Bab -21-

12.5K 279 1
                                    

Evelyn sudah tak kuat diikat dan dikurung di dalam kamar, ia ingin bebas dan memilih mengalah. Namun niatannya harus tertunda karena dua hari ini Al tak datang ke kamar dan pelayan tak berani membuka ikatan di tangan dan kakinya.

Malam ini, Evelyn sengaja menahan kantuk karena takut Al datang di tengah malam. Ia terus menatap pintu dengan harapan pria itu membuka pintu. Namun harapannya pupus karena sampai jam empat pagi, Al tak kunjung datang dan ia pun tertidur tanpa sadar.

___________

Suara kegaduhan mengganggu tidur Evelyn hingga ia terbangun. Saat ia masih berusaha mengumpulkan nyawa, tiba-tiba saja ia melihat Al berlari masuk kamar lalu membuka ikatan di kaki dan tangannya. Evelyn langsung sadar dan hendak mencoba kabur setelah ikatannya terlepas, namun Al dengan cepat menangkap tubuhnya dan menyeretnya keluar.

"Diam, Evelyn. Percuma kau mencoba kabur, kau tak akan berhasil."

"Aku akan terus mencoba sampai titik darah penghabisanku."

Nyatanya ucapan Al benar, kekuatan tubuh Evelyn tak sebEvelyng dengan kekuatan tubuh Al. Namun Evelyn dibuat terkejut saat keluar kamar dan melihat rumah Al sudah berantakan bahkan banyak pelayan dan orang berseragam polisi yang tak sadarkan diri. Evelyn mencoba mencerna apa yang terjadi hingga satu kemungkinan terbesit di benaknya.

"Nino, dia sudah datang. Dia yang melakukan ini untuk menyelamatkanku. Dimana dia?"

Evelyn begitu bersemangat saat membayangkan hal itu namun Al tak menjawab pertanyaannya dan terus menyeretnya keluar dari rumah. Ia dipaksa masuk namun Evelyn langsung menggigit leher Al hingga berdarah dan berlari sekencang mungkin menuju ke arah gerbang yang kini tak dijaga.

"Evelyn, berhenti!"

Evelyn tak peduli dengan teriakan Al dan terus berlari, ia berkali-kali menoleh ke belakang untuk memastikan masih ada jarak antara dirinya dengan Al yang kini sedang mengejarnya. Hal itu mengakibatkan ia tak melihat ke depan dan tak menyadari ada mobil yang melaju cepat ke arahnya.

BRAKK.

Kecelakaan itu berhasil dihindari dan Evelyn selamat karena Al berhasil mengejarnya dan menarik tubuhnya ke tepi jalan. Evelyn yang masih terkejut dengan keadaan tadi langsung terdiam dan menyaksikan Al yang merintih kesakitan karena kepalanya terbentur pinggir trotoar untuk melindungi kepala Evelyn. Darah mengalir dari kepala Al dan jika tak segera dibawa ke rumah sakit, kemungkinan Al akan meninggal.

"Aku harus pergi. Buat apa peduli pada penjahat seperti dia? Itu balasan atas kejahatannya padaku. Aku harus segera menemui Nino," ucap sisi hati jahat Evelyn.

"Tapi jika aku meninggalkannya maka dia akan meninggal. Dia mungkin jahat, namun dia selalu memperlakukanku dengan baik apabila aku tidak melawan dan kondisinya begini karena menolongku juga," ucap sisi hati baik Evelyn yang tak tega melihat kondisi Al.

Terjadi perang batin di hati Evelyn, ia terus berpikir pilihan apa yang harus ia pilih. Hingga ia tak sadar jika Al sudah tak sadarkan diri dan membuatnya khawatir.

"Al, bangun. Aku ada di sini, aku tidak akan meninggalkanmu, Al."

Evelyn merobek rok di bagian bawah untuk menutup kepala Al yang berdarah agar menghentikan pendarahan. Ia bahkan berulang kali mencoba menghentikan kendaraan untuk meminta bantuan membawa Al ke rumah sakit. Namun nyatanya tak ada mobil yang mau berhenti dan membuatnya semakin panik karena takut terlambat menolong Al.

"Berhenti! Tolong, ada korban kecelakaan!"

Merasa percuma melakukan ini, akhirnya Evelyn nekat berdiri di tengah jalan dan menghalangi sebuah mobil yang melaju ke arahnya. Jika saja pengendara mobil tidak rem tepat waktu maka ia mungkin akan meninggal. Namun untungnya mobil itu berhenti tepat waktu.

"Kau sudah gila?! Mau mati jangan di sini!"

Pengendara itu memaki Evelyn karena marah dengan kelakuan Evelyn yang membahayakan orang lain, namun Evelyn tak sakit hati karena paham ini salahnya, Evelyn langsung meminta tolong pada pengendara itu.

"Pak, tolong. Suamiku mengalami kecelakaan dan harus dibawa ke rumah sakit. Tolong antar kami, dia harus segera ditolong."

Pengendara itu terdiam sesaat lalu menoleh pada Al dan Evelyn secara bergantian. Awalnya terlihat ragu namun saat melihat kondisi Al yang memprihatinkan dan tatapan memohon dari Evelyn, akhirnya ia mengangguk.

"Ayo, naik. Aku akan membawa kalian ke rumah sakit."

"Terima kasih, Pak. Kau sangat baik."

Evelyn bersyukur karena pria itu mau menolongnya dan mengangkat Al ke mobil. Saat di mobil, ia hanya bisa berdoa dan menyerahkan segalanya pada Tuhan. Hati Evelyn terus bertanya-tanya kenapa ia mau menolong Al sampai mengorbankan nyawanya, padahal jika ia memilih tetap lari maka ia sudah bertemu Nino.
_________

Istri PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang