"Berikan padaku data seluruh tamu undanganmu."
"Mwo? Kau gila? Ada banyak tamu yang datang malam itu Kim Sang Bum."
Dua orang laki-laki yang bisa di bilang sahabat tampak sedang bersitegang yang entah memperdebatkan apa.
"Kalau begitu, tamu yeojanya saja!" Laki-laki yang di panggil Kim Bum itu masih tetap ngotot.
"Bagaimana jika dia itu pasangan dari tamu yang ku undang hah?"
"Tidak mungkin. Dia sendiri yang mengatakan padaku kalau dia sendirian malam itu." Kim Bum berucap penuh keyakinan, sementara Kim Joon si lawan bicara hanya bisa menghela napas. Ini sudah perdebatan mereka yang entah untuk ke berapa kalinya, yang membuat Kim Joon gerah berlama-lama berhadapan dengan Kim Bum yang menurutnya masih kekanakan.
Beberapa waktu lalu Kim Joon menggelar pesta ulang tahunnya yang ke 30, sekaligus perayaan atas pembukaan hotel baru miliknya. Kim Bum selaku sahabat tentu saja hadir di acara itu. Dan di sana Kim Bum bertemu dengan seorang gadis. Sejak saat itu, Kim Bum selalu saja merecoki Kim Joon, menanyakan tentang gadis yang Kim Joon sendiri juga tidak ketahui. Banyak tamu yang di undang malam itu, dan mereka datang bersama pasangan atau teman jika tak mau datang sendiri. Jadi tentu saja Kim Joon tak mengenal mereka semuanya.
"Hufh... Ya terserah kau sajalah." Lelah berdebat, Kim Joon memilih untuk mengalah. Toh kalau di pikir-pikir, Kim Bum memang di kategorikan adik oleh Kim Joon mengingat usia mereka yang terpaut dua tahun.
"Tapi aku tetap memintamu mengingat setiap yeoja yang datang pakai gaun hitam di acara pestamu itu."
Setelahnya, Kim Bum pergi meninggalkan kantor Kim Joon dengan perasaan kesal. Sementara yang di tinggalpun tak kalah kesal karena permintaan sahabatnya itu.
"Dia pikir aku ini Doraemon yang punya mesin waktu dan bisa kembali ke masa lalu?"
Luapan kesal Kim Joon masih saja belum reda beberapa saat setelah kepergian Kim Bum.
•••
"Pagi oppa." Seorang gadis langsung bergelayut manja di lengan Kim Joon saat melihat kakaknya sudah rapi dan bersiap ke kantor. Melihat tingkah adiknya, Kim Joon hanya membalas dengan kekehan pelan.
"Pagi juga chagia." Kim Joon memberikan kecupan hangatnya di kening sang adik.
"Ayo kita sarapan." Kembali gadis itu berucap sambil mengarahkan langkah mereka ke arah ruang makan.
Sesampainya di ruang makan, banyak menu telah tersedia di sana. Mereka langsung mengambil posisi dengan duduk berdampingan.
"Makan yang banyak oppa. Ini semua aku yang masak." So Eun, gadis itu bicara riang.
"Benarkah?"
Anggukan cepat dari So Eun menjawab pertanyaan Kim Joon. Lalu mereka memulai sarapan bersama.
"Oppa, kapan aku bisa mulai bekerja?" So Eun bertanya sambil memasukkan potongan roti ke dalam mulutnya.
"Nanti saja chagia. Nikmati dulu masa pengangguranmu. Bukankah selama ini kau selalu belajar dan belajar?"
Kim Joon tau adiknya memang seperti itu, belajar dan terus belajar. Tak heran So Eun bisa menyelesaikan kuliahnya lebih cepat dari waktu yang di tentukan dan mendapatkan nilai yang sangat memuaskan.
"Tapi lama-lama jadi pengangguran juga tak menyenangkan." Itu memang benar. Terhitung sudah sebulan So Eun berada di Seoul sejak kepulangannya dari London, dan hari-harinya hanya di isi dengan kegiatan rumah, sesekali keluar seorang diri karena dia belum memiliki teman di Seoul. Dan Kim Joon juga sangat sibuk, membuat mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Hanya di akhir pekan mereka bisa pergi bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She? (Complete)
FanfictionDi saat lelah dengan kehidupan menoton yang seperti tak memiliki tujuan, akhirnya Kim Bum menerima permintaan orang tuanya untuk bertunangan dengan yeoja pilihan mereka. Namun Kim Bum mulai dilema di saat ia secara tak sengaja meniduri seorang gadis...