Tubuh hinata menggeliat karena udara dingin yang menerpa kulitnya,dia semakin bergelung mencari kehangatan.
Alisnya mengerut saat tak merasakan kehadiran sosok suaminya disisinya.
Dia pun membuka kelopak matanya dan menampilkan iris amesthy yang tampak sayu karena rasa kantuk yang masih dirasakan nya.
Meski begitu,hinata tetap melanjutkan niatnya mencari keberadaan suaminya.
Dia melangkah keluar dari kamar saat tak mendapati naruto didalam kamar mereka.
Dicarinya ke seluruh ruangan dari mulai dapur sampe ruang tengah...tapi tidak ada.
Saat melewati kamar sang bibi...stunade.
Sayup-sayup hinata mendengar suara naruto suaminya.
Baru hendak mengetuk pintu,kepalan tangan hinata berhenti di udara.dia tidak salah dengarkan...?
Kenapa rasanya...ada suara petir yang menggelegar menghanguskan hatinya...?
Hinata mengambil satu langkah mundur...dia merasa lemas dan lunglai,seakan tulangnya lepas dari tubuhnya.
"I-itu...ti-tidak mungkin kan...naruto" bisiknya bergetar.
Dia memilih kembali kekamar nya,hinata butuh menenangkan dirinya...setelah mendengar kebenaran yang menyakitkan baginya.
Sedangkan disisi lain...
"Tenanglah...naruto" ucap stunade menenangkan.
"Bagaimana aku bisa tenang bibi...aku bahkan tak bisa memejamkan mataku barang sejenak saja.setiap kali melakukan nya,aku selalu melihat dan mendengar bayangan istriku yang dihina dan di permalukan.
Kenapa...
Padahal akulah yang seharusnya di permalukan.
Hinata tidak bersalah...dia hanyalah korban.
Akulah penjahatnya...akulah tersangkanya...kenapa bukan aku yang dihakimi...kenapa bibi...kenapa..."
"Begitulah hidup naruto...semua selalu berjalan tak semestinya.masyarakat selalu buta dan tuli dalam memahami sebuah kebenaran.
Terkadang apa yang benar bisa menjadi salah dan begitu pun sebaliknya.
Semua kembali kediri kita masing-masing.
Apa kita mau mengambil langkah untuk bertanggung jawab...mengakui kesalahan kita dan siap menanggung kebencian dari orang yang telah kita lukai atau hancurkan hidupnya...semua tergantung kediri kita masing-masing".
"....."
"Jika kau ingin keadilan untuk hinata istrimu...maka akuilah kesalahanmu.berkata jujurlah padanya...bahwa kau...
...kau lah yang telah memperkosanya dan menodai dirinya"
Deg
Dua jantung dari dua orang yang berbeda,berdetak bersamaan di tempat yang berbeda.
Sama-sama berdetak dengan tidak menyenangkan...alias menyesakan dan menyakitkan.
"A-aku...takut bibi.aku takut kehilangan hinata...aku tidak bisa jika harus hidup tanpa dirinya disisiku...aku tidak akan sanggup" ucap naruto dengan frustasi.
"Maka tanggunglah rasa bersalah itu...sampai kapan pun.cepat atau lambat...hinata pasti akan mengetahui kebenaran nya.
Kau tidak berpikir...
Bagaimana saat anak kalian lahir,mungkin saja bayi itu akan sangat mirip dengan mu...ingat...gen namikaze itu sangat luar biasa menakutkan.
Contohnya kau dengan ayahmu...kalian sangat mirip seperti sebuah bayangan didalam cermin.
Bagaimana jika hal seperti itu terjadi juga pada kau dan anakmu...?
Bagaimana...kau akan menyingkapinya naruto...?"
"A-aku..."
"Pikirkanlah...sebelum semuanya terlambat".
Naruto terus merenung memikirkan perkataan bibinya.
"Kembalilah ke kamarmu.bagaimana kalo hinata terbangun dan tidak mendapati kau di samping nya...dia pasti akan cemas."
"Hm.baiklah"
Setibanya di dalam kamar,iris biru naruto berpusat kearah istrinya yang sedang terlelap.
Di hampiri tubuh sang istri dan di usapnya perut buncit hinata.
Tempat dimana calon buah hatinya berada.
Kemudian tangan naruto beralih mengelus pipi hinata lembut dan memberikan kecupan sayang di dahinya yang tertutup poni.
"Maafkan aku...hinata.ku mohon jangan membenciku" bisiknya dan menaiki ranjang.setelahnya naruto ikut berbaring di samping istrinya dan memeluk tubuh itu dengan erat.
Tes
Air mata itu menetes dari sudut mata hinata.dia sama sekali tidak tidur.
Bagaimana bisa dirinya memejamkan mata dan terlelap setelah mengetahui kebenaran tentang hidupnya.
'Kenapa...naruto...'
~~~~~~~~~~~~~****~~~~~~~~~~~~
Hari berganti...
Semua berjalan seperti biasa seolah tidak terjadi apa pun.
Hinata tetap menjalankan kegiatan nya seperti biasa,namun...bibirnya tak lagi bisa melukiskan senyum tulus untuk suaminya maupun bibinya.
Tak ada lagi pancaran hangat di iris amesthynya...hanya ada tatapan sendu dan kosong.
Meski menyadarinya...
Entah kenapa naruto terlalu takut hanya untuk sekedar bertanya...dia merasa...jika dia bertanya...maka jawaban itu akan memisahkan dirinya dengan sang istri tercinta.
hal ini terus berlanjut...
Terhitung sudah dua minggu,hinata bersikap berbeda dan hari ini adalah puncaknya.
Naruto tak melihat sosok istrinya dimana pun...
Istrinya telah pergi.
Meninggalkan rumah dan meninggalkan dirinya.
Semua terjadi tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya...
Tak ada yang mencegah hinatanya pergi dari hidupnya.
"Kenapa...
...kenapa...hinata...KENAPA"
stunade hanya bisa menatap keponakan nya dengan sedih.
Inilah yang di takutinya.
Hinata mengetahui kebenaran nya dan memilih pergi.
Tapi...
Ini juga salah naruto sendiri.
Andai dia mau berkata jujur dan mengakui kesalahan nya...semua tidak akan seperti ini.
Hinata sudah menunggu...
Hal itu di katakan dalam surat yang di tinggalkan hinata untuk naruto.
Perempuan itu menunggu...menunggu suaminya berkata jujur.hinata ingin bertanya apa alasan nya...
Kenapa naruto tega menghancurkan hati dan juga hidupnya...kemudian datang seolah-olah dialah pahlawan nya.
Kenapa...
Kenapa naruto menikahinya...
Apa karena rasa bersalahnya...?
Jadi...apa arti kata cinta yang diucapkan suaminya itu.apakah hanya sebuah kebohongan...
Hinata ingin menanyakan banyak hal.tapi...dia terlalu takut untuk mendengar kebenaran nya.
Hinata berharap naruto datang dan menjelaskan semuanya.
Tapi...dia tidak datang dan berpura-pura tidak mengerti.membuat hinata memilih pergi dari pada harus menjalani hidup penuh kepalsuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOTUS UNGU
Romancesebuah peristiwa terjadi merubah hidup seorang gadis baik-baik penuh perjuangan... . . NARUHINA romance/heart mature(M) by : masashi kisimoto