"Ini di mana?"
"Apartemenku."
Berbagai macam pikiran dewasa bermunculan di otak So Eun saat mendengar jawaban atas pertanyaannya. Kegiatan 'gantung' saat tadi di rumah kembali teringat yang membuat wajahnya memerah. Dan merasa beruntung karena Kim Bum membawanya ke sini, bukan ke hotel seperti yang biasa di lakukan orang-orang dewasa yang terdesak akan nafsu.
So Eun memandangi sekitar, merasa kagum melihat pahatan tangan sempurna yang membuat tempat di mana saat ini ia berpijak jadi begitu memukau. Belum lagi perabotan yang mengisi ruangan ini. Minimalis namun modern, dan terletak sesuai porsinya, menambah kesan elegan yang tercipta.
Dalam kekagumannya, sebuah tangan menariknya lembut, mengantarkan mereka dalam sebuah ruangan yang kembali membuat wajah So Eun memerah. Kamar tidur.
Tak berselang lama, saat ini ia berada dalam kungkungan di bawah kuasa Kim Bum.
Merapikan helaian anak rambut yang menutupi sebagian wajah, lalu beberapa kecupan menyapa So Eun. Kening, mata, pipi, hidung, berakhir di bibir dan betah berlama-lama di sana.
"Kau sudah makan?"
So Eun terdiam sebentar. Berpikir tentang pertanyaan dan jawaban. Beberapa saat kemudian ia mengangguk.
"Bagus, karena aku sudah tak sabar ingin segera mengunjungi anak kita."
Anak kita, kata itu terdengar indah di telinga So Eun setiap kali terucap dari bibir Kim Bum, yang berarti Kim Bum menerima keadaannya seutuhnya.
Tak menunggu lebih lama, sepasang bibir itu menyatu. Mengulum dan mengecap rasa yang ada di sana. Rasa yang membuat mereka candu hingga kembali menginginkan, baik So Eun maupun Kim Bum. Bahkan Kim Bum tak hanya menginginkan, lebih ke rasa membutuhkan. Terbukti sekarang dengan tenang dan damainya perasaan yang tadi berkecamuk, bagaikan benang kusut yang telah terurai, tanpa beban, tenang, tentram dan damai.
Kini tangan Kim Bum aktif bekerja. Menjelajah tubuh indah berlekuk sempurna milik So Eun. Menyapa setiap jengkalnya, tanpa ada yang terlewat. Lalu dua tubuh itu menyatu dalam rasa yang hanya mereka berdua yang tau. Teriakan nikmat pertanda mereka telah mencapai puncaknya bersama.
Deru napas terdengar saling bersahutan. Mereka kelelahan, terlebih lagi Kim Bum karena tadi ia yang aktif, sementara So Eun tidak di perbolehkan banyak bergerak, mengingat kandungannya yang sudah membesar.
"Lelah sayang?"
Merubah posisi jadi miring, So Eun tersenyum ke arah Kim Bum.
"Tidak, kenapa? Kau mau ronde ke dua?"
Wow! So Eun benar-benar berani. Tawaran yang sangat menggoda, membuat Kim Bum kembali hilang fokus untuk menyampaikan maksud membawa So Eun Ke sini.
"Kau nakal sayang. Tentu, aku sangat menginginkannya. Tapi tolong, saat ini jangan pecah konsentrasiku."
Mengernyit karena tak mengerti, So Eun bertanya, "Memecah konsentrasimu?"
"Ne. Ada yang ingin ku sampaikan padamu. Ini penting."
Melihat tatap serius dari Kim Bum, So Eun bangkit. Duduk bersandar di ranjang, dan meraih selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya sebatas dada.
Melihat itu, Kim Bum juga bangkit, duduk berhadapan dengan So Eun. Tak lupa mengambil sisi lain selimut untuk menutupi pinggangnya ke bawah.
"Apa yang ingin kau sampaikan oppa?" Tak lupa, usapan lembut menyapa wajah Kim Bum, merapikan helaian rambut yang tadi di porak-porandakan oleh tangan mungil itu sendiri, tangan So Eun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is She? (Complete)
FanfictionDi saat lelah dengan kehidupan menoton yang seperti tak memiliki tujuan, akhirnya Kim Bum menerima permintaan orang tuanya untuk bertunangan dengan yeoja pilihan mereka. Namun Kim Bum mulai dilema di saat ia secara tak sengaja meniduri seorang gadis...