Prolog

313 10 0
                                    

Namanya Kayla Maura Ziudith. Dan disana tepat di atas panggung yang tengah berlangsung acara pentas seni SMA Harapan Bangsa, mewakili kelasnya XII IPA 1, suara indah tengah mengalun yang Kayla tahu laki-laki tampan itu sedang menyanyikan lagu dari penyanyi luar negeri yaitu Bazzi yang berjudul Beatiful, membuat Kayla tidak berhenti tersenyum dengan rona merah di pipinya saat melihat sosok tengah ada di depan sana.

Ternyata laki-laki yang dibilang orang-orang dingin itu juga bisa bernyanyi, Kayla juga baru tahu sekarang.

"Ya ampun, meleleh banget nggak sih kalo Milan nyanyiin lagu itu buat gue?"

"Sabar ya, Chell. Sayang nya lo kalah cepat dari Jessy, lagu yang Milan nyanyi ya pasti buat cewek itu lah."

Kayla berganti mengulas senyum getir saat mendengar dua orang siswi tepat berdiri di sebelah kiri Kayla, mereka tidak tahu saja bahwa Kayla lah yang lebih cepat dari Jessy dengan tersipu malu Kayla menyatakan jika hati seorang Milan Lavindra yang di juluki si dingin itu sudah lebih dulu ia dapatkan. Hm, ia dapatkan atau Milan yang memberikan nya ya?

Tatapan Kayla tidak pernah lepas dari sosok laki-laki yang tengah bernyanyi sembari memainkan alat musik gitarnya. Rahang nya yang tegas, hidung mancung nya, rambut nya yang gelap pekat dan tatap mata nya yang tajam tapi juga mampu meneduhkan perasaan Kayla maupun gadis lain. Ia tidak mau mengalihkan perhatiannya barang sedetik pun dari wajah Milan.

Tiba-tiba Milan yang tadi hanya mendunduk fokus dengan tangannya yang tengah memetik gitar kini beralih mengedarkan mata nya dan menemukan satu titik yang ia cari, yaitu Kayla. Membuat debaran jantung Kayla  semakin menjadi-jadi karena Milan terus menatapnya sampai akhirnya Milan menyelesaikan satu lagu yang ia nyanyikan dengan sangat baik.

Semua bertepuk tangan dengan riuh, termasuk Kayla. Karena mungkin ini kejadian langka yang hanya bisa di saksikan hanya sekali.

Dera, pembawa acara pensi itu pun naik ke atas panggung bersama Samuel yang menjadi partner pembawa acaranya. "Aduh! Tepuk tangan dulu dong buat Milan Lavindra dari kelas XII IPA 1."

Semua kembali bertepuk tangan, khusus nya para kaum hawa sedangkan para kaum adam tengah mendengus karena merasa jengah melihat tingkah siswi yang terlalu mengeluh-eluhkan laki-laki dingin seperti Milan yang sangat irit bicara tetapi para siswa laki-laki saja sebenarnya sedikit terkejut, karena hanya baru saat ini mereka melihat Milan yang mau bernyanyi di depan banyak orang. Hm, sepertinya ini bisa di masukan ke dalam list kejadian luar biasa atau mendapatkan trending topic selama satu minggu.

"Meleleh nggak sih guys denger Milan nyanyi?" tanya Dera antusian sembari memegang microfon nya, gadis itu satu kelas dengan Milan.

"Aaaaaa! parah parah!"

"Balikin hati aku yang meleleh Milan!"

"Tanggung jawab Milan, gue baper!"

Dan masih banyak lagi teriakan siswi, sedangkan Milan di atas panggung sana masih berdiri dengan wajah datarnya, kalo saja tangannya tidak di gelayuti tangan Samuel, ia pasti sudah turun sejak tadi.

"Tahan dulu guys, kita tanya aja nih sama Milan nya," ucap Dera sembari menatap Milan. "Lagu tadi pasti lo persembahkan buat Jessy kan?"

"....."

"Atau ada nama lain mungkin?"

Krik krik krik.

Tidak ada jawaban dari Milan yang hanya diam seribu bahasa dengan wajah datarnya, padahal siswi lain tengah bergerak gelisah menunggu jawaban Milan.

Mereka penasaran setengah mati, siapa tau diam-diam Milan tengah menyukai salah satu dari mereka.

Samuel tertawa terbahak melihat Dera yang kini seperti ingin menjedugkan kepalannya ke tembok saat pertanyaan nya diabaikan, sakit nya itu langsung mengenai ke ulu hati.

"Kayaknya Milan masih merahasiakan lagu tadi buat siapa," ucap Samuel.

"Oke Milan, thanks ya buat partisipasinya," sahut Dera diiringi senyum.

Dengan senang hati Milan langsung turun dari atas panggung, harusnya sejak tadi ia sudah turun karena ia bukan tipekal orang yang suka di tatap oleh banyak orang.

Milan terus berjalan santai sembari memasukan kedua tangannya di kantung celana nya dan membuka dua kancing atas baju seragamnya dan memperlihatkan kaos putih di dalamnya, membuat Milan terkesan sedikit badboy. Ia memandang datar saat ada beberapa siswi yang tersenyum padanya, bukan bermaksud ingin sombong hanya saja begitulah Milan, membalas senyum orang saja wajahnya terasa kaku.

Langkah kakinya membawa ia masuk kedalam lapangan basket indoor yang sepi, Milan memilih tempat duduk yang tidak jauh dari pintu masuk. Ia menghela napas lalu memejamkan matanya, sedikit memikirkan apakah gadis polos itu menyukai lagu yang tadi ia bawakan. Milan jadi tidak sabar untuk bertanya.

Samar-samar Milan mendengar langkah kaki yang mengarah berjalan ke belakangnya dan sekarang bisa Milan rasakan seseorang itu menutup kedua mata Milan dengan tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Samar-samar Milan mendengar langkah kaki yang mengarah berjalan ke belakangnya dan sekarang bisa Milan rasakan seseorang itu menutup kedua mata Milan dengan tangan. Milan tersenyum sangat tipis, pasti gadis itu.

Sembari memegang lembut, Milan perlahan melepas tangan itu yang menutup matanya. "Kamu kok tau aku---" Milan menghentikan ucapan nya saat menolehkan wajahnya kebelakang.

"Kok bisa tahu sih kalo aku?" tanya Jessy yang langsung duduk di samping Milan.

"Nebak," sahut Milan datar, padahal bukan Jessy yang ia harapkan untuk datang.

Jessy menyandarkan kepalanya di bahu Milan sembari tersenyum lebar, hati nya berbunga-bunga saat Milan menyanyikan lagu yang indah untuknya. "Makasih ya tadi kamu nyanyiin lagu buat aku di depan banyak orang."

'Yang bener aja' Milan menarik napas berat.

"Hm." Milan menyingkirkan kepala Jessy yang tadi bersandar di bahunya, ia membuang wajah ke arah kanan, enggan menatap gadis berambut kecoklatan itu.

🍁🍁🍁

Gimana menurut kalian?

Jangan lupa vote dan coment ya:))

Milan & KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang