Evelyn tak tahu harus senang atau sedih saat ingatannya perlahan pulih. Di satu sisi ia senang karena bisa mengingat beberapa hal yaitu kepingan kejadian saat bersama orang tuanya, saat kelulusannya, dan pria misterius walaupun semua wajah mereka buram dalam ingatannya. Tapi di sisi lain ia sedih karena tak ada Al di kepingan memorinya.
Saat ini ia sedang bersantai melihat taman bunga di pekarangan rumah Al. Awalnya ia tampak menikmati pemandangan bunga mawar dan melati, hingga ia melihat bunga matahari. Seketika kepingan memori lain muncul yaitu seorang pria yang sedang bertunangan dengan dirinya di taman yang dihias seindah mungkin dengan bunga matahari bahkan cincin berliannya pun bermotifkan bunga matahari.
"Kamu suka ga dengan dekorasi ini? Aku merancang sendiri karena aku tahu kamu suka banget sama bunga matahari."
"Ya, aku suka. Terima kasih, Sayang. Aku semakin cinta kamu, Nino."
Bersamaan dengan penyebutan nama pria itu, kini wajah pria yang bertunangan dengannya terlihat jelas. Namun bukan wajah Al yang ia lihat. Wajah tampan nan lembut yang menatapnya tulus, pria itu bernama Nino.
"Nino, dia tunanganku. Lalu Al siapa?"
Air mata menetes dari pipi Evelyn saat dugaannya selama ini benar. Al adalah seorang penipu yang memanfaatkan kondisinya yang amnesia demi kepentingan pria itu sendiri. Walaupun Evelyn tak tahu manfaat Al melakukan ini padanya.
"Nyonya, ada apa?"
Evelyn menoleh pada Lastri yang berada di depannya. Ia baru ingat keberadaan wanita itu yang dari tadi mengikutinya kemana saja padahal ia sudah minta ditinggal sendirian. Evelyn merasa risih dengan keberadaan pelayan itu namun karena Al yang menyuruhnya maka ia terpaksa membiarkannya ada di sini.
"Saya engga apa-apa dan berhenti mengikuti!"
Evelyn yang sudah tahu kebenaran tentang Al akhirnya tak bisa membendung kemarahannya. Ia menatap tajam Lastri lalu berlari ke gerbang, Lastri yang melihatnya langsung panik dan berteriak memanggil Evelyn agar kembali namun Evelyn terus berlari.
"Nyonya Evelyn berhenti!"
"Nyonya mau kemana?"
"Nyonya harus izin dulu ke Pak Al."
"Penjaga! Tangkap Nyonya Evelyn!"
Evelyn hampir berhasil kabur karena gerbang yang terbuka dan tak ada penjaga namun teriakan dari Lastri membuat penjaga sadar dan kini menangkapnya. Evelyn memberontak dan berteriak minta dilepaskan namun tak didengar oleh penjaga itu. Sedangkan Lastri buru-buru menelepon Al untuk melaporkan kejadian ini.
"Lepaskan saya! Saya engga mau ada di sini! Kalian semua penjahat!"
"Pak Al, Nyonya Evelyn mau melarikan diri."
________________
Setelah mendapat telepon dari Lastri, Al langsung meninggalkan meeting dan pulang ke rumah. Kia yang melihat hal itu buru-buru berkomunikasi dengan direktur untuk mengambil alih rapat dan mengejar bosnya.
"Ada apa dengan Evelyn, Pak?"
Walaupun belum diberitahu namun Kia sudah tahu bahwa hanya Evelyn yang bisa membuat Al menjadi tak bertanggung jawab dengan meninggalkan rapat seenak hati. Maka dari itu ia langsung bertanya.
"Telepon dokter untuk menyiapkan suntikan tidur untuk Evelyn."
"Baik, Pak."
Kia mulai menelepon dokter yang biasanya mengurus keadaan Evelyn sambil berjalan mengikuti bosnya. Ia jadi penasaran apa yang terjadi pada Evelyn sampai harus diberi suntikan tidur.
_____________
Kia tak bisa menyembunyikan raut wajah terkejutnya saat melihat tangan dan kaki Evelyn diikat di setiap di tiang ranjang. Ia merasa kasihan saat melihat Evelyn berteriak minta dilepaskan. Sedangkan Al hanya diam menatap datar ke arah Evelyn. Evelyn yang melihat Al datang semakin beringas, ia menatap penuh kebencian pada pria itu.
"Penipu! Penjahat! Aku sudah tahu bahwa kau membohongiku, kau bukan suamiku! Pria yang kucintai adalah Nino, bukan dirimu!"
Tangan Al mengepal kuat dan matanya berkilat penuh emosi saat mendengar istrinya menyebut nama pria lain. Hatinya terasa perih mengetahui istrinya mencintai pria lain, bukan dirinya. Hal itu juga yang membuatnya langsung memerintahkan dokter menyuntik Evelyn.
"Suntik dia."
"Baik, Tuan."
"Tidak! Aku tidak mau disuntik!"
Teriakan Evelyn tak mampu mengubah keputusan Al. Setelah dokter menyuntiknya, perlahan-lahan kesadaran Evelyn menghilang namun sebelum tertidur, Evelyn sempat mengatakan hal yang membuat Al marah besar.
"Nino, bebaskan aku dari dia."
__________
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pengganti
RomansaKecelakaan pesawat lima tahun lalu menyebabkan istri Aldebaran, Evelyn meninggal dunia. Hingga saat ini Aldebaran masih sangat mencintai mendiang istrinya dan belum bisa melupakan sang istri. Hal itu menyebabkan psikisnya bermasalah. Hingga ia diper...