Milan mencoba menghubungi nomor Kayla lagi, tapi panggilan nya tidak ada yang diangkat oleh gadis itu, saat tadi Kayla sama sekali tidak masuk jam pelajaran penuh, karena salahnya yang membuat kaki Kayla bertambah sakit, ia merutuki kebodohannya saat di koridor tadi melihat Kayla pulang bersama Hana dan Bella dengan langkah kaki yang tertatih, ia tidak bisa berbuat apa-apa karena Jessy yang terus bergelayut manja di lengannya, padahal Milan ingin sekali melepaskan tangan Jessy dan menggandeng tangan Kayla dan membantu gadis itu berjalan.Ia memukul stir mobilnya kesal, ia sedang menunggu Jessy yang sedang mengambil ponsel nya yang tertinggal di kelas dan sialnya mengapa gadis itu lama sekali, Milan tidak suka menunggu hal yang menurutnya sangat tidak penting.
Milan membuka kaca mobilnya saat melihat Samuel, Ridan dan Ando yang tengah berjalan ke arah parkiran khusus motor, tiba-tiba ia memiliki ide cemerlang. Milan pun membuka pintu mobilnya dan berjalan menghampiri ketiga temannya itu.
"Sam," panggil Milan.
Samuel mengurungkan niatnya yang ingin menaiki motornya pun menoleh menatap Milan. "Wih, belum balik lo, Lan? Gue kira udah balim daritadi."
"Paling nunggu Jessy kan?" tebak Ando.
"Hm," balas Milan, ia dengan santai memberikan kunci mobilnya pada Samuel. "Lo balik bareng Jessy, Sam."
"Gue? Bawa mobil lo?" tanya Samuel, ia terbengong karena harus membawa mobil Milan dan juga beserta dengan Jessy. "Amazing, dengan senang hati gue bawa, Lan. Lo tenang aja, mobil lo pasti aman di tangan yang handal."
"Hm." Milan mengangguk lalu dengan santai menaiki motor besar Samuel, ia mengajak Ando dan juga Ridan untuk pulang ke rumah Samuel hanya dengan menggunakan kode tangan yang sudah di mengerti oleh dua sahabatnya itu, Ando dan Ridan pun langsung menyetujui.
Samuel menepuk-nepuk bahu Milan sembari terkekeh. "Tenang Lan, lo bisa serahin soal Jessy ke gue, bakal gue anterin sampe rumah nya dengan wajah yang berseri-seri."
"Ya elah, paling juga si Jessy ngoceh-ngoceh kalo tau lo yang nganterin dia balik," cibir Ridan mencebikan bibirnya tidak percaya, ia menaiki motornya, disusul Ando yang ikut naik di belakang jok motor Ridan.
"Nggak akan, Jessy pasti langsung terpesona dengan kegantengan gue yang nggak jauh beda dari Milan," sahut Samuel menepis anggapan Ridan yang seakan merendahkan wajah tampannya.
"Alah, sok ngaku-ngaku ganteng, kek gue dong nih tampan tapi nggak sombong, bener kan, Dan?" Ando berdecih sembari menepuk bahu Ridan.
"Harus gue beliin sendal jepit lo ya, Ndo."
"Buat apa?" tanya Ando mengerutkan keningnya.
"Ngaca! Ya buat nampol mulut lo." sembur Samuel.
Ando berdecih. "Emosian lo, tumbuh keriput baru nyaho!"
"Eh kampret lo ngapain lagi naik motor gue, kan lo bawa motor sendiri," dengus Ridan sambil menolehkan kepalanya kebelakang.
Ando menepuk jidat nya lalu turun dari motor Ridan dan berjalan ke arah motornya. "Anjir lupa gue, gara-gara lo nih, Sam."
"Dih nyalahin gue lagi, lo nya aja yang pikun usia dini," ledek Samuel.
Sedangkan Milan sedang memaki helm Samuel yang berwarna pink dengan motif bunga di samping kanan kirinya membuat ia mendengus kasar, sudah keren-keren dengan motor besar, malah Samuel dengan percaya dirinya memakai helm dengan warna yang kebanyakan di sukai para perempuan. Dengan terpaksa Milan pun mencoba memakai helm Samuel lalu menatap pantulan wajah nya di kaca spion membuat Ridan, Ando dan Samuel tertawa terbahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milan & Kayla
Teen FictionMilan Lavindra, laki-laki yang memiliki sifat dingin yang hanya mampu di hangatkan oleh senyuman Kayla Maura Ziudith, Milan tidak pernah menyangka hidup nya berjalan sempurna saat berada di samping Kayla, bahkan Milan selalu berpikir bahwa Tuhan ten...