capter 17

2.3K 128 1
                                    

Cekiiiitt

Naruto menghentikan mobilnya di bahu jalan,pria namikaze itu terlihat sekali tengah di rundung gusar.nafasnya memburu dan tangan nya begitu erat mencengkram kemudi,maniknya berkilat tajam.

Dalam hati naruto terus merutuk dan mengumpat,dia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang menimpa pada istrinya di pesta.naruto merasa gagal dan pencundang,bagaimana bisa--dia hanya bisa diam saat hinatanya di hina...?

Padahal...dia berjanji kepada istrinya,bahwa dia akan selalu menjaga dan melindunginya namun apa...dia tidak bisa mencegah mulut-wanita busuk itu menghina hinatanya didepan semua orang.

Sedangkan hinata...dia menunduk sedih bukan karena dirinya mendapat penghinaan melainkan dia sedih karena hinata merasa bersalah kepada naruto.

Karena dirinya suaminya ikut dipermalukan dan hinata tidak bisa menerima hal itu,baginya yang sudah biasa di hina hal itu bukanlah masalah yang harus diratapi.tapi naruto tidak bersalah dan tidak pantas di permalukan seperti tadi,hinata sadar...bahwa dia lah yang menyebabkan semua itu terjadi dan hinata tidak tau...apa dia masih bisa menatap wajah suami nya setelah mempermalukan nya di depan semua orang tadi.

"Maafkan aku" ucap naruto tiba-tiba tanpa menatap hinata.

Hinata yang semula menunduk kini mengangkat wajahnya dan melihat suaminya yang kini tengah menunduk dalam.

Baru saja hinata hendak membuka mulut tapi tertahan karena naruto kembali berbicara.

"Maafkan aku hime...maaf membuatmu mendengar dan merasakan hal menyakitkan itu lagi" ucap naruto serak,sungguh rasanya naruto sangat ingin menangis karena rasa bersalah yang mencabik-cabik hatinya terus dan terus.

"....." hinata diam dan memilih mendengarkan.dibandingkan dirinya naruto terlihat lebih membutuhkan dukungan yang bisa menenangkan.

"Seharusnya aku mendengarkan mu dan kita tidak usah menghadiri acara memuakan itu sehingga kita tidak perlu mendengarkan ucapan-ucapan dari mulut sampah mereka.

Aku berkata bahwa semua akan baik-baik saja,tapi apa...aku bahkan tidak bisa mencegah mulut kotor wanita itu berbicara.aku memang tidak berguna...maafkan aku"

Hati hinata menghangat,sungguh...dia tidak perduli dengan apa yang orang lain katakan tentang dirinya.justru dia lebih mengkhawatirkan bagaimana perasaan naruto,tapi lihatlah...suaminya begitu luarbiasa.dia tidak mementingkan dirinya dan lebih mengkhawatirkan perasaan nya,bagaimana hinata tidak mencintainya dengan begitu dalam coba...?

Suaminya sangat baik dan sangat mencintainya,dia tidak merasa malu atau di permalukan karena memiliki istri sepertinya.hinata pun tersenyum haru dan mengangkat wajah suaminya dengan kedua telapak tangan nya 'menangkupnya' kini kedua mata mereka bersirobok dengan pancaran yang berbeda,naruto dengan tatapan sayunya karena bersedih dan hinata dengan mata berkaca-kaca nya...tapi senyum manis di bibirnya menandakan kalo ia ingin menangis bahagia.

Tanpa kata dan isyarat,hinata langsung menempelkan bibir nya dengan bibir naruto suaminya.hanya sebuah kecupan yang cukup lama dan dalam karena hinata ingin menenangkan suaminya dan memberi tau bahwa dia baik-baik saja karena dia masih memiliki cinta suaminya dan naruto tidak perlu merasa bersalah.

Naruto yang mengerti pun merasa sedikit lega di hatinya,dia pun menyambut kecupan istrinya dengan membalasnya.kecupan itu berubah menjadi ciuman yang lembut namun menuntut,mereka saling melumat,menghisap dan bertukar saliva.

cumbuan itu akan terus berlanjut jika suara perut hinata tidak berbunyi.

Keduanya sama-sama diam tapi tak lama naruto terkekeh membuat hinata menunduk malu.

LOTUS UNGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang