Bab -8-

23.8K 327 2
                                    

Ifa sedang membersihkan kamar Evelyn dan Al, sedangkan Evelyn masih tertidur. Ia mengelap meja dan membuang sampah di kamar ke tempat sampah. Namun saat melihat ada pil di tempat sampah, ia pun tak jadi membuang sampah dan mengambil pil itu.

"Ini mirip obat yang Nyonya Evelyn minum, kenapa ada di tempat sampah? Apa engga sengaja kebuang ya?"

"Ifa."

Ifa membalik badan dan melihat Evelyn sudah bangun, ia buru-buru menghampiri majikannya dengan tangan masih memegang obat tadi.

"Iya, Nyonya. Ada apa?"

"Ambilkan saya minum."

Dengan cepat Ifa mengambil minum untuk Evelyn. Setelah minum, Evelyn menatap pelayannya dan penasaran dengan obat di tangan Ifa.

"Itu obat apa?"

"Ini obat Nyonya, tapi tadi saya temukan di tempat sampah. Engga tahu siapa yang buang."

Kening Evelyn berkerut bingung saat mendengar penjelasan Ifa. Ia mengambil obat itu lalu mencocokkannya dengan obat di laci yang tadi diberikam suaminya kepada dirinya. Ifa pun penasaran dengan apa yang dilakukan majikannya.

"Kenapa, Nyonya?"

"Kok obatnya beda ya?"

Sekarang giliran Ifa yang bingung dengan penjelasan majikannya karena sebagai orang awam di bidang kesehatan, ia melihat obat itu sama.

"Beda dimananya? Kelihatan sama kok, Nyonya. Kecuali petugas kesehatan yang melihatnya baru menemukan bedanya."

Seketika Evelyn tersadar dengan kejanggalan yang Ifa katakan. Menurut penjelasan Al, ia adalah desainer pakaian, lalu kenapa ia paham tentang obat-obatan? Kenapa obat ini dibuang dan diganti dengan obat lain?

Begitu banyak pertanyaan di otak Evelyn saat ini sehingga ia memaksa otaknya untuk mengingat dan berpikir keras. Hal itu membuat otaknya terasa sangat sakit hingga ia berteriak kesakitan.

"AARRGGGHHH."

"Sakit, tolong."

"Nyonya, sakit lagi? Ifa bawa ke dokter ya?"

Evelyn mengangguk sambil menangis, menahan rasa sakit di kepalanya saat dituntun Ifa menuruni tangga. Ifa berteriak memanggil supir lalu membawa majikannya ke rumah sakit. Di dalam mobil, Ifa terus menenangkan Evelyn walaupun tidak membantu apapun. Ia merasa kasihan pada majikannya dan hendak menelepon Al namun Evelyn menahannya.

"Jangan telepon, Al. Jangan beritahu dia."

"Tapi kenapa, Nyonya? Tuan mungkin...

"Saya bilang jangan, Ifa!"

Melihat Nyonyanya yang masih kesakitan, Ifa langsung mengangguk dan tak membantah lagi. Sesampainya di rumah sakit, Ifa langsung ke meja resepsionis untuk memberitahukan keluhan Evelyn dan majikannya akhirnya diperiksa dokter. Ifa menunggu dengan wajah cemas saat dokter itu memberikan sebuah obat pada Evelyn. Obat itu membuat Evelyn jadi lebih tenang, kini dokter itu ingin bicara padanya karena kondisi Evelyn yang lemas tak mampu diajak bicara.

"Pasien mengalami amnesia, lalu kenapa diberikan obat pelupa ingatan? Bukankah saya sudah memberi obat penguat ingatan agar ingatan pasien kembali pulih?"

Ifa yang tak tahu apapun hanya bisa memasang wajah kaget. Sedangkan Evelyn yang masih bisa mendengar ucapan dokter, mulai meneteskan air mata dengan tangan terkepal kuat. Semua sudah jelas sekarang, Al memiliki niat buruk padanya hingga tak ingin ia sembuh.

"Pria jahat."

_____________

"Ifa, kamu tahu apa yang disembunyikan Al dari saya?"

Sesampainya di rumah setelah berobat, Evelyn bertanya pada Ifa, berharap wanita tua itu mau jujur padanya. Namun nyatanya Ifa tetap berpihak pada Al dan menggelengkan kepalanya.

"Saya mau istirahat, kamu keluar sekarang, Ifa."

"Maaf, Nyonya."

Hanya permintaan maaf yang bisa Ifa berikan karena merasa bersalah dan berdosa telah ikut membohongi Evelyn. Evelyn terdiam di depan cermin dan memandang pantulan dirinya.

"Siapa diriku dan siapa Al?"

____________

Istri PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang