FUCK Roommate!

Chap19,,,Sehun & Luhan

Typohh~~~

     Sehun menatap datar lelaki paruh baya bermarga Choi yang tengah duduk di kursi kepala sekolah, kursi kebesarannya. Di sampingnya terdapat Luhan yang menundukkan kepalanya, sembari memainkan kakinya, gugup.

"Kalian mengerti?" Sang kepala sekolah bersuara, dengan jari-jarinya yang memijit pelan pelipisnya.

"Ne saem.." Luhan menjawab, sementara Sehun terlihat cuek dan tidak peduli.

"Saya telah meringankan hukuman kalian berdua, karena Sehun sempat masuk ke kelas A. Tapi jujur saja saya kecewa kepada kalian...jadi sebaiknya kalian keluar sebelum saya berubah pikiran"

Luhan sedikit melirik ke arah Sehun, yang masih tampak tidak peduli. Dengan menghela nafas panjang, Luhan menarik tangan Sehun keluar dari ruang kepala sekolah. Dan Sehun masih tampak tidak peduli, kala tanganya di tarik oleh Luhan.

"Kau menerima hukumanya begitu saja?" Luhan menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Sehun yang berbicara dengan nada dingin. Keduanya tengah berada di koridor sepi, ya mengingat saat ini telah masuk jam tidur.

"Jika aku punya hak menolak, aku pasti akan menolaknya Sehunnie.." mendengar jawaban dari Luhan, Sehun bungkam dan memilih tidak berbicara lagi hingga sampailah mereka di kamar asrama bernomer 94 itu.

Luhan membuka pintu di hadapannya, kemudian masuk di susul Sehun di belakangnya.

"Wahh aku benar-benar akan merindukan kamar ini, selama 3 minggu ke depan.." Luhan mengedarkan pandangannya, menyusuri setiap jengkal kamarnya dan Sehun selama dua setengah bulan itu.

Sehun menatap tubuh mungil di hadapannya dengan pandangan yang sulit di artikan. Sehun terus menatap tubuh namja yang lebih tua beberpa bulan di bandingkan dirinya. Meski kini namja itu telah berjalan ke arah lemari pakaiannya.

Luhan menghela nafas, sebelum mulai memindahkan beberapa pakaiannya ke dalam tas miliknya. Hukuman yang di dapatkan Luhan, cukup berat. Meski pun berat itu relatif, tapi di pulangkan secara paksa dari sekolah selama 3 minggu itu, bisa di sebut beratkan?.

Setidaknya Luhan masih bersyukur, karena Shiwon, sang kepala sekolah hanya memberikan hukuman seperti itu padanya. Ya mengingat bagaimana senior-seniornya yang lama mendapatkan hukuman yang cukup berat di bandingkan ini.

Lagi pula Luhan cukup senang, bisa menjadi bagian dari kehidupan namja bermarga Oh itu beberapa bulan kebelakang. Ya meski pun mereka tidak memiliki hubungan selain roommate dan penanggung jawab.

Tapi Luhan ingin mengucapkan terima kasih karena Sehun telah menurutti segala perintahnya. Walau di ujung-ujung waktu mereka, Sehun membuat kesalah yang cukup fatal dan membuat keduanya harus pindah kelas. Rasanya Luhan ingin tertawa saja mengingat awal pertemuan keduanya.

#FLASHBACK.

Luhan menatap penuh binar namja di hadapannya. Namja tinggi dengan rambut ala pelangi tapi dominan pink yang sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bak albino itu. Mendadak jantung Luhan berdetak cepat kala mata setajam elang itu menatapnya. Itu adalah kali pertama Luhan bertemu Sehun, di ruang kepala sekolah.

Saat itu Sehun datang dengan wajah penuh luka, di lihat sekali sudah terlihat bahwa namja itu suka berkelahi. Dan Luhan benci itu, jadi dia telah bertekat merubah Sehun.

Hari pertama, Luhan berhasil membuatnya bangun pagi tepat waktu dan mengikuti pelajaran dengan baik. Sebenarnya Luhan bertanya-tanya kenapa ia di jadikan penanggung jawab Sehun, yang pendiam ini. Karena sepertinya Sehun cukup penurut.

Hari kedua, Luhan berhasil memaksa Sehun memasukki club basket. Awalnya Sehun menolak, sangat menolak bahkan. Tapi Luhan itu lebih keras kepala di bandingkan Sehun, jadi dengan kekuatannya ia menyeret Sehun yang baru saja makan pagi ke lapangan basket. Dan berakhirlah keduanya bermain basket bersama di lapangan indoor yang sepi, mengingat itu bukan  weekend. Dan berakhirlah mereka yang di hukum membersihkan toilet.