Part 9

2K 246 19
                                    

Di tengah kebimbangannya, akhirnya Kim Bum memutuskan untuk tidak jadi ke rumah sakit. Ia tak mau goyah. Ia terlalu takut walau hanya sekedar melihat So Eun.

Tapi tujuannya bukan ke kantor, melainkan ke sebuah kafe untuk menemui seseorang.

Sesampainya di tempat tujuan, Kim Bum memilih duduk di sudut ruangan, tempat yang sedikit tertutup dari lalu lalang pengunjung. Orang yang di tunggunya akan datang dalam tiga puluh menit ke depan, karena kebetulan posisinya saat ini berjarak lumayan jauh dari tempat pertemuan mereka.

Setelah memesan minuman karena tadi Kim Bum sudah sarapan di rumah orang tuanya, Kim Bum merenung. Tak munafik kalau hingga saat ini Kim Bum masih mencemaskan So Eun. Ingin tau keadaannya. Tapi yang jadi pertanyaannya, apa sampai separah itu kondisi wanita yang sedang hamil muda?

Lalu kembali ia mengingat gadisnya. Apa saat ini ia juga mengalami hal yang sama seperti So Eun? Atau mungkin lebih parah dari itu?

Hufh... Kim Bum mengembuskan napas kasar. Bayang-bayang So Eun dan gadisnya muncul silih berganti mengisi kepalanya. Semua itu membuat kepala, jantung dan hati Kim Bum berdenyut nyeri.

Di tengah kepiluan hatinya, kembali ponsel Kim Bum berdering menandakan adanya panggilan masuk. Dan kembali nama Kim Joon tertera di sana.

"Aku tak jadi ke rumah sakit. Ada rapat mendadak di kantor yang tak bisa ku tinggalkan. Maaf." Kim Bum langsung bicara di saat Kim Joon belum sempat menyapanya.

Dan semua alasannya berbanding terbalik dengan kenyataan. Nyatanya saat ini Kim Bum sedang menunggu kedatangan tuan Kang, detektif yang di sewanya untuk mencari keberadaan gadisnya yang hingga saat ini masih belum membuahkan hasil.

"Tak apa Bum. Tadi aku hanya mengkhawatirkanmu karena belum  sampai, padahal tadi posisimu tak berapa jauh dari sini. Kalau begitu selamat bekerja. Aku tutup."

"Tunggu hyung." Kim Bum menyela cepat saat Kim Joon akan memutuskan sambungannya.

"Ya?"

Kim Bum kembali diam. Rasa khawatir dan ingin tau mengenai kondisi So Eun kembali menyeruak. Dan Kim Bum seolah bernegosiasi dengan pikirannya sendiri. Mungkin sekedar menanyakan kondisi So Eun saat ini tak masalah.

"Bagaimana keadaannya?"

"So Eun maksudmu?" Kim Joon di seberang sana menanggapi.

Kalau di saat keadaan sedang stabil, pasti Kim Bum sudah mengumpat Kim Joon yang menurutnya terlalu lama loading. Memangnya siapa lagi yang ingin ia tanyakan kalau bukan So Eun. Tapi saat ini Kim Bum hanya mengangguk lemah. "Ya."

"Dia sudah sadar. Sekarang sudah di pindahkan ke kamar rawat."

"Hmm. Syukurlah."

"Ya. Selamat bekerja. Semoga sukses bro." Kim Joon mematikan sambungannya setelah itu, meninggalkan Kim Bum yang kembali dalam kesendiriannya.

Kembali Kim Bum sibuk dengan pikirannya sendiri. Tapi paling tidak sekarang ia sudah lega setelah mendengar keterangan dari Kim Joon.

"Maaf aku terlambat."

Kim Bum yang tadi sibuk dengan lamunannya tersadar saat menyadari ada pergerakan di depannnya. Tuan Kang, orang yang di tunggunya saat ini telah duduk di hadapannya.

"Bagaimana perkembangannya." Bukannya tidak sopan, tapi Kim Bum seoalah kehabisan tenaga walau hanya untuk sekedar berbasa basi menanyakan kabar.

"Maaf. saya belum bisa menemukan keberadaannya. Apalagi informasi yang anda berikan tentang dia terlalu minim. Kami susah melacaknya."

Who Is She? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang