PART 7•

55 2 0
                                        

Setiap malam Kayla selalu belajar materi yang tadi di ajarkan guru nya, alasan nya karena ia sudah terbiasa melakukan itu dan setelah belajar Kayla membuka buku harian nya yang pernah sempat ia lemparkan ke kepala Milan karena tidak sengaja.

Ia cukup senang karena Ayahnya mungkin tidak tahu jika Kayla punya buku harian. Dan sebaiknya Ayah nya tidak perlu tahu. Sekarang Kayla ingin menulis beberapa hal yang Kayla alami hari ini, kejadian yang mungkin tidak akan pernah Kayla lupakan.

Dengan senyum manis Kayla menulis kata demi kata di buku harian kesayangannya itu. Sejenak ia melupakan ucapan Ayah nya.

Selama aku bersama Milan, banyak yang aku lihat dari sisi nya, dibalik sikap dan sifatnya yang dingin itu ternyata Milan juga bisa melakukan suatu hal yang biasa manusia lakukan dan aku beruntung bisa melihat apa yang Milan lakukan.

Milan selalu mengajak aku makan eskrim seperti tadi siang saat kaki aku belum mau pulang, mengajak aku ke pantai, dan dia membooking area pantai agar nggak ada orang-orang yang berkunjung, karena alasan ia tidak suka tempat ramai, huh. Kalo mau di kuburan saja biar sepi, Milan menghabiskan duit saja.

Milan juga menjahili aku, dan aku nggak abis pikir ternyata di balik wajah datar nya ia juga memiliki sifat jahil.

Milan akhir-akhir ini jadi lucu dia bukan Milan seperti biasanya yang kaku.

Dan selama ini aku salah, sisi dingin itu ternyata juga memiliki sisi kehangatan yang mampu meluluhkan hatiku, terima kasih Milan.

Kayla, M, Z—

Setelah dirasa cukup menulis tentang Milan, ia menutup buku hariannya lalu menaruh nya di laci meja, ia segera merebahkan dirinya di tempat tidur, melihat bintang bernama Milan yang menggantung di langit-langit atapnya. Ia tersenyum, meskipun malam ini diluar sedang tidak ada bintang yang terlihat, tapi ia masih bisa melihat bintang juga.

"Kay?"

Kayla menatap pintu kamarnya, ia mengerutkan kening saat Tara memanggilnya. "Iya, Kak?"

"Kakak mau masuk."

"Buka aja, pintu nya nggak aku kunci," sahut Kayla bangun dari tidurnya, ia sedikit mengerutkan kening nya saat melihat Tara dengan cepat masuk dan berjalan ke arah Kayla.

"Ayah belum pulang kan, Kay?"

"Loh, Ayah bukan nya lagi ada kerjaan di Bogor ya, kan Kakak yang bilang ke aku kalo Ayah pulang besok sore," jelas Kayla.

"Kakak cuma mau mastiin aja."

Tara mengedarkan pandangan nya ke seluruh ruangan kamar Kayla, seperti orang yang tengah gelisah, Tara benar-benar di landa rasa bingung dan penasaran, apakah ia harus tetap dengan pendiriannya yang ingi mencari tahu dimana sosok itu(?)

"Kak Tara kenapa?"

"Bangun deh, Kay. Kita ke kamar Ayah sekarang."

Kayla sedikit terkejut mendengar ucapan Tara. "Mau apa Kak?"

"Kakak udah bener-bener nggak bisa lagi buat nggak tahu semua nya, nggak bisa Kay."

"Maksud nya apa sih, Kak? Aku nggak ngerti."

"Kita cari petunjuk yang berhubungan dengan Ibu, pasti Ayah masih nyimpen foto Ibu di kamarnya."

Mungkin memang satu-satu nya jalan adalah menggeledah kamar Ayah nya, Tara memohon maaf dalam hatinya, tapi sungguh demi apapun Ayah nya sangat rapat menutup semua rahasia yang di simpan, sampai-sampai di rumah nya pun sama sekali tidak ada foto Ibu nya.

Milan & KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang