Chap24,,,Chanyeol's story

3.1K 314 29
                                    

"Eomma..hiks..hiks..hiks.." tubuh kecil itu bergetar, kedua tanganya terkepal di kedua sisi tubuhnya. Air mata membanjiri kedua pipi chuby, wajahnya terlihat memerah karena tangisnya.

"Hentikan tangisanmu Chanyeol..ikhlaskan saja eommamu.."

Chanyeol kecil tidak menjawab, dan hanya melirik ke arah namja di sampingnya yang bersetatus sebagai ayah kandungnya.

Saat ini keluarga Park sedang berkabung. Eomma Chanyeol baru saja selesai di makamkan sore ini. Dengan di iringi tangis seorang Chanyeol kecil, perlahan peti mati tersebut di bakar.

"Appa?"

Changmin menoleh ke arah anak semata wayangnya. Atau sebut saja penerusnya.

"apa?" jawabnya acuh.

"Apa kau tidak merasa sedih?"
Chanyeol menatap sendu ke arah guci di pelukannya.

"Omong kosong apa yang kau bicarakan? tentu saja aku sedih.."

Chanyeol tidak bicara lagi, dan memilih berjalan menuju mobil hitam milik ayahnya. Yang akan segera membawanya ke pelabuan tempat untuk menerbangkan abu eomma tersayangnya.
.
.
.
.
.

"Kalian sudah pulang?" Chanyeol menghentikan langkahnya. Kepalanya mengadah untuk melihat ke arah seorang Yeoja berumur kepala tiga, yang telah tinggal beberapa bulan di rumahnya ini.

"Seperti yang kau lihat, kami sampai di rumah dengan tepat waktu.." Chanyeol menoleh ke arah Appanya, yang sekarang mendaratkan sebuah kecupan di kening yeoja tadi.

Chanyeol tidak mengerti, ya dia masih terlalu kecil untuk itu. Yang dia mengerti adalah, bahwa Yeoja di hadapannya adalah eommanya juga. Dan..

"Aku pergi Aboeji,Eomma.."

Dan namja berumur 16 tahun itu adalah Hyungnya.

"Chanyeol sekarang ganti pakaianmu dan istirahatlah.." Chanyeol hanya menurut, mengikuti apa yang di ucapkan oleh yeoja yang Chanyeol tau bernama Hyuna atau mungkin sekarang Park Hyuna.

Chanyeol cukup bahagia dengan kehidupan barunya. Apphanya lebih sering menghabiskan waktu di rumah. Dan Eomma barunya memberikan kasih sayank yang cukup untuknya. Juga Minhyuk, Hyungnya yang menyanyanginya sepenuh hati.

Tentu Chanyeol merasa utuh, setidaknya hingga suatu malam..

"SUDAH KUKATAKAN PADAMU MINHYUK JUGA ANAKMU!! TAPI KAU BAHKAN TIDAK MEMBERINYA WARISAN SAMA SEKALI, DIA ANAK SULUNGMU CHANGMIN!!"

Chanyeol terbangun dari tidurnya, kala suara eomma barunya itu berteriak di malam hari. Dengan langkah gontai Chanyeol berjalan keluar dari kamarnya.

"kau berkata tentang warisan, apa kau mendoakan diriku agar cepat mati?"

Suara Appanya terdengar, dan Chanyeol memilih untuk menghentikan langkahnya mendekat kemudian menyembunyikan tubuhnya di balik pilar tangga rumahnya.

Di sana, tepatnya di ruang tengah Appanya serta dengan eomma barunya sedang saling meneriaki satu sama lain.

"Okay tidak untuk warisan, tapi apa kau juga tidak berikir untuk memberikan beberapa aset keluargamu untuk Minhyuk juga, dan bukan hanya untuk Chanyeol saja.."

"Sebenarnya apa yang kau minta sih?"

" aku ingin kau, dan seluruh hartamu tanpa adanya anak ingusan dari mantan istrimu itu.."

"KAU GILA!?"

Chanyeol tersentak kala mendengar ayahnya bersuara seperti itu. Karena ini merupakan kali pertama Chanyeol melihat ayahnya berteriak atau lebih tepatnya mengeluarkan nada membentak seperi itu.

FUCK Roommate! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang