Pagi ini So Eun merasa ada yang mendesak ingin segera di keluarkan, membuat So Eun berlari cepat ke arah westafel. Memuntahkan isi perutnya yang masih kosong karena belum sarapan.
"Kau kenapa So?" Ahjumna Park, ahjumna yang telah setia bekerja belasan tahun di rumah mereka menghampiri So Eun. Saat ini mereka sedang di dapur, memasak sarapan untuk pagi ini.
"Perutku mual ahjumna."
"Istirahatlah kalau begitu. Biar ahjumna yang melanjutkan memasaknya." Ahjumna mengusap sayang punggung So Eun yang sudah di anggap seperti putrinya sendiri.
"Ah tak apa ahjumna. Mungkin aku hanya masuk angin karena terlalu lama duduk di kereta kemarin."
So Eun memang baru saja pulang tadi malam dari Busan menjenguk makam eomma dan haelmoninya.
Memberikan senyumnya pada ahjumna Park, mereka kembali melanjutkan acara memasak yang tertunda. Tapi di saat ahjumna baru saja mulai memasukkan daun bawang ke dalam penggorengan, kembali perut So Eun bergejolak menimbulkan rasa mual. Kembali ia memuntahkan isi perutnya yang hanya berisi cairan.
Ahjumna Park mendekati So Eun yang berdiri di westafel, mengusap dan sedikit memijit punggung So Eun.
"Sudah, tak apa So. Biar ahjumna yang melanjutnya memasaknya. Kau istirahat saja di kamar."
Tak ada pilihan lain. So Eun menuruti perkataan ahjumna untuk istirahat. Dia memang merasa kelelahan. Mungkin karena perjalanan jauh kemarin.
Di tangga, So Eun berpapasan dengan Kim Joon yang tampak sudah rapi dengan pakaian kantornya.
"Oppa sudah siap berangkat?" So Eun menyapa lebih dulu.
"Iya. Ada meeting penting pagi ini."
Kim Joon melihat ke arah So Eun, dan terkejut melihat wajah adiknya yang begitu pucat.
"Kau sakit? Wajahmu terlihat pucat chagia?" Kim Joon menempelkan punggung tangannya di kening So Eun.
"Ah tidak oppa. Aku hanya kurang enak badan."
"Kau harus ke dokter So. Aku akan meminta pak Jang untuk mengantarmu."
So Eun berusaha mengelak. Baginya, Kim Joon terlalu berlebihan. Padahal ia hanya merasa sedikit mual. "Tak usah oppa. Aku hanya masuk angin karena perjalanan kemarin. Istirahat sebentar pasti sembuh."
Kim Joon tampak berpikir sebentar, lalu mengangguk. "Tapi kalau terjadi apa-apa padamu, cepat kabari oppa."
"Siap bos." So Eun menempelkan tangannya di pelipis, memberi hormat pada Kim Joon, membuat sang kakak hanya terkekeh pelan melihat tingkah adik yang sangat di sayanginya itu.
"Baiklah. Oppa berangkat dulu. Jangan lupa pesan oppa."
"Yup."
Kim Joon melanjutkan langkah menuruni tangga, sedang So Eun melanjutkan langkah untuk menuju lantai dua tempat kamarnya berada.
•••
Kim Joon tampak tersenyum puas. Pertemuan yang baru saja ia hadiri menghasilkan kesepakatan seperti yang di harapkan. Walau nantinya Kim Joon harus sering bolak-balik ke Jepang karena sang investor menetap di sana, tak masalah baginya. Toh hasil yang ia dapatkan sangat besar untuk menambah tumpukan Won dalam rekeningnya.
Kim Joon duduk di kursi ruangannya. Membuka laci meja, mengeluarkan sebuah foto seorang gadis yang telah ia simpan beberapa tahun ini.
Mungkin orang tak kan mengira kalau foto itu adalah pas foto berukuran 4×6, hitam putih, lengkap dengan seragam senior high schoolnya. Dan jangan tertawa bila tahu kalau foto itu di dapatnya dari hasil mencuri dari tata usaha sekolahnya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She? (Complete)
FanfictionDi saat lelah dengan kehidupan menoton yang seperti tak memiliki tujuan, akhirnya Kim Bum menerima permintaan orang tuanya untuk bertunangan dengan yeoja pilihan mereka. Namun Kim Bum mulai dilema di saat ia secara tak sengaja meniduri seorang gadis...