Kim Bum tak bisa mengenyahkan pikirannya dari perkataan Kim Joon mengenai adiknya yang memiliki aroma yang sama dengan gadisnya. Kim Bum masih berpikir, mungkin saja gadis itu So Eun. Segala kemungkinan itu pasti ada, jadi tak ada salahnya kalau Kim Bum mencari tahunya.
Mungkin nanti Kim Bum akan bertandang ke rumah Kim Joon. Ia harus menyelidiki sendiri firasatnya. Di samping orang suruhannya juga ikut mencari.
Kim Bum mengingat-ingat, apa ciri spesifik dari gadisnya, yang membuatnya nanti bisa mengenali gadis itu.
Kalau dari segi fisik, dia gadis yang mungil. Memiliki kulit halus dan lembut. Hidung mancung, dagu yang lancip, Suara yang membuai, ahhh.... Kim Bum tak bisa lagi berpikir. Bulunya meremang. Mengingat gadis itu, mengingatkannya pada malam kejadian itu. Membuat tubuh bawahnya tegang seketika.
Ah, Kim Bum mengerang frustrasi. Sepertinya ia tak sabar ingin segera menemui So Eun. Menunggu pagi datang rasanya sangat lama bagi Kim Bum. Tidak mungkin bukan kalau ia bertandang malam-malam begini? Apalagi kali ini tujuannya bukan Kim Joon, melainkan adiknya.
Walau itu tidak pasti, tapi Kim Bun tetap bersemangat untuk menyelidikinya.
"Semoga semuanya cepat terungkap." Gumaman permohonan Kim Bum.
•••
So Eun malam ini tak bisa terpejam. Berulang kali otaknya berpikir, apa yang harus ia katakan pada kakaknya tentang kehamilannya ini.
So Eun tau kalau ini hasil perbuatannya malam itu, malam di saat pesta ulang tahun Kim Joon, di mana ia bertemu dengan seorang laki-laki. Lalu alkohol membuatnya hilang kendali hingga So Eun menyadari kalau ia telah melewati malam yang panjang bersama seorang pria. Malam di mana ia menyerahkan mahkota yang selama ini ia jaga pada orang yang tak di kenalnya, di luar kesadarannya.
Dalam hati tentu ada rasa penyesalan. Mahkota yang di jaganya selama ini hilang begitu saja, seolah tak berarti. Tapi harus bagaimana lagi? Semuanya telah terjadi. Waktu tak bisa di putar ulang. Tak mungkin juga ia meratapinya terus-terusan. Ia tidak ingin kakaknya tau jika ia meratapi kehilangan itu dengan bercucuran air mata, yang nantinya membuat Kim Joon curiga. Ia tidak mau itu. Makanya So Eun mencoba bersikap biasa, berdoa dalam hati semoga suaminya kelak bisa menerima keadaannya dengan tulus.
Tapi ternyata kejadian malam itu membuahkan hasil, yang berakibat dengan marahnya Kim Joon. Mempertanyakan semuanya yang membuat So Eun jadi kebingungan. Siapa pria itu, di mana tempat tinggalnya So Eun tidak tau. Lalu apa yang harus ia jawab jika Kim Joon kembali menanyakannya?
Mengenai pria itu, So Eun juga tak terlalu memperhatikannya. Saat itu ia ketakutan ketika tau tubuhnya tak terbalut apapun saat sadar dari mabuk. Karena itu So Eun segera memungut pakaiannya yang berserakan di lantai, mengenakannya secepat mungkin. So Eun tak memperhatikan laki-laki itu. Tak berani melihat ke arahnya, karena bagi So Eun ia tak mau lagi berurusan dengan laki-laki itu.
Makin lama ia berada di kamar itu, ia takut laki-laki itu akan bangun, lalu akan terjadi percek-cokan di antara mereka yang berujung pertengkaran. Lalu seperti di film-film, mungkin saja laki-laki itu akan marah besar, kemudian membunuh dan memutilasi dirinya. Oh tidak, So Eun merinding sendiri membayangkannya. Makanya dia pergi secepatnya dari sana, tanpa memikirkan masalah apa yang akan ia hadapi setelahnya.
Tapi ternyata masalah itu datang. Saat ini ada sebuah nyawa yang tumbuh dan berkembang dalam rahimnya, hasil dari kejadian malam itu. Lalu sekarang apa yang harus ia lakukan?
Yang terpikir saat ini dalam benak So Eun tentu saja mencari tau siapa laki-laki itu. Bukan untuk meminta pertanggung jawaban, So Eun balum sampai berpikir ke arah sana. Hanya saja, tentu ia ingin mengetahui siapa ayah biologis dari anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She? (Complete)
FanfictionDi saat lelah dengan kehidupan menoton yang seperti tak memiliki tujuan, akhirnya Kim Bum menerima permintaan orang tuanya untuk bertunangan dengan yeoja pilihan mereka. Namun Kim Bum mulai dilema di saat ia secara tak sengaja meniduri seorang gadis...