Part 14

3.7K 275 38
                                    

Aku upnya siang
Tapi ku sarankan tuk baca nanti setelah berbuka
Karena, ya itu...
Ada encehnya
Takutnya nanti g sempat lg setelah buka karena byk kegiatan n g sempat bk lptop atwpun hp
Jadi aku memutuskan tuk up sekarang

Aku mw minta maaf karena kmrn sempat menjanjikan mw up
Saat itu setelah ku baca ulang, rasanya terlalu vulgar n aku g sreg, jadinya ku ulang lagi
Ini aja rasanya juga begitu, hanya saja ku rasa ini cukup cocok dengan ceritaku yang memang bertema enceh
Tapi g tw deh gimana pendapat readerku.

Ohya makasih untuk yg bersedia menjawab pesanku kmrn, walau hanya beberapa orang
Sepertinya ceritaku lebih mnrk dari berbalas pesan dgnku
Author sedih....

Selamat membaca...
Semoga suka,

•••

"Kenapa harus dia yang jadi tunanganmu?"

Kim Bum bungkam. Ia tak tau maksud perkataan So Eun.

"Kenapa?" Kim Bum bicara setelah cukup lama hanya diam memandangi So Eun dengan tangisnya.

"Karena aku tak ingin melihatnya lagi. Tidak ingin berurusan dengannya. Aku benci dia. Aku benci eommanya. Aku benci appa." So Eun meraung.

Jelas Kim Bum semakin bingung. Tapi Kim Bum tidak ingin membebani So Eun dengan menanyakan maksud ucapan So Eun. Yang dapat Kim Bum lakukan hanya meraih So Eun dalam pelukannya.

"Aku benci mereka. Aku tidak ingin lagi bertemu mereka. Mereka menghancurkan keluargaku. Mereka membunuh eomma."

"So?" Kim Bum sungguh terkejut mendengar pernyataan So Eun. Siapa mereka yang di maksud So Eun? Yoonakah?

"Apa maksudmu So? Sayang? Siapa mereka yang kau maksud?"

So Eun masih saja menangis. Hingga Kim Bum tak lagi memaksa So Eun untuk bicara. Kim Bum hanya diam memeluk So Eun sambil berusaha menenangkan.

Hingga beberapa waktu, So Eun mulai tenang. Mereka masih berpelukan di atas ranjang So Eun.

Deringan ponsel Kim Bum memecah kesunyian di antara mereka. Kim Bum bergerak sedikit untuk mengambil ponsel di kantong celananya.

"Ya."

Ternyata dari sekretaris Kim Bum yang mengatakan rapat akan segera di mulai.

"Batalkan rapatnya. Dan batalkan semua jadwalku hari ini. Tolong tangani dengan baik agar para investor tidak tersinggung dan marah. Ku percayakan semua ini padamu. Gomawo." Kim Bum memutuskan panggilannya dan segera beralih menatap So Eun yang kini sudah tampak tenang.

"Sudah baikan?"

So Eun mengangguk. "Kembalilah ke kantor. Aku tau oppa pasti sibuk."

"Itu tak penting. Bagiku kau lebih penting dari itu semua."

So Eun menatap Kim Bum tanpa berkedip. Kim Bum juga melakukan hal yang sama.

"Aku akan menjawab pertanyaanmu."

"Tentang hal tadi?"

"Ya." So Eun mengangguk. Dia bergerak sedikit, melepaskan diri dari pelukan Kim Bum agar lebih nyaman untuk bercerita. Saat ini mereka duduk berhadapan.

"Apa sebelum ini Joon oppa pernah menceritakan ini padamu, tentang keluarga kami?"

Kim Bum sudah tau tentang keluarga Kim Joon. Kim Joon telah bercerita padanya.

"Ya." Kali ini Kim Bum yang mengangguk.

"Tau penyebab perceraian eomma dan appa?"

Lagi Kim Bum mengangguk. "Aku tau."

Who Is She? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang