Pagi ini So Eun baru saja selesai mandi. Saat duduk di depan meja rias, So Eun tersenyum simpul. Ia melihat deretan perlengkapan kosmetiknya di sana, yang mana sejak masa kehamilannya tak pernah lagi ia sentuh.
Rasa rindu ingin kembali menggunakan itu ada. Bagaimanapun, yang namanya wanita pasti tak bisa di pisahkan dari yang namanya kosmetik. Tapi So Eun masih ragu, takut mual dan rasa pusingnya kembali datang saat ia mencium aroma dari kosmetik itu.
Tapi So Eun ingin mencobanya. Ia buka hampir semua peralatan make upnya, menghirup dalam-dalam aroma di sana. Menunggu hingga beberapa saat, melihat reaksi yang di timbulkan tubuhnya. Setelah menunggu, tak terjadi apa-apa. Tak ada rasa pusing ataupun mual yang di rasakan So Eun seperti pada masa awal kehamilannya.
Dengan senyum mengembang So Eun mulai memakai peralatan make upnya satu persatu, tahap demi tahap. Bukan berdandan yang berlebihan, hanya memoles wajahnya dengan bedak dan make up tipis, sekedar menambah rona wajahnya agar tak terlihat pucat. Lagi-lagi So Eun tersenyum melihat wajahnya yang kini tampak lebih segar.
Terakihir, So Eun mengambil parfum. Kembali sesaat menghirup aromanya, lalu tersenyum senang karena lagi-lagi tidak ada perubahan yang di rasakan tubuhnya.
Hilang satu beban So Eun. Sepertinya ia telah melewati masa berat trimester awal kehamilan. Dengan senyum riang, So Eun melangkah keluar kamar untuk sarapan. Di saat yang bersamaan ternyata Kim Bum juga membuka pintu kamarnya yang terletak berhadapan dengan kamar So Eun.
Untuk sesaat mereka saling menatap hingga So Eun memamerkan senyumnya. Melihat itu membuat Kim Bum terpana. Terpesona. So Eun yang ia lihat pagi ini tampak berbeda. Kim Bum mengamati So Eun tanpa berkedip, dalam satu helaan napas Kim Bum mendapat jawabannya kalau pagi ini So Eun berdandan. Tapi apa sebegitu besar pengaruhnya hingga di mata Kim Bum, So Eun tampak bak seorang bidadari? Padahal So Eun hanya menggunakan make up tipis dan natural dengan lip gloss mewarnai bibir tipisnya.
"Pagi oppa."
So Eun yang menyadari tatapan Kim Bum tampak kikuk hingga ia memilih menyapa Kim Bum lebih dulu.
Hingga beberapa detik berlalu, tak ada tanggapan dari Kim Bum. Kim Bum sedang asyik dengan dunianya sendiri yang sedang mengagumi kecantikan So Eun, hingga tak menyadari sapaan So Eun.
"Aku ke bawah dulu."
Karena masih tak ada tanggapan, So Eun memilih berlalu dari hadapan Kim Bum.
Baru saja So Eun melangkah, Kim Bum seakan tersadar hingga sedikit berlari untuk menyamai langkah So Eun. Dan tangannya langsung menggapai tangan So Eun yang membuat So Eun berhenti melangkah.
Tapi belum sempat So Eun ingin berkomentar, Kim Bum berbicara lebih dulu, "Kau pakai parfum baru?"
Kim Bum seolah tersentak dengan penciumannya saat berada di dekat So Eun.
Pertanyaan Kim Bum membuat So Eun mengernyit. "Tidak."
"Tapi selama ini kau tak pernah menggunakannya." Kembali Kim Bum menghirup udara di sekitar mereka untuk memastikan penciumannya.
So Eun berpikir sebentar, "Itu karena kemarin aku tidak tahan dengan bau parfum."
Kim Bum mencerna jawaban So Eun yang memang masuk akal. Dan lagi-lagi menghirup napas dalam.
"Apa merek parfummu?"
So Eun merasa heran dengan Kim Bum yang mempertanyakan parfum yang di pakainya.
"Apa So?" Sepertinya Kim Bum benar-benar menginginkan jawaban.
So Eun berpikir sebentar. Sebenarnya ia tak keberatan sama sekali untuk menjawab, tapi ada rasa malu saat mengatakannya. Bagaimanapun akan terasa aneh bila perempuan seusianya memilih menggunakan parfum bayi di saat banyaknya pilihan parfum yang tersedia. Tapi tatapan Kim Bum seolah memerintah hingga akhirnya So Eun menyebutkan merek yang ia gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She? (Complete)
FanfictionDi saat lelah dengan kehidupan menoton yang seperti tak memiliki tujuan, akhirnya Kim Bum menerima permintaan orang tuanya untuk bertunangan dengan yeoja pilihan mereka. Namun Kim Bum mulai dilema di saat ia secara tak sengaja meniduri seorang gadis...