"Gue tau gue ganteng, jadi jangan di tatapin ngumpet ngumpet mulu, terang terangan aja."
"Ge-er!" Mila kembali menyendokkan eskrim matcha nya ke dalam mulutnya.
"Kira kira bakalan ada polisi gak ya?"
"Ha kenapa? Gue punya Sim kok, santai aja Mil.""Bukan itu, ini kan masih jam belajar, siapa tau ntar kita di ciduk."
"Bagus lagi, tar sekalian gue mesra mesraan sama lo."
"Gila!"
"Gece makannya, kita masih harus ambil tas ke sekola,""Kenapa gak tadi bawa sekalian sih?"
"Rewel. Mending gue ajarin main game, lo kan hidupnya belajar mulu tuh, nah sekarang waktunya belajar main gameeee!!!" Seruan Jio membuat Mila terdiam, laki laki itu tidak pernah sesenang ini, apa game membuat mereka semua menjadi sesenang ini?"Emang main game bisa ngasilin duit?" Jio yang mendengar lata kata itu mengagguk cepat.
"Bisa lah, jual akun kitanya bisa sampe 1 jutaan."
"Hah? Ajarin gue cepet." Sait Mila senang sekaligus terkejut. Jio pun berpindah tempat duduk memberikan hpnya pada Mila dan mulai mengajarinya banyak hal dan Mila memang sangat pintar, dia bisa dengan cepat mengingat senjata senjata dengan warna warna peluru yang seharusnya dia pakai, bom yang bervariasi dan beberapa tempat dimana mobil berada.
Singkat cerita
"Sepi banget Yo."
"Hayolo Mil pak satpam juga ga ada!"
"Gue takut masuk ke dalem Jio."
"Tenang ada gue kakang perkasa."
"Justru elo yang gue takutin bego!"
"Yee, gue mah masih tau tempat, gue kalo main bukan di sekolahan, tapi di hotel bintang enam.""Baguslah, gue jadi tenang."
"Tapi bohong. Gue bakalan ngapainin lo di dalam ya, hmm lo mau woman on top atau man in top?""Jio please kalo kita ga masuk ke dalem bisa sampe mahrib disini."
"Gausah yuk, takut hilaf gue. Besok pake paperbag aja."
"Pulangnya berat oncom."
"Gue anter... Tunggu dulu Mil." Wajah Jio berubah menjadi pucat, apakah akan terjadi sesuatu? Jio mengambil ponselnya dengan terburu buru dan mendapati hpnya low karena mereka bermain game cukup lama dengan batrai yang memang sebelumnya tidak di isi full."Kenapa? Kenapa muka lo."
"Power bank lo ada? casan?" Tanya Jio tergesah gesah, laki laki itu terlihat tidak bisa diam."Tenang dong, lo kalo mau ngegam---"
"Please gue butuh, gue hari ini gak jemput Qiana, lo bawa diantara dua itu gak?" Hati Mila terasa teremas tunggu kenapa rasanya sakit?"Ada... Ada di tas gue." Jio segera berlari diikuti Mila yang sedang bingung dengan hatinya sendiri, dia sakit mendengar Jio yang begitu peduli dengan wanita lain selain dirinya, perasaan apa ini?!
Beruntung karena kelas mereka berada di lantai 2, Mila sudah tidak kuat berlari lagi.
"Mana?"
"Tunggu," masih dengan terenggah enggah Mila membuka tas nya dan mengambil charger dan memberikannya. Jio mengambilnya dan segera mencolokannya di sekitaran papan tulis.Gadis itu pun berinisiatif untuk mengambil tas Jio dan membawanya ke kelas kembali namun saat ia kembali Jio sudah tidak ada, hanya tersisa charger yang masih menggantung, Mila segera mencabut charger itu dan berlari turun ke bawah masih dengan membawa tas Jio, namun gadis itu tidak menemukan siapapun.
Kakinya berjalan dengan malas kearah halte dan menunggu kendaraan umum datang.
Di lain tempat
"Jia!" Senyum kecil Jia masih ada padahal pakaiannya sudah tidak berbentuk lagi, Jio yang melihat itu rasanya ingin menangis dia segera memeluk adiknya tanpa perduli bau itu akan menempel padanya.
"Kamu diapain?"
"Tadi kecebur got kak."
"Bohong."
"Serius aku, ayo pulang."
"Kamu ga mungkin pulang kaya gini Jia.""Terus gimana, aku malu juga sih pulang kaya gini hehe."
"Rumah temen kakak?"
"Kak Virgo? Ayok aja tapi bentar aku cuci tangan lagi." Jia pergi ke arah pos satpam untuk mencuci tangannya dan segera duduk di motor sang kakak.Perjalanan pun terasa sepi, Jio ingin bertanya namun sepertinya adik nya belum ingin bercerita, ini sudah pasti ada sangkut pautnya dengan Qiana dia ingin sekali memukul Qiana biarkan dia di kata apa namun ini sudah keterlaluan. Tapi dia masih butuh kepastian dari adiknya tentang siapa yang menyiramnya dengan air got seperti ini dia tidak boleh gegabah karena kemungkinann Jia akan mendapatkan hal itu lagi atau bahkan lebih!
"Rumahnya kosong kayanya."
"Terus kita kemana?"
"Masjid aja."
"Tapi kak, aku kotor banget."
"Kaki kamu gak kotor, kita pinjem aja toiletnya nanti kakak bersihin kalau perlu itu toiletnya.""Kak.."
"Ga ada jalan lain Jia, nanti kamu sakit kalau basah kuyup gini."
"Oke oke." Motor mereka pun melaju kearah masjid di dekat rumah mereka berharap semoga saja magrib masih lama datangnya."Loh ini kenapa?" Tanya seseorang, kedua adik kakak itu pun menengok kearah seseorang yang tadi bertanya. Namun saat melihatnya Jia berpandangan terkejut yang berbeda pandangan dengan Jio yang memandang mengejek sang adik.
Yoooooowowowowow balik lageh
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy (OnGoing)
Teen FictionPLAGIATOR PERGI JAUH JAUH !!! Squel of Teacher __________________________________ Kamis Up. Private Story "Gue beri lo nilai bagus dengan hanya sebuah ciuman, gimana?" "Never!" "Oke cantik selamat berjuang." CopyRight©