Bab -4-

63.6K 655 3
                                    

Beberapa jam bantuan datang berupa kapal tim sar yang bertugas mencari korban kecelakaan pesawat. Al langsung menggerakkan tangannya sambil melompat agar tim sar melihatnya dan usahanya berhasil. Ia dan wanita itu dibawa oleh kapal.

"Biar kami bantu membawa wanita ini."

"Tidak perlu, dia istriku. Biar aku yang menggendongnya. Tolong minta siapkan kamar rawat untuk Istriku agar dia langsung ditangani."

"Baik, Pak."

Al tahu dirinya sudah benar-benar gila saat mengatakan bahwa wanita asing ini adalah istrinya. Namun Al hanya mengikuti kata hatinya. Hati yang selama ini ia kira sudah mati saat kehilangan istrinya, kini hidup kembali dan mengatakan bahwa wanita ini adalah Evelyn yang dikembalikan Tuhan ke hidupnya.

___________

"Kondisi pasien cukup memprihatinkan. Benturan di kepalanya cukup keras hingga menimbulkan luka dalam dan kemungkinan akan mempengaruhi otaknya, ada kemungkinan Pasien akan mengalami amnesia akibat kecelakaan itu."

Harusnya Al sedih mendengar hasil pemeriksaan dokter pada wanita mirip Evelyn. Namun ia malah senang, semesta seakan mendukungnya untuk bersatu dengan Evelyn. Ia masuk ke ruang rawat wanita itu dan menatap wajah cantiknya yang merupakan duplikat dari wajah mendiang istrinya.

"Sudah lima tahun aku tidak melihat wajah cantik nan lembut ini. Aku sangat merindukanmu, Evelyn. Kenapa kau tega meninggalkan aku selama ini? Apa kau tidak merindukanku, Sayang?" tanya Al sambil mengusap rambut wanita asing itu dengan lembut.

"Dulu kau bilang tidak suka rambut panjang karena gerah namun sekarang kau menyukai rambut panjang ya? Tapi tak apa, kau tetap cantik dengan model rambut apapun. Cepat bangun ya, Sayang. Kita akan bersatu lagi layaknya suami istri seperti dulu."

Al tersenyum bahagia sambil membayangkan kehidupan bahagianya dengan Evelyn akan terulang kembali, ia menggenggam tangan Evelyn dengan penuh harapan dan keyakinan jika yang dilakukannya sudah benar.

_________

"Ehm."

Suara itu membuat Al terbangun dari tidurnya. Sudah dua hari ia menunggu wanita asing itu bangun dan akhirnya wanita itu bangun. Kini wanita itu menatapnya dengan tatapan bingung lalu menatap sekitar rumah sakit. Ia meringis sambil memegang kepalanya yang dibalut perban.

Al spontan mengusap lembut kepala wanita itu sambil berucap dengan nada lembut.

"Berbaring dulu. Jangan banyak gerak dan jangan banyak berpikir. Kamu butuh istirahat yang cukup. Biar aku panggilkan dokter untuk memeriksa keadaan kamu."

Al begitu bersemangat keluar dari ruang rawat sedangkan wanita itu tak jadi bertanya pada Al tentang siapa pria itu dan siapa dirinya sendiri. Ia mengikuti perintah pria itu untuk kembali istirahat karena setiap kali ia memaksa otaknya mengingat maka rasa sakit luar biasa yang ia rasakan.

___________

"Nyonya Evelyn, apa yang Anda rasakan saat ini?" tanya dokter yang bertugas memeriksa kondisi Evelyn

"Kepalaku terasa sakit dan pusing."

Evelyn memegang kepalanya sambil menjawab pertanyaan dokter tersebut. Saat ini ia sedang diperiksa oleh dokter tersebut untuk mengetahui kondisinya dan dampak kecelakaan tersebut. Sedangkan Al memperhatikan dan berharap wanita itu tidak mengingat apapun.

"Apa Anda mengingat sesuatu?"

"Tidak. Aku bahkan tak tahu siapa namaku. Apa yang terjadi padaku?"

Al tersenyum tipis saat harapannya menjadi kenyataan.

"Anda mengalami amnesia akibat kecelakaan pesawat."

"Apa aku tak bisa mengingat apapun lagi?"

"Bisa, namun membutuhkan proses. Kondisi Anda sudah membaik, hanya membutuhkan pemulihan sementara."

"Baik, terima kasih, Dokter."

Setelah dokter pergi, kini hanya tersisa Al dan Evelyn. Keduanya diam dan tak saling bicara. Evelyn yang canggung dengan Al dan Al yang berusaha memikirkan topik pembicaraan.

"Kau pasti akan sembuh, Sayang."

"Sayang? Kau siapa? Apa kita memiliki hubungan?" tanya Evelyn yang kaget saat mendengar panggilan Al padanya. Ia tak ingat siapa pria itu dan sedari tadi penasaran akan pria itu karena terus menemaninya.

"Aku memaklumi jika kau butuh waktu beradaptasi dengan hubungan kita karena amnesia. Aku suamimu dan kita sepasang suami istri. Usia pernikahan kita sudah enam tahun."

"Apakah kau berkata jujur?"

Entah kenapa Evelyn meragukan apa yang dikatakan pria itu walaupun ia sempat terbuai dengan tatapan penuh cinta yang diberikan pria itu padanya. Namun ia merasa asing dengan keberadaan dan sentuhan pria itu. Apa mungkin karena amnesia yang ia alami jadi ia tak bisa merasakan cinta pada suaminya?

"Tentu saja, buat apa aku berbohong sampai berkorban nyawa demi dirimu? Kita hendak berlibur ke Solo. Aku untuk urusan bisnis dan kau untuk urusan merancang pakaian batik."

"Tadi Dokter memanggilku Evelyn, apa itu namaku? Apa pekerjaanku sebagai desainer?"

"Ya, itu nama panggilanmu dan kau adalah desainer pakaian terhebat yang pernah kutemui. Nama lengkapmu adalah Evelyni Kharisma Putri."

"Lalu, namamu?"

"Aldebaran Alfahri."

Evelyn tahu pria itu adalah pria baik karena jika pria itu tidak baik, mana mungkin mau menolongnya. Namun ada yang mengganjal di hatinya tapi ia tak tahu apa itu.

"Jujur, aku masih ragu untuk percaya padamu walaupun kau mengaku sebagai suamiku. Bisakah kau memberikan aku waktu untuk mengingat semuanya dan memulai hubungan kita dari awal?"

"Tentu saja, aku akan bersabar dan menunggu hingga kau siap menerimaku."

Tiba-tiba saja Al memeluk Evelyn dan membuat tubuh wanita itu diam mematung. Pelukan Al yang hangat dan lembut membuat Evelyn memberanikan membalas pelukan tersebut. Al tahu dia adalah pria paling jahat di Dunia karena memanfaatkan musibah untuk keuntungan dirinya dan membohongi wanita tak berdosa demi memenuhi kerinduannya pada Evelyn. Ia tak tahu bagaimana akhir dari hubungan ini namun ia bahagia karena bisa memiliki Evelyn lagi. Sekarang wanita asing ini akan dikenal sebagai Evelyn, istri Aldebaran.
__________________

Istri PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang