Di pagi harinya jeongyeon terbangun dengan kepala yang begitu menyakitkan.
Mencoba untuk duduk dengan mata yang masih tertutup dan jemari tangan memijat pelipisnya.
"Uchh.."
Secara perlahan ia mulai membuka matanya,mengerjap-ngerjapkan sejenak sejak visinya masih sangat blur.
Jeongyeon terkejut ketika pandangan yang tadi sempat kabur kini bisa terlihat sangat jelas dimana matanya menangkap hal yang berbeda.Dia tidak berada dikamarnya.
Matanya langsung terbelalak ketika menyadari dia tidak memakai baju dan secepat kilat memeriksa bagian lain yang makin membuatnya bingung sekaligus shock.Dia bugil dan hanya selimut yang menutupi bagian tubuhnya.
Pria itu menoleh kesana kemari guna memeriksa tempat tersebut dan tak lama otaknya mulai bisa bekerja dengan baik.
"Sana.."
Jeongyeon lantas bangkit dan segera memakai pakaiannya kembali setelahnya bergegas keluar untuk mencari Sana guna menagih penjelasan.
"Dimana semua orang"
Jeongyeon tidak melihat para penghuni rumah yang lainnya.Dia melangkah untuk memeriksa ruang tivi,dapur maupun ruang keluarga tapi hasilnya nihil.Pria itu mencari disekitaran taman dan hasilnya tetap sama saja.
Dia kembali masuk ke dalam mansion,menuju dapur dan mencari sesuatu yang bisa menyegarkan tenggorokannya.
Pria itu meneguk air mineral langsung dari botolnya kemudian meletakannya di atas meja seraya mulai membuat sebuah panggilan telephone.
Jeongyeon mencoba untuk menelphone Sana namun ternyata ponselnya tidak aktif.Dia lalu berlanjut membuat panggilan untuk momo dan keadaan yang sama pun juga terjadi.
"Apa yang terjadi?"
Jeongyeon mulai panik, takut jika sesuatu terjadi pada mereka terutama Sana.
Sekali lagi dia berusaha membuat panggilan.
Sementara itu.
"Kita akan kemana sekarang?"tanya momo sembari asyik memandangi pemandangan sepanjang perjalanan dari balik kaca jendela mobil.
Selama perjalanan hanya kedua suara orang ini yang terdengar dari dalam mobil sedangkan Sana lebih memilih untuk tidur atau sesekali menatap jauh keluar.
"Mungkin ke busan"balas dahyun yang tengah sibuk menyetir.
"Mengapa harus kesana?"cecar momo sekali lagi.
"Sejak kita tidak tahu arah dan tujuan..aku pikir busan tempat yang tepat untuk saat ini..selain itu juga aku memiliki bibi disana jadi kita bisa menumpang di rumahnya"jelas dahyun dengan suara yang bermalas-malasan.
"Good..berguna juga kau"
Momo mengangguk sembari menepuk ringan kepala dahyun.Pemuda itu hanya bisa melirik dengan ujung matanya.
Dret...dret..
Dahyun meraih ponsel miliknya yang ia selipkan di dalam saku celana.Karena terlalu fokus pada jalanan,dahyun sama sekali tidak melihat siapa yang menelpon,dia hanya langsung menerimanya saja.
"Halo..ya disini kim dahyun..ada yang bisa dibantu"
Sang lawan bicara awalnya mau membalas ucapan dahyun namun dia langsung menghentikannya disaat mendengar suara seorang wanita berteriak di ujung telpon.
"Ya..bodoh..mengapa kau tidak mematikan ponselmu..kita bisa ketahuan jika kita melarikan diri"
Teriak momo dengan mata yang melotot dan suara yang tinggi itu mampu membangunkan Sana dari tidur singkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WONDERFUL LIFE (completed)
Hayran KurguYoo jeongyeon seorang single parent dimana ia membesarkan putri semata wayangnya seorang diri semenjak sang istri meninggal dunia.Cobaan datang menghampirinya saat sang anak difonis mengidap leukemia limfosit akut atau disebut juga kangker darah dim...