Semua orang menginginkan sebuah akhir yang bahagia dalam kisah hidupnya.Namun takdir yang telah tertulis di buku kehidupan terkadang tak sesuai dengan keinginan.
Begitu banyak lika-liku yang dilalui oleh seorang pecinta demi meraih kebahagiannya.Banyak yang mampu menggapainya tapi tak sedikit pula yang menyerah sebelum berjuang.
Setiap orang yakin mereka akan mampu merubah takdir yang telah tergaris asalkan selalu berusaha dan pantang menyerah.Akan tetapi mereka salah karena takdir adalah sebuah Rahasia illahi dan tak ada satupun manusia dimuka bumi ini dapat mengetahuinya.
Jeongyeon dan Sana,sepasang anak manusia yang dipersatukan oleh takdir.Melalui berbagai halangan dan rintangan yang mendera sepanjang perjalanan kisah mereka yang selalu berakhir chaos.
Namun begitulah kehidupan selalu ada badai yang menerpa agar kita mampu untuk terbiasa memperjuangkan apa yang harus kita pertahankan.
*
*
*
*
Beberapa minggu berlalu sejak confession jeongyeon terjadi.Hari-hari mereka dilalui dengan tawa hangat.Seperti yang dijanjikan,jeongyeon terus belajar bagaimana membuka ruang di hatinya kembali untuk cinta yang baru,bagaimana menerima semua keadaan dan bagaimana menerima Sana masuk seutuhnya kedalam kehidupannya,mencatatkan nama wanita itu di lubuk hatinya.
Pria ini berusaha semaksimal mungkin bersikap baik pada Sana demi membuatnya percaya padanya bahwa cinta itu ada dan sekarang sedang berjalan muncul.
Kehangatan setiap tindakannya mampu membuat Sana terhanyut dan makin dalam jatuh pada pria itu.Setiap saat selalu berdoa agar jeongyeon memegang dan menepati janjinya.
"Makanlah yang banyak?"
Mereka berdua sedang melaksanakan rutinitas yang dilakukan setiap pagi yakni sarapan bersama.
"Hemm..."jeongyeon mengangguk seraya mengunyah makanannya.
"Bagaimana pekerjaanmu?"Sedikit banyak ia berusaha untuk bersikap care pada apa yang ada dalam diri pria ini.
"Semuanya baik.."balas jeongyeon tersenyum dengan manis.
"Baguslah.."
"Terima kasih atas sarapannya..aku pergi dulu"
Jeongyeon bangkit setelah mengusap bibirnya dengan celemek.Pria itu mengecup dahi Sana sebelum meraih tas punggungnya.
"Bye..telpon aku jika sesuatu terjadi"ucapnya seraya bergegas untuk pergi.
"Ok.."
Kedua tangan mereka saling melambai.
"Oh..anyeong jeongyeon-ssi..kau mau berangkat?"sapa momo seraya membungkuk dan berjalan ke arah Sana.
"Ya sampai jumpa"sahutnya.
Momo terus berlalu mendekat pada wanita yang tanpa henti memandang punggung si pria.
"Wah..semakin hari semakin lengket saja"goda momo dengan smirk dibibirnya.
"Mengapa??kau iri..?"Sana memicingkan matanya,melirik tajam pada sahabatnya tersebut.
"Haha...untuk apa?"
Momo tertawa dengan sarkas sembari menggelengkan kepalanya dengan cukup kuat.
Keduanya duduk saling bertatapan.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi pada kalian berdua..tapi jeongyeon telah banyak berubah sekarang"serunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WONDERFUL LIFE (completed)
FanfictionYoo jeongyeon seorang single parent dimana ia membesarkan putri semata wayangnya seorang diri semenjak sang istri meninggal dunia.Cobaan datang menghampirinya saat sang anak difonis mengidap leukemia limfosit akut atau disebut juga kangker darah dim...