So Eun paham arah pandang Kim Joon. Mengusap sayang perutnya, So Eun berujar, "Jadi ayah dari anakku adalah Kim Bum, bukan kekasihku di London."
"BWAHAHAHAHA..." seketika, Kim Joon meledak dengan tawanya. Entah kenapa, ini terasa lucu baginya hingga ia benar-benar tak bisa menahan tawa. Bahkan perutnya sampai terasa sakit karena tertawa kelewat keras.
Harusnya ia marah. Di bohongi So Eun yang dengan apik merangkai cerita. Tapi tidak, ia tak marah sama sekali. Lebih dari itu, ia merasa bahagia sekaligus lega.
Belum hilang keterkejutan Kim Joon. Di mulai dari panggilan sayang Kim Bum untuk So Eun yang membuatnya bertanya dalam hati, lalu pengakuan cinta Kim Bum, lagi-lagi Kim Joon di kejutkan dengan pengakuan So Eun yang membuatnya tertawa terpingkal-pingkal. Ia tak menyangka, kalau gadis yang telah membuat Kim Bum nyaris gila adalah adiknya sendiri. Dan tadi, Kim Bum juga mengakui lagi cintanya pada So Eun, yang artinya Kim Bum jatuh cinta pada orang yang sama untuk ke dua kalinya.
"Bwahahaha..."
"Oppa? Kenapa?" Jelas So Eun bingung melihat ulah kakaknya. Mungkin Kim Joon bahagia mendengar pengakuannya, tapi haruskah sampai sebegitunya mengekspresikan kebahagiaan? Bahkan suara tawa Kim Joon mungkin bisa di dengar oleh seluruh penghuni rumah.
"Bwahahaha... oppa hanya bahagia mendengar ceritamu chagia. Bwahahaha..."
Kim Joon kembali melanjutkan tawanya. Kali ini di sertai pelukan erat pada So Eun.
Bahagia? So Eun juga bahagia. Namun kenapa Kim Joon terlihat begitu berlebihan di mata So Eun?
"Gomawo untuk kebahagiaan oppa atas kejujuranku. Tapi apa yang membuatmu bahagia hingga tertawa seperti ini?"
Kim Joon meredakan tawa di saat So Eun tampak kebingungan. Wajar So Eun bingung karena ia tak pernah melihat bagaimana rupa Kim Bum saat menceritakan gadisnya. Bagaimana histerisnya Kim Bum kehilangan, sampai jungkir balik karena panik saat pencariannya tak membuahkan hasil. Dan yang paling Kim Joon ingat, dengan gilanya Kim Bum mengatakan kalau ia ternoda, keperjakaannya terenggut padahal Kim Joon yakin kalau faktanya adalah sebaliknya.
"Yang membuatku tertawa? Kau ingin tau chagia?"
Mengangguk cepat, So Eun benar-benar ingin tau. Apalagi yang menyangkut Kim Bum, ia ingin tau semuanya.
"Aku menertawakan Kim Bum-mu. Aku menertawakan dirinya yang setengah gila karenamu. Aku menertawakannya yang mencintaimu hingga ia harus cemburu melihatku memelukmu. Aku menertawakan semuanya."
Mungkin Kim Joon tak sadar, tapi kata -Kim Bummu- yang meluncur bebas dari mulutnya membuat So Eun sangat bahagia. Sebuah pengakuan atas kesediaan Kim Joon menerima Kim Bum sebagai milik So Eun.
"Benarkah?" Awalnya memang So Eun tak fokus, tapi akhirnya ia terkikik geli dengan semuanya.
"Ya."
"Kau tidak melihat tadi bagaimana dia menatapku saat aku memelukmu. Kalau saja kau melihat, kau pasti juga akan menertawainya." Lagi dan lagi Kim Joon tertawa, menertawai semuanya.
Lega sudah. Kali ini So Eun merasa benar-benar lega. Kim Joon menerima pengakuan jujurnya, bahkan terlihat sangat bahagia. Saat ini Hanya tinggal satu kendalan, yaitu pertunangan Kim Bum.
"Oppa tanya padamu? Apakah sejak awal kau memang mengenal Kim Bum, atau sama dengannya, kau tidak mengingatnya?" Berhasil mengendalikan diri, Kim Joon mulai melakukan introgasi.
"Aku sama dengannya. Aku juga tidak mengingatnya."
Kim joon mengangguk mengerti. "Lalu sejak kapan kau tau kalau Kim Bum orangnya, ayah dari anakmu. Oppa yakin, kau sudah tau sebelum ini bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She? (Complete)
FanfictionDi saat lelah dengan kehidupan menoton yang seperti tak memiliki tujuan, akhirnya Kim Bum menerima permintaan orang tuanya untuk bertunangan dengan yeoja pilihan mereka. Namun Kim Bum mulai dilema di saat ia secara tak sengaja meniduri seorang gadis...