"JEONGYEON"
DOR...
Asap keluar dari ujung pistol,semua sisi hening.Mata Sana terbuka selebar-lebarnya.
"JEONGYEON"
Suara bariton berteriak memanggil namanya.
Kedua mata pria itu terpejam,tangan yang memegang pistol mengarah ke atap.
"Jeongyeon apa kau gila"teriak seorang pria dengan suara yang terdengar begitu geram.
Jeongyeon perlahan membuka matanya.
Duk..
Pria itu mendorong tubuh jeongyeon hingga membuatnya tersungkur di lantai.
"Apa kau gila..hah..kau ingin melampiaskan semua kemarahanmu pada orang yang tidak bersalah"ujar jaebum dengan semua kemarahan memuncak di dirinya.
Jeongyeon hanya terdiam dengan tatapan yang kosong,menunduk bingung menatap lantai yang kotor.
"Putrimu meninggalkan kita bukan karena kesalahan wanita itu..jangan biarkan kebodohan dan keegoisanmu menutupi akal sehat"geram jaebum.
Jaebum menarik kerah baju sang sahabat yang hanya bisa diam tanpa sedikitpun memberikan perlawanan.
"Tidakkah kau sadar..apa yang kau lakukan hanya akan membuatmu menjadi orang yang mengerikan..kau tidak seperti jeongyeon yang aku kenal dan kau.."
"Bawa wanita itu ke rumah sakit"
Penggal jeongyeon sebelum jaebum menyelesaikan kalimatnya dengan nada yang begitu pelan."Kau.."jaebum melotot dan mengira jika jeongyeon benar-benar telah membunuh wanita tersebut.
"Bawa dia..dia akan melahirkan"
Ucapnya lemah."Apa"
Jaebum memutar tubuhnya dan bisa dia saksikan tubuh kotor penuh keringat,menangis menahan sakit.
"Sssett..to-long"rintih Sana yang semakin tak dapat menahan lagi sakitnya.
"Sana-ssi.."
Jaebum menyadari ada lelehan cairan berwarna merah mengalir melewati paha bagian dalam.
"K-kau..jeong"Menatap marah pada jeongyeon.
Jaebum semakin panik memandang dan mendengar rintihan wanita itu.Pria itu menatap sahabatnya yang terduduk dengan pikiran linglung.
"Cepat bantu dia jaebum-ah"pintanya sekali lagi dengan nada yang cukup begitu pelan dan tenang.
"AAHH"jaebum mengacak rambut frustasi.
Pria itu berlari menghampiri Sana,menggendongnya dan berlalu dengan cepat.Namun sebelum pergi jaebum sempat memberikan tatapan tajamnya pada jeongyeon.
Setelah mereka pergi,semua bagian tubuh jeongyeon serasa lemas.Pria itu duduk meringkuk dan tak lama air mata mengalir dari bola mata indahnya.
Pria itu menarik-narik rambut dengan kedua tangannya menangis tanpa bersuara.Semua otot leher dan wajahnya mengeras,mulutnya terbuka dan air mata terus terjatuh dengan deras.Tangisan tertahan dengan merasakan sesak di dada.
"AH."
Pekikan keluar dari mulutnya hingga telinganya sakit.Jeongyeon melempar kesembarang tempat pistol yang ia pegang.Berdiri dan mulai memukul apapun yang ada di sekitarnya demi meluapkan emosi yang begitu memuncak.
"AH..YAH.."
Brukk...
Prang..
KAMU SEDANG MEMBACA
WONDERFUL LIFE (completed)
FanfictionYoo jeongyeon seorang single parent dimana ia membesarkan putri semata wayangnya seorang diri semenjak sang istri meninggal dunia.Cobaan datang menghampirinya saat sang anak difonis mengidap leukemia limfosit akut atau disebut juga kangker darah dim...