Bab -15-

14.5K 271 0
                                    


Di kamar mandi, Evelyn hanya bisa menangis sendirian karena perlakuan Al yang menyakiti perasaannya. Semuanya terasa sulit untuk dilakukan, rasanya ia ingin menyerah saja dengan keadaan ini karena ia tak mampu menghadapi sikap Al. Pernikahan bahagia dan penuh cinta yang Al ceritakan padanya, nyatanya sangat jauh dengan pernikahan mereka sekarang.

"Aku ingin lepas dari Al, tapi aku pun tak tahu mau kemana dan tinggal dengan siapa. Hidupku sangat bergantung padanya. Tapi aku tidak kuat jika harus bersama Al selamanya. Aku benci keadaan ini. Kembalikan ingatanku, Tuhan. Aku ingin hidup normal. Ingat, Evelyn. Ingat siapa dirimu, bagaimana kehidupanmu, ayo ingat!"

Evelyn yang marah pada dirinya sendiri karena tak mampu mengingat apapun akhirnya memukul kepalanya sendiri berulang kali. Namun tiba-tiba ia terdiam saat sekelabat bayangan terputar di otaknya.

Mama sayang kamu.

Ayah bangga punya Putri seperti kamu.

Evelyn, aku mendapat proyek besar yaitu membuat rancangan bangunan kantor usaha terkenal.

Evelyn terdiam saat mengingat tiga orang yang mengatakan hal yang berbeda padanya. Wajah tiga orang itu terlihat samar di ingatannya. Potongan ingatan itu membuatnya ingin mengingat potongan lainnya namun malah rasa sakit ia dapatkan saat mencoba mengingat. Ada mama dan ayahnya di ingatan itu, namun ia tak yakin siapa orang ketiga.

"Apa orang itu, Al? Tapi, Al seorang pengusaha. Dia bukan arsitek."

"Lalu siapa orang ketiga itu?"

Evelyn yang tak mau menyia-nyiakan apa yang ia ingat akhirnya mencari Al untuk menanyakan perihal itu. Ia melihat pria itu sedang berada di taman belakang.

"Al, aku ingat sesuatu."

Al yang sedang merenung dibuat terkejut dengan kehadiran Evelyn dan apa yang dikatakan wanita itu. Jantungnya berdegup kencang saat bertanya pada Evelyn.

"Ingat apa?"

"Aku ingat orang tuaku dan seseorang."

"Apa? Bagaimana bisa? Apa saja yang kau ingat tentang mereka?"

Evelyn tak tahu apa ia yang salah menafsirkan raut wajah Al saat ini tak senang dengan apa yang ia ucapkan atau memang benar adanya begitu. Namun ia tetap bercerita karena hanya Al tempat jawaban atas kebingungannya.

"Orang tuaku mengatakan menyayangiku dan bangga padaku. Lalu ada seseorang yang muncul di ingatanku sebagai arsitek. Siapa orang terdekatku yang bekerja sebagai arsitek?"

"Aku tidak tahu."

Bohong. Sebenarnya Al tahu orang yang muncul di ingatan Evelyn adalah Nino, tunangan Evelyn. Namun ia tak akan mengatakan kejujuran itu. Ekspresi senang Evelyn berubah jadi sedih saat mendengar jawaban singkat darinya.

"Kau yakin tak tahu? Mungkin aku pernah berbicara tentang seseorang padamu dulu, mungkin temanku, rekan kerjaku, atau mantanku."

"Aku tak tahu, Evelyn. Mungkin kau salah ingat, tidak ada seorang arsitek di hidupmu. Yang ada hanya desainer pakaian yaitu pekerjaanmu dan pengusaha yaitu aku."

"Baiklah."

Evelyn menyerah bertanya dan hanya diam merenung, ia merasa Al tak mau ia cepat mengingat segalanya. Walaupun sedih, ia juga merasa senang karena mendapat harapan hidupnya kembali melalui ingatan singkat itu.

Al bertanya-tanya dalam hati bagaimana bisa Evelyn mengingat beberapa bagian kehidupannya padahal ia rutin memberikan obat yang mampu melemahkan ingatannya. Ia memandang curiga pada Evelyn dan menanyakan kemungkinan terburuk yang ia pikirkan sekarang.

"Evelyn, kau meminum rutin obat yang kau berikan kan?"

"Ya, tentu saja aku minum. Kenapa?" Tanya Evelyn balik dengan ekspresi tenang untuk menutupi ketakutan dalam hatinya jika Al tahu ia meminum obat lain.

"Tidak apa-apa."

Evelyn menghela nafas lega, Al tidak boleh tahu jika ia sudah mengetahui apa yang dilakukan pria itu yaitu menukar obat dokter. Ia harus bermain serapih mungkin sampai ia tahu alasan Al melakukannya.

____________

Istri PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang