"Ini kamar kita, jika kau butuh bantuan apapun, kau bisa memanggil Ifa. Dia akan menjadi pembantu pribadimu."
Evelyn mengangguk paham sambil memperhatikan kamar yang amat luas dan dilengkapi perlengkapan mewah. Lalu langkahnya berjalan ke kamar mandi dan walk in closet. Ada banyak perlengkapan wanita dengan berbagai merk yang ia duga adalah miliknya. Saking serius melihat barang-barang itu, ia tak sadar Al sudah menyusulnya dan memeluknya dari belakang.
"Kau sangat memperhatikan penampilan dan selalu ingin tampil terbaik setiap harinya jadi kau membeli semua pakaian, sepatu, tas, dan perhiasaan ini."
Sejujurnya Evelyn risih dipeluk oleh Al namun ia membiarkan sebagai bentuk usahanya untuk menerima suaminya. Mungkin beberapa sikap mesra Al bisa membuatnya lebih cepat mengingat kenangan indah mereka.
"Kenapa sangat sulit mengingat semuanya kembali? Aku takut tak bisa mengingat apapun tentangmu dan pernikahan kita."
"Itu bagus jadi kau tidak akan pergi dariku," balas Al dalam hati.
"Kau pasti bisa mengingatkannya, sekarang kau perlu beristirahat. Kau terlihat lelah."
Evelyn hanya mengangguk dan membiarkan Al menuntunnya keluar dari walk in closet. Pria itu memeluknya dan mengusap kepalanya dengan lembut sehingga Evelyn lebih mudah tertidur.
__________
"Malam, Nyonya. Perkenalkan saya Ifa, pelayan pribadi Nyonya Evelyn."
Evelyn baru saja terbangun dan dikejutkan dengan keberadaan wanita tua yang memakai pakaian pelayan berada di kamarnya. Ia memperhatikan sekitar kamar dan tak menemukan keberadaan Al.
"Al dimana?"
"Tuan sedang pergi karena ada urusan penting."
"Urusan penting apa?"
"Maaf, saya tidak tahu, Nyonya."
Sebenarnya Evelyn memiliki banyak pertanyaan yang ingin dilontarkan pada Ifa namun ia sadar kalau percuma bertanya pada Ifa yang sangat patuh pada Al.
"Jangan panggil aku dengan sebutan Nyonya, aku tidak nyaman dipanggil demikian."
"Maaf, Nyonya. Saya tidak bisa melakukannya karena ini perintah Tuan."
"Tolong bawakan makan malam, aku lapar."
"Baik, Nyonya."
Evelyn tak ingin berdebat dengan pelayan itu dan membiarkannya memanggil nyonya. Evelyn baru sadar ada foto pernikahannya dan Al di atas nakas. Ia melihatnya dan terlihat jika pernikahannya dengan Al adalah pernikahan penuh cinta dari tatapan dan senyuman keduanya. Jadi tak mungkin ada unsur pemaksaan di dalam pernikahan ini.
"Berhenti berpikir buruk tentang Al, dia pria baik," ucap Evelyn pada dirinya sendiri dikarenakan hatinya terus menolak fakta bahwa ia dan Al sudah menikah.
___________
"Pak, Dokter Ilara meneleponku karena Anda tidak kunjung melakukan konsultasi sesuai jadwal dan tidak mengangkat panggilannya."
Al yang sedang memeriksa dokumen perjanjian dengan perusahaan tekstil yang tertunda karena kecelakaan pesawat langsung berhenti dan menatap tajam Ilara.
"Saya sudah sehat lalu untuk apa berobat pada dokter kejiwaan?"
Kia menundukkan kepalanya karena takut pada bosnya, namun ia memberanikan diri untuk buka suara demi kebaikan bosnya. Ia sadar bahwa kondisi bosnya bukan semakin membaik, malah makin memburuk dan itu membuat Kia khawatir pada bosnya.
"Tapi, Pak. Dokter Ilara mengatakan bahwa kondisi Anda belum stabil dan menyuruh saya terus mengingatkan jadwal minum obat karena...
"UDAH BERANI KAMU MEMERINTAH SAYA, KAMU KIRA SAYA ENGGA PAHAM DENGAN DIRI SAYA SENDIRI. KELUAR."
Tubuh Kia tersentak kaget karena dibentak oleh bosnya. Terlihat Al begitu emosi karena ucapannya. Al tak suka saat ada yang mengoreksi keputusannya menurutnya keputusannya sudah benar. Ia sakit karena kehilangan Evelyn. Namun Evelyn sudah kembali dan ia akan sehat lagi.
"Maaf jika ucapan saya menyinggung perasaan Pak Al, tapi saya mengatakan ini demi kebaikan Pak Al. Saya tidak mau kejadian tiga tahun lalu terulang kembali, Pak."
"KELUAR, KIA! SAYA TIDAK BUTUH SARAN KAMU!"
"Baik, Pak. Permisi."
Kia tak merasa sakit hati dengan perlakuan kasar Al, melainkan merasa kasihan karena ia tahu bosnya sedang berusaha membohongi diri sendiri. Setelah Kia meninggalkan ruangan, Al melampiaskan emosinya dengan melempar barang-barang di ruangan sambil berteriak emosi.
"EVELYN."
___________
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pengganti
RomanceKecelakaan pesawat lima tahun lalu menyebabkan istri Aldebaran, Evelyn meninggal dunia. Hingga saat ini Aldebaran masih sangat mencintai mendiang istrinya dan belum bisa melupakan sang istri. Hal itu menyebabkan psikisnya bermasalah. Hingga ia diper...