Sana tengah duduk di balkon apartementnya,sudah dua hari ini dia belum menghubungi pria itu.Sana mencoba untuk berfikir matang-matang sebelum menerima tawaran tersebut.
"Udaranya sangat sejuk.."ucap temannya momo yang datang dengan membawa dua buah cangkir teh hangat.
"Kau tidak berkerja?.."tanyanya.
"Hmm..aku ingin dirumah seharian.."balas momo sembari menyeruput tehnya.."kau terlihat sedang memikirkan sesuatu.."tambahnya.
"Ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku"sahutnya
"Tentang..?"
Sana tampak ragu untuk menceritakan keluh kesahnya namun tak ada salahnya kan ia berbagi pada sang sahabat.
"Momo-chan.."
Sana mengatakan semuanya pada momo tentang obrolan mereka waktu itu,momo tampak shock dan bingung di waktu bersamaan.
"Jadi dia ingin kau melahirkan anaknya..dan dia akan memberikan hartanya padamu?.."
Tanya momo yang tak bisa percaya ada orang yang menawarkan hal seperti itu."Hemmp..."Sana menjawab pertanyaan momo dengan mengangguk kuat.
"Lalu..apakah dia akan menikahimu atau bagaimana?"tanya momo kembali.
"Aku tidak tahu..tapi aku rasa itu tidak mungkin..ia hanya mengatakan untuk memiliki anak dengannya tapi dia sama sekali tidak mengusik tentang pernikahan.."sahut Sana yang menunduk sembari meletakkan kedua tangannya di cangkir.
"Aku mengerti..itu artinya ia hanya menginginkan bayi tanpa adanya ikatan.."ucap momo mengangguk paham.
"Ya..kau benar.."balasnya.
"Lalu bagaimana sekarang..kau harus memilih"ucap momo.
"Tawarannya sangat menggiurkan..dan aku pikir dengan apa yang akan ia berikan kepadaku nanti ..aku bisa berhenti dari pekerjaanku"balas Sana.
"Kalian berdua impas,dia mendapatkan apa yang ia mau begitupun dengan kau"ujar momo.
"Iya.."balas Sana singkat.
"Lalu kau tunggu apa lagi cepat telpon pria itu.."pintanya.
"Iya..tapi..bagaimana dengan mommy?.."tanya sana pada sang sahabat yang tengah sibuk meneguk tehnya.
"Kau bisa membayarnya setelah kau mendapatkan jutaan won dari pria asing itu"jawabnya percaya diri.
Sana menganguk dan lalu ia merogoh sakunya untuk meraih ponsel.
*
*
*
*
Jeongyeon sibuk berkutat dengan pekerjaanya,dia tampak sangat stres ditandai dengan banyaknya sampah kertas yang berserakan di seluruh ruangan kantornya.
Masalah tzuyu benar-benar menguras energi dan emosinya.
Tuk..tuk
"Jeongyeon.."
Sahabat sekaligus tangan kanan dan sekretarisnya itu datang menghampirinya dengan raut wajah bingung seraya menggelengkan kepalanya dan mendesah panjang.
"Sebaiknya kau pulang dan beristirahat.."pinta sang sahabat sembari menggelengkan kepalanya tak percaya melihat kantor jeongyeon yang sangat berantakan,hal ini tidak biasa terjadi karena jeongyeon adalah orang yang cinta akan kebersihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WONDERFUL LIFE (completed)
Fiksi PenggemarYoo jeongyeon seorang single parent dimana ia membesarkan putri semata wayangnya seorang diri semenjak sang istri meninggal dunia.Cobaan datang menghampirinya saat sang anak difonis mengidap leukemia limfosit akut atau disebut juga kangker darah dim...