PART 1•

193 8 4
                                    

👆
Happy Reading

Hari minggu ini sungguh sangat membosankan, Kayla menghela napas lalu merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamarnya yang banyak gantungan berbentuk bintang.

Kayla tersenyum saat melihat bintang yang warna nya berbeda dengan bintang lain yang berwarna keemasan, bintang itu sangat spesial baginya, berwarna merah muda dan Kayla beri nama 'bintang Milan'.

Kayla menutup wajahnya yang memanas saat melihat bintang itu dengan buku harian yang setiap minggu selalu ditulisnya, entah mengapa di umurnya yang sudah menginjak 17 tahun ia masih suka menulis di buku harian, tentu tulisan tentang dirinya dan juga sosok lelaki yang sangat menyenangkan.

'Pukk'

Kayla tersentak saat ada yang seperti melempar pintu kaca kamarnya, ia bangun lalu membuka pintu kamar nya dan melihat ada gumpalan kertas yang di dalam nya terdapat mainan plastik yang lucu.

Ia pun berjalan pelan ke arah balkon kamarnya lalu melihat kebawah.

"Aaaaa! Siapa kamu?!" pekik Kayla saat melihat ada seseorang dibawah sana tengah mengenakan topeng menyeramkan.

"Ini ak--"

'Bugh'

"Jangan ngomong!" Kayla refleks melempar buku hariannya dari atas balkon dan tepat mengenai kepala orang itu, sepertinya terkena buku harian Kayla yang cukup tebal bisa membuat orang itu meringis kesakitan.

"Arggh! Sakit tau," geram orang itu sambil membuka topengnya.

Kayla membulatkan matanya saat melihat wajah tampan yang tadi sedang ia pikirkan sekarang ada di depan matanya.

"Milan?" Pekik Kayla senang.

Milan menaruh telunjuk di depan bibirnya agar gadis itu tidak berisik.

"Kamu ngapain disini?" tanya Kayla mengecilkan suaranya.

Milan pun membalas ucapan Kayla tak kalah pelan nya. "Ketemu kamu."

Milan lalu melempar tali tampar yang ia bawa ke atas balkon kamar Kayla. Benar-benar memakan waktu, ia bahkan sudah memikirkan hal ini sejak semalan bersama ketiga temannya, tentu bukan idenya, tapi ini ide seorang Ridan yang konyol.

Sungguh kalau tidak cinta, Milan tidak akan pernah melakukan hal ini.

"Ikat di pagar, Kay," perintah Milan.

"Kamu mau naik?"

"Aku mau kamu yang turun."

"Nggak mau aku takut." sahut Kayla ketakuan dan mundur satu langkah.

"Ada aku Kay, kamu harus percaya sama aku kalo aku lakuin ini bukan buat nyakitin kamu."

Kayla menggeleng keras. "Tapi aku takut jatuh."

"Kan ada aku di bawah, kalo kamu jatuh aku yang bakal nangkep kamu."

Kayla pun mengikat tali itu sekencang mungkin di pagar besi balkon nya, ia menghela napas lalu memastikam ikatan nya kuat. Ia pun kembali masuk ke dalam kamar nya untuk mengambil flatshoes lalu keluar lagi dan menjatuhkan nya ke bawah terlebih dahulu.

Milan tersenyum tipis.

Dengan sedikit gemetar Kayla melewati pagar balkon nya lalu berpegang erat pada tali dan perlahan menurunkan tangan dan tubuh nya dengan susah payah, untung saja lantai dua rumah Kayla tidak terlalu tinggi.

Akhirnya Milan bisa bernapas lega melihat kaki Kayla sudah menapak tanah dan langsung memakai flatshoesnya.

Kayla meringis sambil mengibaskan kedua tangan nya, air mata nya seakan sudah bergerumur di pelupuk mata nya.

Milan & KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang