PART 8•

49 2 0
                                    

Semua berjalan seperti biasanya dan yang pasti kaki Kayla yang tadinya terkilir kini sudah sembuh seperti semula, malam ini ia tengah bersiap-siap untuk pergi dengan Milan, ia menggunakan celana jeans dipadukan dengan baju berwarna putihnya sebatas lengan, ia sengaja menguncir kuda rambut panjangnya agar tidak berantakan, Kayla akan mengajak Milan ke tempat yang pasti belum pernah laki-laki itu kunjungi.

Ia menatap cermin lalu tersenyum manis saat semua dirasa cukup, tiba-tiba ponsel nya berbunyi menandakan pesan masuk.

Milan Lavindra
Kay, aku udah di depan rumah tetangga kamu.

Kayla memasukan ponsel itu kedalam sling bag nya lalu berjalan cepat keluar kamarnya, ia menuruni anak tangga, mata nya menangkap sosok Ayahnya yang tengah duduk di sofa sembari mengerjakan tugas kantornya, Kayla berdoa dan meminta maaf dalam hati karena ia akan membohongi Ayahnya, dengan ragu ia menghampiri Ayahnya untuk meminta izin.

"Ayah?"

Yudha mendongak saat Kayla berdiri tidak jauh dari tempat duduknya. "Kamu mau kemana, Kay?"

"Em... aku mau kerumah Hana, boleh kan Yah?"

"Boleh, tapi nanti pulangnya jangan larut malam, kamu juga minta jemput Tara ya, Ayah nggak mau kamu pulang sendirian," sahut Yudha sembari melepas kacamata bacanya.

Kayla menghela napas lega, dalam hatinya ia bersorak karena Ayahnya mengizinkan Kayla keluar, ia menyalami Yudha terlebih dahulu sebelum pamit pergi.

"Aku pergi dulu ya, Yah."

"Jangan pulang terlaru larut, Kay."

"Siap Ayah!" sahut Kayla.

Kayla keluar dari rumahnya lalu berlari kecil agar Milan tidak menunggunya terlalu lama, Kayla membuka pagar rumahnya lalu berjalan melewati dua rumah yang terletak di samping rumahnya, ia memegang jantung nya yang entah kenapa berdebar kencang saat melihat punggung tegap Milan yang tengah duduk diatas motor besarnya.

'Duh, kenapa aku jadi deg-degan gini.' rutuk Kayla dalam hati.

Kayla malah bertambah menjadi gugup mendekati Milan, ia memelankan langkah nya sampai akhirnya berdiri di samping motor Milan. "Hai," sapanya canggung.

"Hai." Milan pun tersenyum, ia menatap kagum pada Kayla yang selalu cantik dan sederhana, ia turun dari motornya lalu berdiri tepat di depan Kayla. "Tutup mata, Kay," ucap Milan tiba-tiba.

"Iya." Kayla langsung menutup matanya.

"Jangan buka sebelum aku suruh buka."

Kayla memilih tidak bertanya lebih jauh lagi, ia mengangguk dan menutup matanya. Tidak lama, ia merasakan Milan tidak melakukan pergerakan apapun sampai akhirnya leher Kayla merasakan sesuatu yang agak dingin. Kayla mengerutkan keningnya dalam, ia ingin membuka matanya.

"Sekarang buka."

Kayla langsung membuka matanya dan memegang lehernya yang kini terdapat kalung berwarna putih dengan gantungan lucu dan indah di tengahnya berhuruf M, yang artinya Milan, siapa lagi kalau bukan namanya.

"Kamu kasih aku kalung, Lan?" lirih Kayla dengan mata berbinar.

"Suka?"

"Sukaaaaa." Kayla mengangguk senang, ia melebarkan senyumnya langsung memeluk Milan. "Makasih, ya."

Dengan senang hati Milan membalas pelukan Kayla, ia tersenyum lebar meskipun Kayla tidak bisa melihatnya, biarlah hanya Milan yang tahu.

Guk guk guk!

Milan dan Kayla sama-sama kaget saat mendengar suara anjing dari rumah yang ada dibelakang mereka, Kayla terkekeh lalu melepas pelukannya. Lalu menoleh kearah belakang dan melihat ada seekor anjing panjaga yang masih menggonggong, untuk saja di rantai, kalo tidak mereka bisa di kejar-kejar anjing.

Milan & KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang