Sebelum berangkat ke kantor, Kim Bum mampir ke rumah Kim Joon. Sebelumnya Kim Bum sudah menghubungi Kim Joon, jadi ia tau kalau Kim Joon telah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali karena ada pekerjaan.
Entah kenapa, Kim Bum seperti tidak ingin Kim Joon tau kalau ia ingin menemui So Eun. Mungkin belum saatnya. Lagi pula Kim Bum sendiri masih bingung dengan dirinya yang entah kenapa selalu saja ingin melihat gadis itu.
Seperti biasa, Kim Bum memasuki rumah tanpa ada rintangan. Kakinya terus melangkah menuju lantai dua tempat kamar So Eun. Namun baru di pijakan anak tangga pertama, langkah Kim Bum terhenti saat mendengar suara...
"Huekh... huekh... huekh..."
So Eun terus saja mengeluarkan semua isi perutnya di westafel dekat meja makan. Badannya sudah terasa lemas, namun saat ini rumah tampak sepi karena pelayan mungkin sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sehingga So Eun hanya sendiri dengan segala kelemasannya.
"So..."
Langkah Kim Bum membawanya ke ruang makan, tempat suara yang tadi ia dengar berasal.
So Eun tidak sempat menjawab. Badannya mungkin akan merosot jatuh kalau Kim Bum tak memapahnya.
"Kau kenapa So?"
Raut khawatir terpancar jelas di wajah Kim Bum melihat So Eun tak berdaya duduk di salah satu kursi meja makan, tempat terdekat untuk Kim Bum segera mendudukkan So Eun. Kim Bum meraba kening So Eun, namun bukan panas yang terasa, melainkan dingin.
"Kau demam?" Kim Bum tak yakin, tapi ia tak tau harus bertanya apa.
Dalam lemahnya So Eun menggeleng, "Hanya kurang enak badan."
Kim Bum sendiri tak yakin dengan jawaban So Eun. Ia mengamati wajah So Eun yang pucat.
"Mana ahjumna? Kenapa mereka tidak kelihatan? Seharusnya mereka tidak boleh meninggalkanmu sendirian seperti ini."
Oke, mungkin Kim Bum panik melihat gadis yang... mungkin secara tidak sadar ia cintai, tinggal sendirian di rumah dalam keadaan sakit.
"Mereka ada di belakang. Ahjumna Park tadi pamit pergi ke pasar." So Eun sudah mulai tenang. Rasa pusing yang tadi sempat mendera berkurang saat ia telah duduk.
"Kau harus istirahat. Aku antar ke kamar. Ayo."
Kim Bum langsung menggamit tangan So Eun, namun So Eun menolak.
"Tunggu oppa. Aku ingin sarapan dulu."
Mendengar jawaban So Eun membawa Kim Bum duduk di samping So Eun.
Sebenarnya susah bagi So Eun untuk sarapan. Namun ia ingat anaknya, ingat perkataan Kim Joon yang menginginkan anaknya agar sehat. Walau tak berselera, So Eun memaksakan untuk tetap makan.
"Akan aku ambilkan."
Kim Bum bergerak dengan mengambilkan sarapan untuk So Eun. Ada omelet dan juga sosis goreng. Sementara So Eun hanya diam, menunggu dan membiarkan Kim Bum yang sibuk dengan pekerjaannya. Namun setelahnya So Eun di kagetkan dengan sepotong sosis yang berada di depan mulutnya.
"Aa." Kim Bum bertingkah seperti seorang ibu yang sedang menyuruh anaknya untuk membuka mulut.
Dengan perlahan So Eun membuka mulut. Ada rasa risih, namun malu yang lebih unggul saat Kim Bum berlaku manis dengan menyuapinya sepotong sosis.
"Gomawo oppa. Tapi aku bisa makan sendiri." So Eun bicara dengan mulut yang di penuhi potongan sosis, membuat Kim Bum tertawa kecil.
"Kau sakit, dan tubuhmu juga makin kurus. Apa kau kurang makan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She? (Complete)
FanfictionDi saat lelah dengan kehidupan menoton yang seperti tak memiliki tujuan, akhirnya Kim Bum menerima permintaan orang tuanya untuk bertunangan dengan yeoja pilihan mereka. Namun Kim Bum mulai dilema di saat ia secara tak sengaja meniduri seorang gadis...