salam yang bener. Jangan kaya Mama kamu pas dulu! Samlikum."
"Versi chat Pa. Ga aneh sih kan Jio anaknya.""Udah sana brangkat!"
Singkat cerita
"Lo hapalin yang ini, gue yang ini Ji."
"Oke Mil." Mila meminum greentea sambil membolak balikkan bukunya dengan perlahan, sedangkan Jio, sibuk memandangi Mila yang terlihat sangat serius membaca hingga kerutan di keningnya pun tercetak jelas, tangan Jio terulur untuk mengusapnnya, Mila yang merasakan itu menatap Jio perlahan, lalu tersenyum."Serius amat."
"Wajar dong, besok olimpiade."
"Wajar...tapi bisa kan ga usah sampe berkerut gitu keningnya." Mila mengangguk, sebenernya yang pikiran Mila bukan disana, entah kenapa rasanya dia sudah benar benar lelah sekali dengan semua yang dia hadapi, buku bukan lagi semnagat hidupnya.Rasanya ia ingin mati, lebih tepat nya menunggu kematian saja bagaimana?
"Mil, kalo banyak pikiran gausah di paksa, mending istirahat menang atau kalah itu udah biasa kok."
"Tapi hanya ini yang bisa buat Mama gue seneng." Jawab Mila lemah, matanya sudah mulai merabun. Jio menghela nafas panjang.
"Oke kalo itu mau lo." Jio terdiam entah apa yang harus dia lakukan selain mendukung Mila, benar benar membuat Jio pusing.
"Mil?"
"Ya?"
"Bokap lo ga bisa gitu, elo.."
"Nyokap keras, gue ga mau mereka berantem. Oh iya gue lupa, gue balik sekarang ya.""Ayo gue anter."
"Yaudah ayo." Mereka berjalan beriring iringan menuju motor dan motor berjalan dengan kecepatan di atas rata rata karena permintaan Mila.Singkat cerita
"Jio ayo siap siap!"
"Loh baru sampe loh Jio ini, cape otak Jio mah, mau tidur aja."
"Cepet! Ini mantan doi Mama dulu buat pesta karena perusahaannya ulang tahun.""Tetep aja cakepan Papa, Jio."
"Cemburu dia Yo. Iya, Papa mah terganteng di dunia sementara iniii." Fitri sang Ibu mencubit pipi suaminya gemas."Udah ah, lebay amat heran. Inget umur oi, hahahaha." Jio berjalan pergi menuju kamarnya.
"Anak durhaka, ga ada tidur ya, ganti baju, pake pakean yang rapih."
"Gamau nanti pada naksir, Jio mau sama Mila aja."
"Ererere cepetan sana! Mandi yang bersih!"
"Iya iya!" Bentak Jio, lalu cengengesan, Fitri melotot dan berlari menaiki tangga untuk mengejar anak pertamanya itu, namun karena memang kaki nya pendek langkah nya pun berbeda dengan Jio yang berlari dengan meloncati 2 tangga.
"Udah Yang, sini bantu pasang dasi."
"Tapi Yang, Jio itu kalo mandi lama. Gimana kalo...." Fitri menarik dasi Al yang sudah melingkar di lehernya, menaiki tangga untuk ke kamar utama. Al hanya bisa mengeleng geleng, dari dulu istrinya memang selalu saja mesum. Tapi biarlah Al juga menyukainya."Loh kenapa tarik tarikan?"
"Kita undur ya, abis isya aja berangkat nya, katanya kakak kamu cape abis berangkat."Shopping dulu nih ke Mall, lama amat si Mah."
"Stssss, pintu Mama ke kunci, bye." Jia yang melihat kepergian orangtua nya hanya bisa terbengong-bengong.
"Udah sering." Jia memilih bermain Haga saja di ponselnya
Backkkk
Maaf
Maaf
Maaf
Maaf
Maaf
Maaf
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy (OnGoing)
Teen FictionPLAGIATOR PERGI JAUH JAUH !!! Squel of Teacher __________________________________ Kamis Up. Private Story "Gue beri lo nilai bagus dengan hanya sebuah ciuman, gimana?" "Never!" "Oke cantik selamat berjuang." CopyRight©