Tara membuka pintu kamar Kayla dan ia berkacak pinggang melihat Adiknya itu masih tertidur pulas sembari menutup tubuhnya dengan selimut tebal, lalu ia membuka gorden jendela kamar Kayla selebar-lebarnya hingga sinar matahari yang sudah terbit sejak tadi langsung masuk ke dalam kamar Kayla, seharusnya Kayla terusik dengan silau nya sinar matahari yang juga menerpa wajahnya, tapi Kayla masih tetap teguh dengan mata nya yang terpejam dan seakan tidak terganggu oleh apapun.
"Kay bangun Kay, udah siang kamu nggak sekolah?" Tara membangunkan Kayla dan menarik selimutnya, ia mencubit pelan pipi Adik nya agar bangun.
Kayla sedikit melenguh dalam tidurnya. "Duh, ini masih malem, jangan cubit pipi aku, Milan."
Tara cengo, masih malam dari mana, ini sudah pukul 06:57 dan seharusnya Kayla harus sudah berangkat sekolah sekarang. "Dia malah ngigo. Kay, Ini Kakak bukan Milan, bangun dong udah siang tau." Tara mengguncang-guncang tubuh Kayla.
"Engh..." Kayla mengulet dan perlahan membuka matanya, ia melihat Kakaknya tengah berdiri.
"Ada apa, Kak?"
"Kok ada apa sih, Kay? Bangun udah siang, kamu nggak sekolah? Jam berapa ini, jam berapa?" gemas Tara sembari menunjuk jam dinding yang ada dikamar Kayla.
Kayla pun melirik jam itu dan alangkah terkejutnya bahwa sekarang sudah siang. "Aku telat, Kak."
Kayla memekik heboh, ia pasti akan terlambat ke sekolah, Kayla pun langsung loncat dari kasur nya dan dengan jurus seribu bayangan ia langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Tara menggelengkan kepala nya melihat tingkah Kayla. "JANGAN LAMA-LAMA KAY, DAVIN UDAH NUNGGU DI LUAR DARI TADI."
Kayla membulatkan matanya mendengar pekikan Tara dari luar, ia dengan cepet menggosok giginya dan memberihskan tubuhnya secepat kilat atau bisa di bilang ia sedang mandi bebek.
Tara melipat kedua tangan nya di dada saat melihat Kayla yang ia rasa baru masuk ke dalam kamar mandi kini sudah keluar hanya dengan menggunakan sehelai handuk untuk menutupi badannya. "Kak, tolong suruh Kak Davin pulang ya, please?"
"Ih apaan sih, Kay. Pake baju dulu yang bener kenapa sih." Tara mengabaikan ucapan Kayla dan lebih memilih membereskan tempat tidur Kayla.
"Ayolah, Kak. Suruh Kak Davin pulang dulu," rengek Kayla sembari nenarik-narik tangan Tara.
"Nggak nggak, kamu pikir Kakak kamu ini setega itu apa ngusir-ngusir anak orang," ucap Tara tidak mau.
"Bukan ngusir, Kak. Cuma suruh Kak Davin pulang."
"Sama aja," skak Tara, ia pun memilih keluar dari kamar Kayla. "Cepetan pake baju! Kamu niat sekolah nggak sih? Udah Kakak tunggu di bawah."
Tara menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya itu yang kini tengah di perebutkan dua orang laki-laki tampan, kalo ia masih seusia Kayla mungkin sudah ia rebut salah satunya. "Duh, maaf ya nunggu lama, Vin. Biasa Kayla kalo Abis jalan-jalan malem gitu, pagi nya susah di bangun," sahut Tara yang menghampiri Davin di teras depan.
"Emang Kayla kemana semalam?"
Tara hampir saja keceplosan, ia pun merubah ekspresi yang tadi sedikit gelapan kini terkekeh. "Ya bantuin gue di cafe, biasa lah hehehe."
"Tadi, lo bilang dia jalan-jalan?"
"Ehm, melayani pengunjung di cafe kan harus jalan-jalan ke meja satu ke meja yang lain, iya kan?" huft, untungnya alasan itu cepat melintas, meskipun sedikit agak konyol.
Sedangkan Kayla yang sudah siap dengan mengenakan seragam sekolahnya langsung mengambil tas ransel lalu berjalan cepat keluar kamar, ia menuruni anak tangga dan saat hampir sampai di depan pintu Kayla memepercepat langkahnya dengan jurus seribu bayangan, tidak perduli Davin yang sejak tadi menunggunya, saat ingin melewati Kakaknya tiba-tiba Tara mencekal tangan Kayla membuat Kayla menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milan & Kayla
Roman pour AdolescentsMilan Lavindra, laki-laki yang memiliki sifat dingin yang hanya mampu di hangatkan oleh senyuman Kayla Maura Ziudith, Milan tidak pernah menyangka hidup nya berjalan sempurna saat berada di samping Kayla, bahkan Milan selalu berpikir bahwa Tuhan ten...