Kim Bum berjalan dengan sebuket bunga di tangan. Walau ragu, akhirnya Kim Bum memutuskan untuk keluar dari persembunyiannya.
Biasanya pemandangan seperti ini pasti di tampilkan dengan wajah penuh suka cita. Bisa di pastikan kalau mereka yang membawa bunga, mereka yang ingin mengunjungi orang yang mereka sayangi. Tapi tidak dengan Kim Bum. Wajahnya tampak murung dengan langkah yang gontai. Tadi saat ia menanyakan ke bagian informasi tempat di rawatnya pasien atas nama Kim So Eun, Kim Bum juga tak menghiraukan beberapa petugas di sana yang tampak terpesona menatapnya. Padahal biasanya Kim Bum akan sangat menikmati pemandangan seperti itu.
Memasuki kamar So Eun, Kim Bum melihat keadaan kamar yang sepi. Sepertinya pemiliknya sedang tak ada di tempat. Tapi Kim Bum yakin kalau pemiliknya belum pergi, karena masih banyak terdapat barang milik So Eun dan juga Kim Joon di sana. Hampir semua barang Kim Joon yang Kim Bum tau. Jadi ia bisa memastikan tentang itu.
Kim Bum duduk di salah satu sofa di sana. Bunga yang tadi ia bawa masih bertengger manis di tangannya. Kim Bum teringat saat tadi ia pergi membeli bunga ini.
"Apakah ini untuk kekasih anda?" Pemilik toko menebak untuk siapa Kim Bum memberikan bunga itu.
Mendengar itu membuat Kim Bum bingung. "Kenapa?"
Sang pemilik toko yang merupakan wanita paruh baya itu tersenyum. "Mawar merah melambangkan cinta yang menggebu. Ini cocok untuk mereka yang sedang jatuh cinta."
Kim Bum terdiam. Ia tak menyangka kalau bunga yang kini berada di tangannya memiliki arti. Tadinya Kim Bum memilih mawar merah karena itu terlihat cantik dengan warna yang terang. Mungkin So Eun akan menyukainya, begitu pikir Kim Bum.
"Bu-bukan. Dia bukan kekasihku." Kim Bum terlihat kelabakan sendiri saat menjawabnya yang lagi-lagi memunculkan senyum di wajah sipemilik toko.
"Tapi mungkin calon kekasih?"
Kim Bum tampak salah tingkah dengan pertanyaan itu.
Sipemilik toko itu kembali tersenyum, lalu pergi ke salah satu rak yang memajang deretan bunga-bunga indah. Mengambil salah satunya, kemudian memberikannya pada Kim Bum.
"Sepertinya ini cocok untuk melambangkan perasaanmu saat ini."
Kim Bum menerima bunganya dengan tatapan bertanya. Ia tak mengerti soal bunga. Dan ide untuk mengunjungi So Eun dengan membawa bunga juga melintas tiba-tiba saat ia kebetulan lewat di depan toko ini. Jadi ia tak pernah memikirkan ini sebelumnya.
"Dia yeoja bukan?"
"Ne." Kim Bum mengangguk.
"Bawalah ini. Bunga ini cantik, cocok untuk dia yang pastinya juga cantik."
Kembali Kim Bum mengangguk. Dan kembali teringat dengan So Eun yang entah kenapa, di mata Kim Bum memang dialah gadis paling cantik yang pernah ia lihat.
"Gomawo nyonya."
Kim Bum melangkah keluar dari dari toko itu dengan sebuket mawar ungu di tangannya. Kim Bum langsung menerima bunga ini bukan karena rayuan pemilik toko. Tapi karena ia tau kalau So Eun penyuka warna ungu, seperti informasi yang di dapat dari Kim Joon.
Kim Bum tersadar dari lamunannya. Si pemilik kamar yang di tunggunya masih belum menampakkan batang hidungnya. Di saat menunggu seperti ini, Kim Bum mengeluarkan ponselnya. Ia terpikir untuk mencari tau sesuatu.
Bila bunga mawar merah memiliki arti, apa mawar ungu ini juga ada artinya?
Kim Bum membuka aplikasi serba tau yang bisa di percaya, dan mengetik hal yang ingin ia cari di sana. Menunggu beberapa saat hingga apa yang di carinya muncul. Segera Kim Bum membukanya. Dan terperangah seketika saat pertanyaannya terjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She? (Complete)
FanfictionDi saat lelah dengan kehidupan menoton yang seperti tak memiliki tujuan, akhirnya Kim Bum menerima permintaan orang tuanya untuk bertunangan dengan yeoja pilihan mereka. Namun Kim Bum mulai dilema di saat ia secara tak sengaja meniduri seorang gadis...