Pagi ini So Eun kembali muntah-muntah. Kim Joon yang sebenarnya selalu memperhatikan adiknya merasa tidak tega, mendatangi So Eun ke kamar mandi dalam kamar So Eun. Kebetulan tadi pintu kamar itu terbuka, sehingga Kim Joon bisa melihat ke dalam.
Dalam hati ia merasa miris melihat keadaan adiknya yang cukup memprihatinkan. Badan semakin kurus dengan wajah pucat. Belum lagi beban yang ia tanggung, hamil tanpa suami, pasti tidak mudah. Tapi tetap dalam hatinya Kim Joon merasa marah. Bagaimanapun ia merasa di bohongi.
Kim Joon mendekat ke arah So Eun, mengusap punggungnya perlahan, berharap itu bisa mengurangi kesakitan yang di rasakan adiknya.
So Eun sendiri masih terus-terusan mengeluarkan semua isi perutnya, mungkin terkuras tandas, hingga tak ada lagi yang akan di keluarkan, baru muntahnya berhenti.
"Oppa." So Eun terperanjat, tak menyangka kalau sedari tadi yang mengusap punggungnya adalah Kim Joon.
Kim Joon masih diam, menuntun So Eun perlahan menuju tempat tidur. Membantu So Eun untuk rebahan. Setelah merapikan So Eun dengan menutupi dengan selimut agar hangat, Kim Joon keluar. Meninggalkan So Eun dengan perasaan hampa.
Sedih sudah pasti di rasakan So Eun. Hubungan yang dulunya hangat berbanding terbalik dengan sekarang. So Eun berpikir, sudah saatnya ia menceritakan semuanya pada Kim Joon. Berharap, Kim Joon bisa bersikap seperti semula padanya. Dan harapan paling besar yang So Eun inginkan agar oppanya tak menyuruhnya untuk melenyapkan makhluk manis yang sedang mendiami rahim So Eun.
Di tengah ketermenungan So Eun, Kim Joon kembali datang dengan nampan berisi segelas susu. Kim Joon meletakkan nampan yang ia bawa di atas nakas, lalu ia sendiri duduk di pinggir ranjang.
"Minum susumu. Itu susu khusus untuk ibu hamil yang emesis. Bisa untuk mengurangi mual dan muntahmu."
Walau dingin, dapat So Eun rasakan ada perhatian besar di sana. Membuat So Eun ingin menitikkan air mata. Rasa bersalah menggerogoti hatinya karena telah membuat kakak yang di sayanginya terluka.
"Oppa. Maaf." So Eun bangkit dari berbaringnya, tapi bukan untuk mematuhi perintah Kim Joon. Sekarang So Eun malah memeluk erat Kim Joon. Satu-satunya orang yang bisa So Eun jadikan sandaran.
"Maaf." Sekali lagi So Eun menggumamkan kata maaf, membuat Kim Joon yang tadinya hanya diam, perlahan mengangkat tangan, memeluk tubuh adiknya yang memang semakin kurus.
Kim Joon hanya diam, namun balasan pelukan dari Kim Joon sudah merupakan pengampunan bagi So Eun. Untuk beberapa lama mereka masih betah dalam posisi seperti itu.
Kim Joon lebih dulu melepas pelukannya. Membelai sayang kepala adiknya. Lalu tangannya menggapai gelas yang tadi ia bawa.
"Minumlah." Kim Joon bahkan membantu So Eun untuk langsung meminumkan susu itu di bibir So Eun. Dan So Eun tentu saja menerima perlakuan kakaknya dengan senang hati hingga gelas itu kosong tak bersisa.
"Gomawo oppa."
"Hhmm." Hanya gumaman dengan senyum kecil mengiringi.
"Istirahatlah. Aku akan menyuruh ahjumna untuk mengantarkan sarapan untukmu."
Kim Joon hendak bangkit, namun di tahan oleh So Eun.
"Oppa. Aku akan mengatakannya padamu sekarang."
Kim Joon mengerti maksud So Eun. Memilih untuk tidak jadi beranjak. Menatap adiknya yang seperti memohon.
"Katakanlah. Tanpa ada yang harus di tutupi."
So Eun mengangguk. Menghirup napas dalam, berdoa dalam hati agar semuanya bisa berjalan lancar.
"Dia kekasihku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She? (Complete)
FanficDi saat lelah dengan kehidupan menoton yang seperti tak memiliki tujuan, akhirnya Kim Bum menerima permintaan orang tuanya untuk bertunangan dengan yeoja pilihan mereka. Namun Kim Bum mulai dilema di saat ia secara tak sengaja meniduri seorang gadis...