Bab -20-

11.5K 325 3
                                    

Entah sudah berapa jam Evelyn tertidur, ia pun tak ingat. Saat matanya terbuka, ia terlihat linglung dan kepalanya masih pusing. Ia hendak bangun namun tak bisa, saat ia lihat ke arah kaki dan tangannya, ternyata terikat. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar sambil berusaha mengingat apa yang terjadi. Ia mengira hanya ada dirinya di ruangan ini namun ia salah, ia melihat Al yang membuatnya langsung teringat akan kebohongan pria itu.

Al sedang duduk di pinggir kasur dan membelakangi dirinya sehingga tak mengetahui jika ia sudah bangun. Rasanya Evelyn ingin memukul kepala pria itu dari belakang hingga tak sadarkan diri karena perilaku pria itu yang mengikat, menyekap, dan membohongi dirinya. Namun ia tak bisa melakukannya karena tangan dan kakinya terikat.

"Mengapa kau lakukan padaku?" Tanya Evelyn yang sukses membuat Al menoleh padanya. Pria itu meletakkan bingkai foto pernikahan yang entah siapa pengantin wanita di foto itu. Ia menghampiri Evelyn dengan tatapan bersalah dan khawatir.

"Evelyn, maaf aku harus mengikatmu. Aku tidak berniat menyakitimu, aku hanya tak mau kau pergi."

"Jawab pertanyaanku, mengapa kau lakukan ini padaku? Kau tahu aku bukan Istrimu, aku tunangan pria lain. Ada keluarga yang menunggu diriku kembali dan mereka pasti sedih karena mengira aku meninggal."

"Aku keluargamu, Evelyn. Aku suamimu. Tidak keluarga atau pria lain di hidupmu kecuali aku."

"Bohong! Aku telah mengingat Nino, aku tunangannya, kau bukan Suamiku. Dia akan datang dan menemukanku. Seseorang sudah melihatku di taman minggu lalu, dia memanggilku Akayla. Itu namaku kan?"

Evelyn tersenyum miring saat berhasil membuat Al panik dengan ucapannya. Pria itu pasti berpikir bahwa ia akan selamanya terkurung di rumah ini, namun ia yakin akan ada seseorang yang menolongnya.

"Siapa orang itu? Katakan padaku, tidak akan ada yang bisa memisahkanmu dariku."

"Oh ya? Kita lihat saja nanti, kau akan membusuk di penjara karena melakukan kejahatan ini padaku."

Al yang sudah murka langsung mencengkram pipi Evelyn dengan kuat, namun bukannya takut, Evelyn malah memberikan senyuman mengejek. Evelyn sadar percuma memohon dilepaskan, Al sudah terobsesi padanya hingga tak bisa melihat kenyataan. Ia harus bermain cantik untuk bisa bebas dari pria ini.

"Kau tidak tahu siapa aku, Evelyn. Aku bisa melakukan apapun untuk mendapatkanmu. Walaupun harus mengorbankan orang lain."

__________________

Al sudah gila. Pria itu mengurungnya selama tiga hari bersama dengan ikatan di tangan dan kakinya. Ada pelayan wanita yang datang untuk memberi makan padanya setiap tiga kali sehari. Awalnya Evelyn menolak makan di hari pertama namun di hari kedua, ia tak kuat lagi dan terpaksa menurunkan egonya untuk menerima makanan dari pria itu. Ia harus tetap sehat agar bisa kembali pada keluarganya.

Selama tiga hari ini, Evelyn berusaha tetap waras karena batinnya tersiksa tidak bisa berjalan, keluar ruangan, atau melakukan aktivitas apapun. Suara knop pintu tak membuatnya menoleh, wangi parfum maskulin yang menyeruak ke seluruh ruangan membuatnya tahu bahwa yang datang adalah Al.

"Jadi, kau lebih suka hidup terikat seperti ini dari pada menurut padaku?"

"Bahkan aku rela mati dari pada menurut padamu."

"Egomu sangat tinggi. Kita lihat seberapa kuat kau melawan."

Al melakukan aktivitas setelah pulang kerja seperti biasa tanpa mempedulikan keberadaan Evelyn yang terikat. Mau tak mau, Evelyn mengamati kegiatan pria itu dan baru menyadari ada tato A di dada Al yang ia kira adalah nama palsunya. Ia penasaran apakah Evelyn yang dimaksud Al benar-benar ada atau hanya tipuan pria itu untuk meyakinkannya.

"Siapa Evelyn? Apa dia benar-benar ada?"

Pertanyaan yang dilontarkan Evelyn membuat Al menoleh padanya namun tidak mengatakan sepatah kata pun dan kembali lanjut makan.

"Jadi, dia hanya ilusimu. Kau ingin membuat ilusimu menjadi kenyataan melalui aku. Pria tidak waras!"

PRAKK.

Suara piring pecah terdengar begitu nyaring. Evelyn pikir Al akan kembali menyakitinya namun ia salah, Al malah keluar dari kamar tanpa membalas hinaannya. Namun Evelyn sempat melihat mata Al yang berkaca-kaca dan anehnya membuat ia merasa bersalah karena mengira sudah terlalu kasar pada Al.

________________

Istri PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang