Kim Bum berlari kencang memasuki rumah. Ingin menemui eommanya, appa, bila perlu haelmoni sekalian, walau Kim Bum yakin, pasti nanti akan dapat rentetan kalimat panjang yang membuat telinga sakit saat wanita tua namun masih sehat itu sudah bersuara.
"Duduk di sini Bum."
Itu suara appanya. Mengejutkan, karena appa, eomma dan haelmoni Kim Bum berkumpul dalam satu ruangan. Hal yang jarang terjadi di waktu seperti ini. Ini masih jam kerja, biasanya tuan Kim, appa Kim Bum berada di kantor, dan nyonya Kim juga tak jauh berbeda.
Berjalan tergesa, Kim Bum duduk di hadapan keluarganya. Beberapa saat keheningan terjadi. Kim Bum sibuk mengatur napas karena tadi ia ngebut di jalan, sesampainya di rumah juga berlarian masuk karena ingin segera menemui keluarganya yang ternyata di luar dugaan, mereka semua sudah berkumpul yang entah karena alasan apa.
"Ada yang ingin kau sampaikan?" Setelah lama diam memperhatikan, lagi tuan Kim bersuara, membuka obrolan di antara mereka. Dan Kim Bum? Entahlah. Karena terlalu banyaknya hal yang berputar di otaknya, membuatnya bingung sendiri, ingin memulai dari mana.
"Di mana dia?" Akhirnya Kim Bum memilih untuk menanyakan keberadaan gadis itu. Gadis yang tidak bisa di katakan gadis lagi karena ia telah merenggutnya malam itu. Gadis yang di temuinya pada malam perayaan ulang tahun Kim Joon.
"Siapa?"
"Gadis itu. Di mana dia? Aku ingin bertemu dengannya."
Pancaran mata seluruh penghuni ruangan tertuju pada Kim Bum. Jelas mereka tau maksudnya, tapi memilih untuk tidak bersuara. Belum lebih tepatnya. Bahkan haelmoni yang selama ini terkenal akan kecerewetannya mampu menahan diri untuk tidak mengeluarkan sepatah katapun.
"Apa yang ingin kau lakukan saat bertemu dengannya?" Lagi, tuan Kim yang bersuara.
Benar, apa yang akan di lakukannya saat ia bertemu gadis itu? Apakah ia akan sanggup untuk meninggalkan gadis itu seperti keinginannya semula? Dan apakah ia bisa? Apalagi gadis itu sekarang mengandung anaknya. Sedang aroma parfum gadis itu saja mampu membuatnya gila, apalagi jika bertemu langsung?
"Yang pasti aku ingin memastikan apakah benar dia orangnya atau bukan."
Tuan Kim berpikir sebentar. "Gadis yang kau temui saat malam perayaan ulang tahun Kim Joon bukan?"
Menganggu cepat, Kim Bum membenarkan. "Ya."
"Tapi, dari mana appa mengetahui semua ini?"
Menghela napas, tuan Kim terdiam sejenak. "Kim Joon. Ia datang dan menceritakan semuanya."
Kim Joon? Mendengar nama Kim Joon membuat Kim Bum terperangah. Apa sebegitu tidak sukanya ia terhadap hubungannya dan So Eun hingga harus menceritakan ini pada keluarganya?
"Dan sekarang appa yang bertanya padamu, lebih tepatnya ingin memastikan, karena kami tidak ingin menilai hanya dari mendengar cerita sepihak. Sekarang kami juga ingin mendengarnya darimu."
"Apa yang di katakan Joon hyung benar." Menghela napas, Kim Bum pasrah. Semuanya telah di katakan Kim Joon, dan ia percaya kalau Kim Joon tak akan merubah cerita.
Kembali semuanya terdiam untuk beberapa saat.
"Sekarang, appa sudah tau semuanya. Tapi, di mana appa menemukannya?" Benar, ini harus di pertanyakan, karena Kim Bum saja rasanya sudah mencari hampir ke penjuru Korea, namun tak menemukan keberadaannya.
Anak pintar, tuan Kim harus bisa merangkai kata menjadi cerita yang menarik. Tidak mungkin ia menceritakan hal yang sebenarnya seperti yang di katakan Kim Joon.
Ya, kemarin Kim Joon menemuinya. Dan apa yang di rasakan tuan Kim? Rasanya ia nyaris stroke saat mendengar anaknya menghamili gadis yang tidak di kenalnya. Tapi seiring jalan cerita, ia di buat semakin ternganga hingga langsung menghubungi istrinya saat itu juga. Dan hal tak terduga terjadi, ternyata Kim Bum juga telah meminta eommanya untuk membatalkan pertunangannya dengan Yoona karena dia mencintai gadis lain yaitu So Eun, adik Kim Joon, wanita yang sedang mereka perbincangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She? (Complete)
FanfictionDi saat lelah dengan kehidupan menoton yang seperti tak memiliki tujuan, akhirnya Kim Bum menerima permintaan orang tuanya untuk bertunangan dengan yeoja pilihan mereka. Namun Kim Bum mulai dilema di saat ia secara tak sengaja meniduri seorang gadis...