Tara tengah menyiapkan makanan untuk makan malam bersama Kayla dan Ayah nya, setelah semua di rasa beres, ia pun memutuskan untuk memanggil Adiknya yang sedari siang tadi hanya mengurung diri di kamar. Entah, Tara tidak tahu mengapa hari ini Kayla sangat betah sekali berada di dalam kamar dan belum keluar sama sekali sejak pagi.
Setelah sampai didepan pintu kamar Kayla, Tara mengetuk pintu dan memanggil Kayla agar keluar.
"Kay, makan malem yuk, Kakak udah siapin nih," sahut Tara.
Tara mengerutkan keningnya saat sama sekali tidak ada sahutan dari dalam kamar, ia pun mencoba membuka pintu itu dan ternyata tidak dikunci. "Kay, kamu nggak lagi bertelur kan?" panggil Tara mulai khawatir.
Tara masuk kedalam kamar yang tidak terkunci dan menutup kembali pintunya, lampu kamar Kayla gelap ia pun menyalakannya dan Tara hanya melihat tempat tidur Kayla yang kosong dan tidak ada pemilik nya di sana.
"Kay kamu dimana? Ngumpet ya?"
Tara mengecek seluruh isi kamar Kayla mulai dari kamar mandi, kolong tempat tidur, keranjang pakaian kotor dan di dalam lemari, takut-takut kalau Adiknya itu tengah mengerjainya. Tatapannya beralih pada benda pipih yang tergeletak diatas meja nakas.
"Hape nya ada, tapi orangnya kemana sih," ucap Tara gelisah. "Kalo Ayah sampe tau Kayla nggak ada di kamarnya, abis gue."
Tara memijat keningnya bagaimana ia bisa tahu gadis itu pergi kemana jika ponsel nya pun ditinggal di rumah. Ia pun memutuskan untuk keluar kamar Kayla, Tara akan mencari Kayla nanti dan yang terpenting Ayah tidak boleh tahu jika anak kesayangannya tidak ada dikamarnya.
"Eh, Ayah-- Ayah ngapain disini?" tanya Tara sedikit gugup saat melihat Ayah nya yang sudah berdiri depan kamar Kayla.
"Kayla mana? Sejak sore tadi Ayah belum melihatnya."
Tara sedikit gelapan saat Ayah nya menanyakan Kayla. "Hem, ada kok, ada. Tapi, tadi katanya dia mau nyari angin, Yah."
"Nyari angin? Sejak kapan? Kenapa nggak izin dengan Ayah dulu? Apa ada yang kamu di sembunyiin dari Ayah?"
Rentetan pertanyaan Yudha sambil menatap Tara dengan tatapan curiga, membuat Tara langsung di serang pusing tujuh keliling.
Tara sedikit membuka mulutnya lalu mengibaskan tangannya di depan Yudha, padahal tadi tangannya ia sembunyikan dibelakang tubuhnya karena memegang ponsel Kayla.
"Nggak Yah, Tara nggak nyembunyiin sesuatu dari Ayah." Tara terkekeh garing agar Ayah nya mempercayain nya.
"Itu kenapa hape Kayla kamu bawa?"
Tara langsung menyembunyikan ponsel di belakang tubuhnya. "Aku mau pinjem, Yah. Pulsa aku abis."
"Mau telepon siapa?" tanya Ayahnya lebih lanjut.
Tara memutar otak, telepon siapa ya? Pacar belum ada, teman sedang ke laut. Ah iya, Tara ingat. "Telepon Mbak Fida, Yah. Tara lupa belum beli bahan-bahan buat di cafe."
Yudha menautkan alisnya. "Ya sudah, sekarang Ayah tanya, Kayla kemana? Jawab jujur pertanyaan Ayah."
"Tara kan tadi udah bilang mungkin Kayla lagi cari angin, lagian ini kan hari minggu. Mungkin Kayla bosan terus jalan-jalan di taman." Tara mencoba meyakinkan Ayah nya.
"Kamu tahu kan Tara, Ayah tidak suka di bohongi."
Karena Tara tau pasti Kayla pergi dengan Milan saat dirinya masih berada di kafe dan saat Ayah nya sedang sibuk di kamar nya mengerjakan pekerjaan kantor.
Tara menggerutu dalam hati, benar-benar anak itu, seharusnya tidak sampai melupakan ponsel dan mengabari nya lebih dulu agar sekarang ia tidak kelimpungan mencari jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milan & Kayla
Teen FictionMilan Lavindra, laki-laki yang memiliki sifat dingin yang hanya mampu di hangatkan oleh senyuman Kayla Maura Ziudith, Milan tidak pernah menyangka hidup nya berjalan sempurna saat berada di samping Kayla, bahkan Milan selalu berpikir bahwa Tuhan ten...