Kim Bum sedang tidur telentang di kamar apartemennya. Tatapannya menerawang, walau saat ini matanya tertuju pada langit-langit kamar. Ini hal yang akhir-akhir ini sering terjadi.
Banyak hal yang Kim Bum pikirkan, yang semuanya hanya bermuara pada satu hal, gadisnya.
Sudah berulang kali ia pikirkan, entah pesona apa yang di miliki gadis itu, hingga Kim Bum tak mampu mengenyahkannya dari pikirannya. Apa karena itu pertama kalinya Kim Bum merasakan kenikmatan duniawi, sehingga hal itu terasa sangat mengesankan?
Tapi tidak. Bukan itu. Sejak awal melihat gadis itu, Kim Bum sudah merasakan hatinya bergetar. Walau ia tak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tapi seperti ada semacam magnet kuat yang menariknya ke pusaran perasaan yang sulit Kim Bum artikan.
Selama dua puluh delapan tahun kehidupannya, baru kali ini Kim Bum merasakan hal semacam ini. Ada rindu yang menyeruak. Ada rasa ingin memiliki. Ada perasaan gundah karena hanya memikirkannya. Bahkan saat bersama Yoona, Kim Bum tak merasakan hal ini sama sekali. Dari situ Kim Bum mengambil keputusan kalau ia jatuh cinta.
Namun ia menyesali tingkahnya. Kim Bum masih ingat malam itu, ia mengakui kalau ia mungkin telah jatuh cinta. Tapi justru itu yang di sesali Kim Bum. Harusnya ia mengatakan kalau ia jatuh cinta saat itu, bukan mungkin, sehingga itu akan membuat gadisnya tidak pergi tanpa jejak seperti saat ini.
Kim Bum menghela napas, ia bangkit dan berjalan ke arah lemari. Di keluarkannya sebuah kotak yang berisi pakaian yang ia pakai malam di saat perayaan ulang tahun Kim Joon dulu. Sengaja ia simpan rapi tanpa di cuci, karena ada aroma gadis itu di sana. Ia akan menciumi pakaian itu di saat ia merindukannya. Sedikit gila, tapi itu kenyataannya. Bahkan Kim Bum menyimpannya lengkap dengan pakaian dalamnya. Karena ehmm, malam itu Kim Bum menggunakan celana dalamnya untuk membersihkan cairan yang mereka hasilkan bersama.
Puas menciumi pakaiannya sendiri, Kim Bum kembali menyimpan rapi kotak itu. Berjalan ke arah tempat penyimpanan peralatan keperluannya untuk berhias seperti minyak rambut, parfum dan lainnya. Bukan di meja rias, karena Kim Bum tak menggunakannya. Ia memakai rak mini untuk menyimpan itu semua. Kim Bum mengambil sebuah parfum, dan tersenyum sendiri melihatnya.
Saat rasa kehilangan yang begitu mendalam, Kim Bum mendatangi sebuah toko parfum terkenal. Membawa serta kotak yang berisi pakaiannya malam itu. Menanyakan pada pegawai di sana parfum apa yang melekat pada pakaian itu. Dan ia terkekeh sendiri. Bagaimana tidak kalau ternyata gadis itu menggunakan splash cologne untuk bayi.
Setelah berhasil mendapatkan merek parfum yang di pakai gadisnya, Kim Bum membeli hingga selusin parfum itu dengan berbagai ukuran. Menanyakan pada penjual di sana siapa saja yang membelinya. Tapi hasilnya membuat Kim Bum makin pusing. Ada banyak orang membelinya karena itu bukan parfum mahal dengan limited editien. Itu hanya parfum bayi biasa dengan harga terjangkau dari seluruh kalangan.
Dengan perlahan Kim Bum membuka salah satu botol parfum yang di milikinya. Membuka atasannya. Lalu memakaikan ke seluruh tubuh bagian atas. Lalu kembali merapikan semuanya seperti semula. Hal ini yang akhir-akhir ini Kim Bum lakukan, agar rindunya sedikit terobati karena masih bisa menghirup aroma yang sama dengan gadisnya.
•••
Siang ini kembali Yoona mendatangi kantor Kim Bum. Dan seperti biasanya juga, kembali Kim Bum mengabaikan keberadaannya.
"Honey, ayolah. Aku lapar. Ayo kita makan di luar."
Kim Bum yang di ajak bicara tak menggubris. Ia menyibukkan diri dengan berkas yang ada di atas meja kerjanya.
"Hon..."
"Yoona, aku sedang sibuk. Bila kau lapar, pergilah ke kantin. Atau kau pesanlah, biar mereka mengantarnya ke sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She? (Complete)
FanfictionDi saat lelah dengan kehidupan menoton yang seperti tak memiliki tujuan, akhirnya Kim Bum menerima permintaan orang tuanya untuk bertunangan dengan yeoja pilihan mereka. Namun Kim Bum mulai dilema di saat ia secara tak sengaja meniduri seorang gadis...